Find Us On Social Media :

Parkir Motor, Mahal Tapi Kurang Layak

By Motorplus, Jumat, 9 Maret 2012 | 07:37 WIB
()

()

 Parkiran motor mestinya memberikan kenyamanan karena mahal
Sebagian pemilik motor sering mengeluh soal diskriminasi parkiran. Terutama kalau mereka hendak pergi jalan ke mal besar atau ada suatu keperluan ke hotel berbintang. Mereka diletakkan di bagian belakang atau parkir harus berjauhan dari lokasi dituju.

Soal ini memang cukup mengganggu. ÔÇ£Susah kalau mau pergi ke hotel itu. Parkirnya jauh dan di belakang. Mana sempit lagi lokasinya,ÔÇØ ungkap Ardi, seorang pengendara yang mengeluhkan soal fasilitas perparkiran.

()

 CCTV atau kamera pengawas diletakkan di pintu masuk dan keluar motor. Sehingga Saat keluar motor harus menunjukkan STNK asli, dan di layar monitor bisa dicek, untuk mencocokkan pengendara dan motor saat masuk dan keluar.
MOTOR Plus pernah mengulas secara pendapatan, parkiran motor justru lebih besar dibanding mobil. Dengan luas lokasi yang sama, satu parkiran mobil itu bisa memuat 4 sampai 5 motor. Dengan harga parkir motor setengahnya harga parkir mobil, sedangkan secara kuantitas jumlah motor bisa memuat 5 unit di lokasi yang sama, maka harga per meter persegi, parkiran motor jauh lebih mahal dibanding mobil. Dengan demikian, sangat wajar jika pengelola parkiran harus memberikan fasilitas yang lebih manusiawi kepada pengendara.
()

 Petugas parkir di ITC Permata Hijau sangat waspada. Bercermin dari banyaknya kejadian kehilangan helm. Mereka tidak mau ambil risiko. Tiap helm dengan kondisi sangat layak langsung diamankan dan disimpan di lokasi penitipan
Iwan Setiawandi, Kepala Dinas Pendapatan DKI Jakarta mengungkapkan nominal parkir yang masuk ke kas pajak hanya 20 persen. Selebihnya buat pengelola. Bisa untuk biaya maintenance, operational cost, petugas parkir, dan juga pembangunan gedung.

Tulus Abadi, Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia menilai semestinya uang yang didapat dari parkir harus dikembalikan untuk memperbaiki sistem transportasi publik. ÔÇ£Sama seperti kebijakan jalan berbayar melalui electronic road pricing, potensi pendapatan dari lahan parkir ini harus langsung dikembalikan ke sektor transportasi. Jangan dimasukkan ke sektor lain,ÔÇØ ujar Tulus.


Atap mesti jadi standar baku untuk parkiran motor. Kenyamanan dalam parkir ini yang harusnya diberikan pihak pengelola parkir kepada pengendara

Sebagian pengendara yang ditemui saat memarkir kendaraan umumnya menginginkan parkiran yang lebih layak dari sekarang. ÔÇ£Ada atapnya, jarak antara baris motor di depannya agak lebar supaya motor tidak kena senggol. Kalau di bagian bawah atau basemen supaya diberi sirkulasi udara supaya tidak panas.ÔÇØ (motorplus-online.com)