Find Us On Social Media :

Pasang Piggyback TDR IFA, Cara Mudah Tambah Suplai Bensin Injeksi

By Motorplus, Senin, 16 April 2012 | 12:13 WIB
()

()

Motor berteknologi injeksi kerap jadi momok buat yang suka ngoprek. Utamanya ketika harus menambah suplai bahan bakar. Misalnya sehabis ganti knalpot. Pada mesin berkarburator cukup ganti spuyer, sedang di mesin injeksi kudu pasang piggyback.

Dengan Piggyback, semprotan bahan bakar oleh injektor bisa ditambah dengan memberikan perintah pada ECM (Electronic Control Module). Sayangnya harga komponen penipu ECM ini enggak murah. Di pasaran paling murah berkisar Rp 2 jutaan. Tapi tenang, kini ada yang murah!

TDR baru saja memasarkan Injection Fuel Advance atau disingkat IFA. "Harganya cuma Rp 799 ribu,ÔÇØ beber Benny Rachmawan, R&D Mitra2000, pemegang merek TDR. Untuk sementara IFA ini hanya tersedia untuk injeksi Honda generasi 3. Seperti Honda CBR 150R, CBR 250R, Supra X 125 PGM-FI keluaran awal, Revo Techno AT dan PCX 150.

Pada Honda generasi 3, masih memiliki sensor manifold absolute pressure (MAP). Sensor MAP inilah yang dimanipulasi oleh IFA. MAP bertugas membaca tekanan udara yang masuk untuk kemudian dilaporkan ke ECM sebagai salah satu parameter menentukan jumlah semprotan bahan bakar.

"Kedepannya kita juga akan luncurkan untuk injeksi Honda generasi 4 dan injeksi untuk Yamaha juga. Sekarang masih tahap pengembangan," lanjut Benny.

()
Hanya pin nomor 27, 4 dan 6 yang digunakan, pin nomor 27 untuk sensor manifold absolute pressure
Yuk langsung coba pasang di Honda CBR 250R. Setelah lepas cover bodi langsung ambil ECM. Lepas soketnya dan cari kabel MAP sensor. Kabel ini berwarna hijau muda/kuning atau nomor pin 27 di ECM. Potong kabel itu dan pasang secara seri dengan kabel IFA.

Dari MAP sensor, sambung dengan kabel putih, lalu yang masuk ECM ketemu kabel kuning. Jadi intinya, arus dari MAP sensor yang harusnya langsung ke ECM dibelokan terlebih dahulu ke IFA. Sedang untuk powernya, kabel positif berwarna merah dipararel dengan kabel kuning/merah atau pin 6 dari ECM. Yang hitam sebagai massa dipararel dengan kabel hijau/putih atau pin 4 dari ECM.

Seting cukup pakai obeng min
Kalau sudah terpasang tinggal setting. "Caranya simpel sekali, tidak butuh laptop hanya obeng minus saja," beber Benny yang berkantor di Lodan Center, Jakarta Utara ini. Setelah mesin menyala, tinggal putar kekanan untuk semprotan bensin makin banyak dan ke kiri kalau mau makin kering.

ÔÇ£Kalau mau lebih detail perlu Voltmeter. Bisa terlihat perubahan tegangannya," jelas pria bertubuh subur ini. Pada CBR 250R, saat dibaca pakai voltmeter, tegangan terendah terbaca 1,98 V dan tertinggi 2,95 V.

Ketika tegangan ada pada 2,95 V bau bensin dari knalpot sangat menyengat, bukti kalau semprotan bahan bakar dari injektor sangat kaya. Menurut Benny, untuk motor standar disetting pada 2,02 V sudah cukup enak. Tapi kalau sudah ganti knalpot boleh ditambah lagi.

Meski menawarkan kemudahan cara setting dan harga yang terjangkau, IFA hanya bisa mengatur jumlah semprotan secara general. Di putaran bawah dan atas dipukul rata, benar-benar mirip ganti spuyer pada karburator. (motorplus-online.com)