Find Us On Social Media :

Test Knalpot WRX New 3 Oval Yamaha Mio Sporty, Sediakan 2 Leher Knalpot

By Motorplus, Selasa, 4 Februari 2014 | 11:55 WIB
()

()
Naik 0,5 dk saat didyno

Umumnya knalpot yang dijual di pasaran punya spesifikasi tertentu. Misalnya, buat standaran atau tune up harian (tanpa bore up), atau bore up sampai sekian cc. Ciri-cirinya, bisa dilihat dari diameter leher knalpot.

Makanya saat beli knalpot, sebaiknya tanya dulu speknya buat motor dengan mesin seperti apa. Tapi, kalau dipikir-pikir repot juga ya kalau sewaktu-waktu mesin motor kita dibore up. Yang tadinya sudah nebus knalpot buat mesin standaran, eh kudu beli lagi knalpot.

Eit, tenang aja cuy. Salah satu produsen knalpot lokal, yakni WRX, kini tawarkan sesuatu yang beda. Yakni, knalpot yang dijual dikasih 2 pilihan diameter leher knalpot dalam satu paket. Seperti, seri New 3 Oval buat Yamaha Mio Sporty.

Jadi, ketika ente beli knalpot tersebut, langsung dapat 2 leher knapot dengan diameter berbeda. “Yang diameternya kecil buat mesin standaran sampai tune up harian. Sementara yang diameternya lebih besar, untuk mesin bore up hingga 200 cc. Kalau dipakai di mesin standar, performa putaran bawahnya jadi ngempos,” papar Indrawan, bos WRX sembari bilang banderolnya Rp 1,35 juta.

Bahannya terbuat dari full stainless yang tahan karat dan bobot ringan. Jenisnya slip on yang terbagi dalam 3 bagian. Yakni, leher, pipa tengah dan silencer.

Klaim WRX, knalpot bikinan mereka itu mampu meningkatkan performa mesin lumayan banyak. Suaranya juga lebih adem dan tidak berisik. Untuk membuktikannya, Em-Plus coba jajal di Mio Sporty yang sudah menempuh jarak 75 ribu km.

Saat diukur perfoma standarnya di atas mesin dyno bengkel Ultraspeed Racing (USR) di Jl. Panjang Arteti Kelapa Dua No.1, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, power motor ini sudah agak drop. Terukur hanya 6,751 hp di 8.400 rpm dengan torsi puncak cuma 7,346 Nm/ 5.719 rpm.

Desain silencer kayak punya moge. Modelnya slip on 3 bagian

Tapi, pakai knalpot WRX New 3 Oval dengan leher yang sesuai peruntukannya tanpa dilakukan setting ulang karbu, peak power langsung terkoreksi jadi 7,208 hp/ 8.531 rpm atau naik hampir 0,5 hp. Torsi puncak juga melonjak jadi 7,631 Nm/ 5.309 rpm. Suara yang dihasilkan pun terdengar adem. Agak ngebas gihtu, bro. Namun, tidak berisik.

“Kalau karbunya disetel ulang, bisa lebih tinggi lagi power dan torsinya,” analisa Freddy A. Gautama, punggawa USR. Soalnya, begitu gas ditutup, knalpot masih nembak. Mencirikan kudu rejetting karbu. Minimal setel perbandingan udara lewat pilot air screw. Tertarik? (www.motorplus-online.com)