Find Us On Social Media :

Wawancara Ekslusif Dengan Max Biaggi Tidak Pernah Berhubungan Dengan Rossi

By Motorplus, Jumat, 7 November 2014 | 09:40 WIB
()

()
Naik panggung MOTOR Plus Award 2014

Max Biaggi, Runner up MotoGP tiga kali dan Juara Dunia World Superbike (2010 dan 2012) asyik banget ngomong soal seterunya di GP500 dan MotoGP, Valentino Rossi. Memang, Rossi dan Biaggi seteru abadi di kelas para raja lebih dari lima tahun. “Saya ingat pakai motor ini hampir juara dunia. Sayang, juara dunia waktu itu Valentino,” bilang Biaggi yang menerima miniatur Yamaha YZ500 versi 2001.

Ucapan Biaggi itu keluar waktu di panggung MOTOR Plus Award 2014, Rabu lalu (29/10). Setelah turun panggung, rider yang disupport PT Tiarakusuma Indah, produsen helm KYT, untuk datang ke Indonesia langsung duduk dan ngobrol bareng MOTOR Plus.

Tanda tangan miniatur tunggangannya Yamaha YZR500 2001

MOTOR Plus (MP) : Bagaimana hubungan kamu dengan Rossi saat ini?

Max Biaggi (MB) : Maaf saya tidak pernah berhubungan dengan dia.

MP : Yang benar ah, tak pernah kontak-kontakan sama sekali dengan Rossi?

MB : Benar, saya tidak pernah.

MP : Apa benar kamu pernah mukul hidung Rossi di salah satu seri tahun 2001 saat mau naik podium?

MB : Enggak benar. Informasi bohong. Saya memang sering marah kalau kalah darinya. Tapi, hanya sekedar marah.

MP : Semenjak kamu pindah ke WSBK, jarang banget kelihatan cerita yang seru di luar balapan MotoGP

MB : Iya benar. Kalau lihat langsung atau nonton di tv, MotoGP sudah tak ada pertarungan yang sebenarnya. Pembalap yang kalah ataupun menang, sama-sama senang, sama-sama tersenyum. Padahal, kemarahan karena kalah hal yang wajar. Itu emosi yang memang bagus untuk seorang pembalap profesional.

MP : KYT sudah punya program untuk membina pembalap muda Indonesia. Kamu mau bikin program seperti apa seandainya diminta membantu KYT untuk pembinaan pembalap muda Indonesia?

MB : Wah, saya belum tahu tuh kalau KYT punya program itu. Tapi, intinya saya harus langsung lihat dan nilai bagaimana sih pembalap muda di Indonesia. Intinya, pembalap yang mau go international harus siap berpikir keras dan skillnya harus terus-menerus ditingkatkan.

MP : Apa beda WSBK dan MotoGP?

MB : Waduh, susah juga jawabnya. Prinsipnya sih sama saja. Tapi, WSBK butuh fisik lebih tinggi karena motornya massal dan modifikasinya terbatas. Ini berbeda dengan MotoGP yang memang prototipe dan disesuaikan sepenuhnya untuk si pembalap.

MP : Kamu setuju kalau WSBK cuma satu race?

MB : Benar juga ya. Dua race tiap seri di WSBK butuh energi lebih untuk berpikir. Karena enggak cukup menang satu race. Tim juga berpikir dan mengatur strategi bagaimana menghadapi race kedua. Kalau di MotoGP, setelah balap ya selesai. 

MP : Berapa sih jumlah helm yang kamu pakai per musim di MotoGP dan WSBK?

MB : Setahun saya pakai 10.

MP :  Apa benar kamu ingin balik lagi MotoGP? Apa yang bikin kamu rindu dengan MotoGP?

MB : Saya diminta kembangan Aprilia di MotoGP. Aprilia ikutan tahun depan di kelas Open Class. Ini pengembangan yang memungkinkan Aprilia lebih kompetitif. (www.motorplus-online.com)