Find Us On Social Media :

Keram Otak Hantui Bikers, Ketegangan Otot Seputar Otak

By Motorplus, Jumat, 8 Maret 2013 | 18:49 WIB
()


Pernah dengar kan sakit keram otak. Kedengarannya ngeri. Apalagi ditambah banyak cerita-cerita tentang efek yang ditimbulkan terutama pada pengendara motor. Tiba-tiba keseimbangan hilang, terasa blank dan lainnya.

Apabila terjadi ketika berkendara, langsung gedubrak, bahkan bisa nggak sadarkan diri beberapa saat. "Masyarakat menyebutnya keram otak, tapi sebenarnya yang terjadi ketegangan di daerah sekitar otak, yaitu otot yang ada di sekeliling otak. Sedangkan otak sendiri tidak memiliki sensor rasa sakit," terang dokter Alifa Dimanti, spesialis syaraf dari RS. Puri Indah, Jakarta Barat.

Otot yang tegang di sekitar otak membuat kepala terasa berat, seperti ditekan-tekan. Rasa sakit ini sebenarnya tidak terjadi sesaat. Tetapi, merupakan penumpukan dari ketegangan otot sebelumnya yang beberapa kali. Tetapi, tidak terlalu dirasakan.

Pada pengendara motor, keram otak  disebabkan karena posisi berkendara. "Orang berkendara terlalu lama atau sering, dan tanpa melakukan peregangan atau olahraga ringan. Sehingga menjadi potensi alami ketegangan otot. Awalnya biasanya di punggung, leher belakang pundak pinggang serta kaki. Lama-lama otot di seputaran otak ikut terasa," tambah dokter Alifa.

Karena sifat otot tegang itu selalu menjalar ke otot sekitarnya. "Kalau awalnya di punggung, lama-lama menjalar ke kepala," ulas dokter spesialis saraf ini.

Selain karena posisi berkendara, rasa depresi bisa mempengaruhi ketegangan otot di sekitar otak. "Ini menjadi gangguan terselubung. Hal ini disebabkan mungkin tingkat aktifitas kerja yang tinggi," tambahnya dr. Alifa.

Bisa juga disebabkan gangguan elektrolit. Dengan aktifitas kerja dan bermotor setiap hari sebaiknya konsumsi kalsium juga diperhatikan. Kalsium sangat penting menunjang aliran darah dalam tubuh menjadi lancar.

Dan penyebab lainnya hipoksia, yaitu kurangnya oksigen dalam tubuh. "Polusi, pemakaian masker, panasnya matahari, serta konsentrasi tinggi saat berkendara, menyebabkan napas sesak," lanjut dr. Alifa. Dengan kondisi yang sesak menyebabkan oksigen yang dihirup relatif berkurang dan tidak leluasa ditambah badan tidak nyaman. Hal ini bisa menyebabkan pengendara mendadak sesak napas.

Untuk itu disarankan pengendara motor melakukan peregangan rutin. "Biasakan melakukan olahraga. Minimal sehari 2 kali pagi dan sore untuk meregangkan otot-otot seluruh badan. Enggak perlu lama-lama. Cukup 5-10 menit setiap pagi dan sore," anjurnya. (motorplus-online.com)