Find Us On Social Media :

Ayo...!!! Selamatkan Anak-Anak!

By Motorplus, Minggu, 15 September 2013 | 10:46 WIB
()

()

Kecelakaan tragis yang melibatkan tiga mobil di tol Jagorawi, Minggu dinihari (8/9) lalu begitu menyiya perhatian banyak orang. Kecelakaan yang diawali dengan nyelonongnya Mitsubshi Lancer EX dan menyenggol bagian belakang Toyota Avanza dan dilanjut adu kambing dengan Daihatsu Grand Max menyebabkan 6 orang meninggal dunia.

Bikin miris dari kejadian ini adalahpengemudi Lancer, Abdul Qadir Jaelani masih 13 tahun. Kasus yang menimpa Dul panggilan akrabnya, menjadi potret keseharian. Di dunia roda dua peristiwa anak di bawah umur menjadi ‘pelaku’ kecelakaan bukan hal yang sedikit.

()


Masih ingat saat pesinetron Adi Firansyah yang tewas, pada 2007 lalu. Ia mengalami kecelakaan fatal setelah bertabrakan dengan pengendara yang berusia sebaya Dul.

Namun demikian, MOTOR Plus tidak setuju jika ada anggapan, motor sebagai mesin pembunuh. Motor sama seperti pisau. Ia ada sebuah alat yang bisa berdampak positif atau sebaliknya. Karenanya penting untuk memperketat syarat pemanfaatannya serta pengawasannya.

Fakta memperlihatkan pada 2012, khusus di kawasan Polda Metro Jaya, anak-anak di bawah usia 16 tahun yang menjadi pelaku kecelakaan lalu lintas jalan melonjak drastis. Bila pada 2011 baru 40 kasus, tahun lalu menjadi 104 kasus. Artinya, melonjak 160%. Ngerai!

Dari sisi kontribusi, anak-anak di bawah umur, menyumbang 1,72% terhadap total pelaku kecelakaan. Pada 2012, tercatat 6.064 pengendara yang menjadi pelaku kecelakaan di Jakarta dan sekitarnya. Sedangkan, rentang 22-30 tahun, menjadi penyumbang terbesar, 33,13%.

Di sisi lain, anak-anak sebagai korban kecelakaan anjlok 27,98%. Khususnya, untuk rentang usia 1-10 tahun. Mirip dengan di posisi sebagai pelaku, anak-anak yang menjadi korban kecelakaan hanya menyumbang 4,04%. Angka itu merupakan yang terendah dari enam kelompok usia korban yang diklasifikasikan.

Sebagai pelaku kecelakaan bisa dimaknai bahwa mereka adalah para pengendara kendaraan bermotor. Artinya, mereka bisa melenggang berkendara di jalan raya tanpa intervensi berarti dari lingkungan sekitar. Di sini perlunya peran orangtua membendung anaknya berkendara di jalan raya patut dipertanyakan.

Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono, dalam gelaran safety riding di Jogja beberapa Minggu lalu mengungkapkan keprihatinannya terhadap kecelakaan yang melibatkan anak-anak.

“Mereka membawa motor dengan meliuk dan sepertinya memiliki skill baik. Padahal itu sangat berbahaya sekali,” jelas Bambang sambil bilang kalau selain factor regulasi yang memang belum memperbolehkan, anak-anak tentunya secara emosi juga masih labil.

Berkendara butuh kematangan jiwa yang berarti tidak mudah terprovokasi oleh situasi di sekitarnya. “Peer group alias kelompok sepermainan sangat berpengaruh terhadap kestabilan seseorang yang masih remaja,” bilang Edo Rusyanto ketua RoadSafety Association (RSA).

Ia mencontohkan, pengendara yang labil pastinya akan berusaha menunjukkan eksistensinya manakala temannya memanas- manasi. “Karena itu, ada beberapa hal yang menjadi akar dari permasalahan ini,” ucap Edo lagi.


Pertama adalah sikap permisif dari orang tua. Para orang tua beranggapan anaknya sudah mampu untuk mengendarai motor. ‘Akh.. gak papa. udah bisa kok’. Berikutnya jarak dekat. sikap membolehkan ini karena perjalanan yang dilakukan oleh si anak tidak jauh. Masih di seputaran kompleks perumahan. “Padahal yang namanya kecelakaan tidak mengenal jarak. Jauh dekat sama saja,” tambah Hadrianus Ary Yuanto, Instruktur Safety Riding PT Astra Honda Motor.

Transportasi buruk juga jadi poin kenapa orang tua membolehkan anaknya bawa motor sendiri. “Nggak kalah penting kebanggaan kalau anak bisa bawa motor sendiri,” cuap Edo.

Berkaca pada kejadian ini, benteng utama dari pencegahanadalah pada keluarga. Orang tua harus berperan aktif untuk mengawasi aktivitas sang anak. Pihak petugas pun harus memiliki etegasan dalam menegakkan aturan. Sudah bukan rahasia atau jadi rahasia umum, petugas terkesan enggan melakukan pencegahan ketika ada anak di bawah umur berkendara. Terlebih mereka yang membawa kendaraan roda empat.

Ayo selamatkan anak-anak! (www.motorplus-online.com)

 

Penulis : Hend

Foto : Dok M+