Find Us On Social Media :

Serangan Jantung Mirip Filter Mampet

By Motorplus, Selasa, 1 Maret 2016 | 05:00 WIB
()

Kalau ngomongin penyakit pembunuh nomor satu didunia, penyakit jantung pasti menempati salah satu dari penyakit berbahaya tersebut. Yup, penyakit jantung dapat menyerang siapa saja, tak terkecuali para motoris. Yang perlu sobat ketahui adalah gejala terjadinya serangan jantung, ternyata serangan jantung mirip filter mampet.

Sobat pasti tahu dong, bisa dibilang serangan jantung mirip filter mampet, karena gejala filter bensin mampet itu seperti apa. Motor sobat enggak akan leluasa diajak ngacir, karena debit bensin yang tersalur kurang. Hal itu disebabkan oleh kotoran dari bensin yang ikutan masuk ke karburator. Sehingga menyebabkan semplakan sobat terasa tersendat-sendat bahkan mati mesinnya.

Begitu pula dengan tubuh kita, sebagai manusia kita memiliki jantung sebagai pemompa dan pengalir darah. Ibaratnya nih kalau di motor, jantung berfungsi seperti karburator. Selain mengabutkan campuran bahan bakar dengan udara. Karburator juga berfungsi sebagai sumber aliran bensin ke mesin agar nantinya dapat terjadi suatu pembakaran yang bikin motor dapat berjalan. Jadi bisa diambil kesimpulan serangan jantung mirip filter mampet.

Set back… belakangan ini ada beberapa kasus, orang yang meninggal setelah beraktivitas fisik berat bahkan setelah berolahraga. Padahal sebelumnya orang tersebut sehat-sehat saja. “Meskipun sebelumnya orang tersebut terlihat sehat, namun bila mana jarang melakukan latihan fisik dan dipaksa melakukan aktivitas fisik yang berat. Bukan tidak mungkin fungsi jantung bisa terganggu,” tukas Dr. Michael Triangto, SpKO.

Masih menurut lulusan Fakultas Kedokteran Atmajaya tahun 1992 ini. Gejala serangan jantung itu dapat dikenali jika kita aware dan paham terhadap jenis nyeri dibagian dada. “Banyak yang bilang, kalau sakit dibagian dada kiri itu pasti serangan jantung, padahal belum tentu, bisa saja itu hanya ototnya yang sakit. Nah, kalau sakit di dada kirinya menjalar hingga ke lengan, bahkan sampai ke leher dan kepala, baru kemungkinan itu adalah gejala serangan jantung,” tambah suami dari Meidy H. Triangto ini.

Namun untuk lebih meyakinkan gejala itu berasal dari serangan jantung atau bukan, sobat harus memeriksakan diri ke dokter. “Perlu dilakukan pemeriksaan rekam jantung atau istilahnya Elektro Kardio Grafi lazimnya disebut EKG. Dengan pemeriksaan EKG dan beberapa laboratorium lainnya, dapat menjadi parameter seseorang pernah terkena serangan jantung atau tidak,” sebut pria kelahiran 56 tahun yang lalu itu.

Untuk itu sobat, seperti kata pepatah, lebih baik mencegah daripada mengobati. Serangan jantung dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat. “Bisa dimulai dari merubah kebiasaan yang buruk, seperti berhentilah merokok, makan yang sehat dan pas gizinya, juga latihlah fisik setiap hari,” tutup dokter yang biasa mengawasi dan melatih atlet ketika berlatih fisik tersebut. (www.motorplus-online.com)