Find Us On Social Media :

Berlebihan Kecam Marquez, Legenda MotoGP Sarankan Rossi Tinggalkan Balap dan Kerja Disini

By Ahmad Ridho, Sabtu, 14 April 2018 | 09:51 WIB
Senggolan antara Marquez dan Rossi di GP Argentina April 2018, berujung terjatuhnya Rossi. (MOTORSPORT.com)

MOTOR Plus-online.com - Balap MotoGP Argentina yang mendadak ricuh enggak disangka penggemar sebelumnya.

Banyak insiden yang membuat orang bingung hingga puncaknya senggolan Marc Marquez dengan Valentino Rossi.

(BACA JUGA: 10 Fakta Seputar Jas Hujan Pembalap MotoGP, Nomor 3 Enggak Jauh Soal Duit)

Kecaman dan hujatan kemudian dilayangkan kepada pembalap Repsol Honda itu atas tindakan memalukan.

Menanggapi ramainya kecaman dan komentar miring kepada Marquez membuat legenda MotoGP Giacomo Agostini angkat bicara.

Agostini melontarkan pendapat cukup banyak terkait apa yang terjadi di MotoGP Argentina antara Marc Marquez dan Valentino Rossi.

(BACA JUGA: Bikin Geger! Motor Sport Kewesaki 150, Kloningan Ninja 250 Powernya Bisa Tembus 24 DK)

Selain memberi nasihat dan kritikan kepada Marc Marquez, Agostini juga memberi kritik atas apa yang dilakukan Valentino Rossi setelahnya.

Juara dunia 15 kali ini menyoroti kata-kata Valentino Rossi tentang ketakutannya kepada Marc Marquez.

Seperti diberitakan sebelumnya, Valentino Rossi mengaku takut saat Marc Marquez berada di dekatnya.

(BACA JUGA: Diserang Valentino Rossi Tidak Profesional dan Memihak Marquez, Race Director Malah Bilang Begini)

"Valentino selalu bilang bahwa dia takut, dia takut, lebih baik dia cari pekerjaan lain, kerja saja di bank," kata Agostini.

"Dia sudah lama ngebut di 300 km/jam dan sekarang dia takut, aku tak memahami ini, dia berlebihan, sekarang situasi sangat panas, namun kuharap ini segera dilupakan," imbuhnya.

Agostini juga menyebutkan bahwa masalah menjadi besar karena melibatkan dua pembalap yang memang mempunyai luka lama.

(BACA JUGA: Komentari Insiden Rossi dan Marquez di Argentina, Jorge Lorenzo Bilang Rossi Cerdas)

"Tidak ada yang terjadi antara Zarco dan Pedrosa, padahal Pedrosa jatuhnya sangat berbahaya," jelas pria 75 tahun asal Italia itu.