Find Us On Social Media :

Pembalap Superbike Sulit Juara di MotoGP, Karena Elektronik, Tenaga dan Bobot Berbeda

By Motorplus, Selasa, 10 Desember 2013 | 14:11 WIB
Pembalap Superbike Sulit Juara di MotoGP, Karena Elektronik, Tenaga dan Bobot Berbeda (motorplus)

Pembalap Superbike Sulit Juara di MotoGP, Karena Elektronik, Tenaga dan Bobot Berbeda (motorplus)

Ben Spies, Troy Bayliss, James Toseland, dan Collin Edwards terbilang gagal menaklukan tunggangan MotoGP. Padahal, mereka kampiun di World Superbike (WSB) di eranya masing-masing. Sebagai catatan hanya Nicky Hayden yang berasal dari AMA Superbike bisa jadi Juara Dunia MotoGP 2006. Tapi, Hayden jadi juara dunia hanya mencatatkan juara seri dua kali.

“Perbedaannya sangat jauh motor yang dipakai di MotoGP dengan motor di WSB. Perbedaannya ada di perangkat sensor elektronik,” urai Collin.

“Benar, perangkat elektronik di MotoGP sangat sensitif. Pembalap harus peka terhadap perubahan settingan. Ini yang enggak ada di WSB,” timpal Jonathan Rea, rider WSB yang pernah menggantikan Casey Stoner beberapa seri.

Memang, perangkat sensor elektronik di MotoGP totalnya ada 45-49 titik. Semua sensor itu membantu performa pembalap. Sensor ini terdiri dari kontrol traksi, anti, anti spin, lean angle, gas, dan lain-lain.

“Semua disetting sesuai karakter pembalap. Seandainya tidak terbiasa pastinya akan bikin masalah terhadap pembalap,” kata Rea lrbih lanjut.

Belum lagi, tunggangan MotoGP ergonominya memang dirancang sesuai tubuh secara keseluruhan si pembalap. Tapi, posisi kaki dan tangan sangat berbeda dengan motor yang dipakai WSB.

“Belum lagi tenaga dan bobot motor berbeda. Motor MotoGP ringan tapi tenaga besar. Sedangkan WSB bobot dan tenaga motor masih berbanding lurus,” lanjut Jonathan.

Tuh, kan!(motorplus-online.com)