Find Us On Social Media :

Modifikasi : Yamaha Mio Soul 2010 Purwakarta, Utak-Atik Untuk Setting Trek Pendek

By Motorplus, Jumat, 8 November 2013 | 12:36 WIB
()

()

Nafas mesin sesuai kebutuhan dan trek

Mendapat gelar juara, mungkin bukan satu-satunya tujuan buat Diar Anggoro pemilik tim APT CS 212 69 AHRS Purwakarta. Karena utak-atik mesin adalah hobi yang ditekuni sekaligus menjadi jalan mencari rezekinya. Beberapa kali turun di balap kelas matik, belum mendapatkan hasil yang membanggakan.

Tapi, kebanggan itu mulai ada ketika turun di kelas Matic  150 cc TU Open di Kejurda Open Race Serang Seri III  di Stadion Maulana Yusuf, Serang, Banten, garapan NHK PBS Racing Production (22/9). Selain setingan yang pas, Dewi Fortuna sedang menghampiri. Yamaha Mio Soul yang andalkan joki Julio Usmanius, akhirnya finish di podium pertama.

Kali ini, Diar cukup jeli melihat kondisi sirkuit dengan kebutuhan mesin. Setinggan dibuat untuk turun di trek pendek. Maka itu, putaran bawah sangat menentukan. Karena butuh akselerasi lebih spontan dan cepat.

Buat kejar kapasitas mesin 150 cc, Diar mengandalkan piston merek TKRJ yang punya diameter 57,25 mm. Piston yang dibelinya dari speed shop ini tinggal sesuaikan dengan kompresinya. Tetapi, tentunya boring ganti pakai yang besar sesuai diameter piston dong.

()

Andalkan klep 28/24 mm, pas untuk 150 cc

Dengan masih pertahankan stroke Mio standar yang 57,9 mm, maka kapasitas mesin yang sekarang jadi 148,9 cc. Perpaduan ini dirasa sudah cukup buat antar torsi besar di putaran bawah dan tenaga di putaran atas.

“Rasio kompresi mesinnya dibikin 12,5 : 1, karena menyesuaikan bahan bakar yang dipakai. Yaitu, Pertamax Plus," sahut pria yang buka bengkel di Jl. Ahmad Yani Purwakarta, Jawa Barat ini.

Dengan diameter ruang bakar yang sudah besar, Diar mengimbangi gas bakar dan gas buang yang keluar-masuk lewat ubahan diameter payung klep. “Kini diameter payung klep isap dipatok 28 mm dan 24 mm buat klep buang alias ex,” beber Diar tanpa sebutkan merek klep.

Agar lamanya buka-tutup klep sesuai kebutuhan di ruang bakar, maka durasi noken as alias kem disetting ulang. Buat klep in, durasi bermain di angka 278 derajat. Sedangkan buat klep ex, main 277 derajat. “Sayangnya, saya lupa hitungan rinci buka-tutupnya,” kata Diar ketika ditanya soal detail durasi kem. Ah masa sih bro?

Tetapi dengan durasi yang tergolong tinggi dan lama membuka itu, lift klep alias tinggi bukaan klep ikut dibikin tinggi. Yaitu, 9,3 mm. Lift ini, berlaku untuk kedua klep. Masuk dan buang. "Kebetulan pas seting, dapatnya angka sama. Ternyata napas mesin jadi lebih pas," kekehnya.

Piston 57,25 mm bikin isi silinder jadi 149 cc

Agar pasokan bahan bakar sempurna dan lebih besar, karburator milik Honda NSR SP diapalikasi. Keihin PE 28 mm ini diseting lagi spuyernya.

Buat main jet cocok di angka 130. Sedangkan pilot jet bermain di angka 55. Lewat komposisi spuyer ini, pengabutan udara dan bahan bakar terhantar sempurna masuk ke ruang bakar.

Terlebih, dari sektor pengapian juga sudah mengandalkan CDI racing. Pakai CDI BRT Hyperband, timing pengapian dan waktu pembakaran terasa sempurna.

Terakhir, buat akali putaran bawah lebih cepat, permainan bobot roller ikut diperhitungkan. Kondisi ini membantu rasio kompresi mesin yang tak tergolong tinggi. “Roller dipilih yang ringan. Cukup pakai roller 5 gram. Awalnya pakai 4 gram, tetapi terlalu ringan. Setelah dinaikkan sedikit, baru pas," paparnya.(motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : FDR 90/80-14
Ban belakang : FDR 90/80-14
Karburator : NSR SP 28
Cakram : AHRS
Sokbreker : Daytona