Find Us On Social Media :

Peringatan Hari Bumi, Sayang Berakhir Dengan Perkelahian

By Motorplus, Kamis, 10 Juli 2014 | 20:49 WIB
()

Event yang diundur seminggu ini berujung perkelahian

Kisah motoris memang penuh warna. Yuk, kita share pengalaman dua kumpulan dari dua habitat, organisasi kepemudaan Sellect Indonesia bermarkas di Balaraja, Banten disupport Karina Enterprise  dan klub motor  Outsiders MC chapter Banten, klub lain se-Banten, organisasi Pecinta Alam dan pelajar. Mereka concern soal isu-isu lingkungan, kebersihan kota dan getol mempersuasi kawula muda untuk sadar kelestarian  lingkungan.

“Kami persiapkan jauh-jauh hari event yang libatkan para brothers memperingati hari Bumi di 31 Mei lalu. Lokasi di Jungle Walk Telaga Bestari, Cikupa, Tangerang. Antusias cukup besar, kita undang  para musisi etnik, pemerhati lingkungan, program pemungutan sampah, pembagian pohon dan film bertemakan kesadaran lingkungan,” buka M. Abdul Fatah R, Ketua Pelaksana, Andry Hermansyah (Sekretaris) dan Akbar Gumelar Syahputra dari Sellect.

“Pedulian dan simpati para brothers tinggi. Mereka yang datang juga support penuh life member kita yang lagi keliling Indonesia dalam program Indonesia Pride Movement, kang Angga Pribadi Laksana. Posisi saat itu di Papua, naik Honda GL-100. Di acara ini kami semua ikhtiar menyisihkan dana untuk sekedar bekal perjalanannya. Rencananya saat pulang nanti dia akan menyusun buku perjalanan sekedar sharing info dengan motoris tanah air soal pengalaman turingnya,” tambah Kabul mewakili anak klub.

Awalnya perhelatan berkonsep unik ini berjalan lancar. “Lokasinya juga keren dan mudah dijangkau. Lay out disusun rapi dan beberapa motor modif berpartisipasi hiasi panggung,” gambar Axunk Mad Max yang rela pajang choppernya.

“Sayang, peristiwa ini tercemari oknum-oknum tak bertanggung jawab! Saat acara berlangsung, seseorang merangsek masuk naik motor ke tengah-tengah gelaran. Ia memprovokasi anak-anak motor dan memancing keributan. Waktu dihalau ia pergi, tapi tak lama berselang datang dengan teman-temannya,” kisah Zulfan Joy, motoris yang ada di arena.

“Tepatnya saat kang Memet Genting, musisi etnik Banten sedang perform dibarengi pemutaran film pendek. Ujug-ujug ada preman masuk mengaku salah jalan. Kami yakin ia sengaja, jalan limbung dan mabuk juga provokatif sekali. Saat dihalau, teman-temannya datang dan terjadilah perkelahian masal di sana. Polisi tak banyak berperan saat itu dan acara jadi berantakan,” tambah Praja salah seorang biker yang saat itu terkena pukulan.

Sadar brothernya kena, anak-anak motor bereaksi, dan terjadilah perkelahian masal di acara. “Saat itu bikers masih bisa menahan diri dan tak bereaksi berlebihan. Perkelahian di venue tak sampai meluas dan membahayakan. Kami hanya menyesalkan hal ini. Niat yang baik tapi dirusak oleh oknum-oknum yang tak bertanggung jawab,” sesal Praja.

Brothers di Sellect dan motoris tentu saja prihatin atas peristiwa ini. “Event ini dibuat dengan tujuan baik. Tak cuma organisasi kepemudaan dan anak motor saja. Semua pemuda di Banten harusnya lebih meningkatkan persaudaraan dan tali silaturahmi sebagai tujuan utama event kemarin. Di masa depan, kami harapkan kejadian ini tak terulang. Ayo pemuda Banten, kita kompak dan tidak lagi mengalami kejadian seperti kemarin. Sellect dan klub-klub motor ingin kita semua bersatu, bersahabat dan menggiatkan kembali budaya Banten, memperkenalkan tradisi dan kekayaan Banten kepada semua orang. Next time kita harus mau bahu membahu membuat acara semacam ini lagi tanpa perlu ada perkelahian seperti kemarin,” himbau panitia Sellect Indonesia.

Salute kang! Teruslah berkarya, peristiwa ini pasti ada hikmahnya! (www.motorplus-online.com)