Find Us On Social Media :

Perbedaan Oli Mineral Dan Sintetik

By Motorplus, Kamis, 1 Oktober 2015 | 11:00 WIB
()

Dari bahan dasarnya, oli mesin yang beredar terbagi 2 jenis, yaitu oli mineral dan oli sintetik. Oli mineral diperoleh dari hasil tambang minyak bumi. Sedangkan, bahan oli sintetis terdiri atas Polyalphaolifins (PAO). Mau tahu apa sih perbedaan oli mineral dan sintetik yang paling dasar?

“Mineral diekstrak dari minyak mentah, sehingga memiliki molekul alami, yang ada di dalam minyak bumi. Sedangkan oli sintetis, terdiri dari minyak sintetis yang mengandung aditif untuk meningkatkan kinerja,” ungkap Dr. Ir. Tri Yus Widjayanto, pakar pelumas ITB yang pernah diwawancarai beberapa waktu lalu.

Meski ada perbedaan oli mineral dan sintetik, tapi bahan dasar oli sintetik tetap menggunakan oli mineral. Kemudian diproses melalui serangkaian proses laboratorium. Nah, serangkaian proses itu termasuk mencampur bahan kimia lain, sehingga menjadikan oli sintetis memiliki kekentalan yang lebih stabil.

Salah satu yang penting perbedaan oli mineral dan sintetik, pelumas sintetis memiliki beberapa keunggulan seperti menangani perubahan suhu lebih baik daripada oli mineral. Bahan kimia yang terkandung pada oli sintetis mengurangi kemungkinan terjadi pembentukan senyawa sejenis lumpur pada mesin.

“Pada base oil sintetis, memiliki keunggulan masa penggunaan jauh lebih lama dibanding mineral. Bahan dasar sintetik bermacam ada dari minyak bumi (mineral), di beberapa produk Shell ada yang terbuat dari gas,” tambah Shofwatuzzaki, Lubricant Technical Advisor, Shell Indonesia.

Selain oli mineral dan sintetik (full), ada juga oli semi sintetik. “Oil jenis ini merupakan gabungan dari sintetik dengan oli mineral. Tentunya dengan komposisi tertentu,” ungkap Zaki panggilan akrabnya. 

Interval penggantian oli sintetik bisa lebih lama, dikarenakan pembentukan senyawa lumpur dapat dikurangi. Dengan proses seperti itu harga minyak sintetik jauh lebih tinggi dibandingkan dengan minyak mineral.

“Biasanya oli sintetik memiliki nilai SAE yang rendah, alias lebih encer. Karenanya, oli sintetis tidak direkomendasikan untuk digunakan pada mesin model lama,” jelas Dr. Tri Yus.

Sebaliknya, bila digunakan sesuai spesifikasi, oli sintetis dapat memperpanjang interval penggantian oli mesin. Juga mengurangi keausan dalam mesin, serta mengurangi tumpukan senyawa lumpur dalam mesin dan memperpanjang usia mesin. (www.motorplus-online.com)