Find Us On Social Media :

Alex Rins Dapat Oleh-oleh Aspal Usai MotoGP Indonesia 2022, Ini Penjelasan Pengamat

By Indra Fikri, Kamis, 24 Maret 2022 | 18:30 WIB
Pembalap Suzuki Ecstar, Alex Rins mendapat oleh-oleh aspal sirkuit Mandalika usai MotoGP Indonesia 2022, begini penjelasan pengamat. (MotoGP.com)

MOTOR Plus-online.com - Pembalap Suzuki Ecstar, Alex Rins mendapat oleh-oleh aspal sirkuit Mandalika usai MotoGP Indonesia 2022, begini penjelasan pengamat.

Alex Rins menunjukkan serpihan aspal Sirkuit Mandalika mengenai tubuhnya, meskipun pembalap itu telah mengenakan pakaian balap yang lengkap.

Kok bisa ya?

Hal ini dijelaskan Pengamat Perkerasan Jalan dan Aspal yang pernah menjabat sebagai Direktur Bina Teknik Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, Purnomo.

Purnomo menjelaskan, ini disebabkan karena batu atau agregat pipih yang tergerus roda berkecepatan tinggi.

Karenanya, aspal menjadi terlepas dan berubah menjadi partikel-partikel kecil yang mampu beterbangan hingga masuk ke baju.

“Lapisan yang tidak terinjak roda masih cukup baik dan daerah yang batunya bagus, kondisinya masih bagus,” kata Purnomo dikutip dari Kompas.com.

Purnomo menambahkan, mengenai susunan batuan pada lapisan permukaan perkerasan, terdapat tiga tipe gradasi, meliputi gradasi rapat, gradasi terbuka dan gradasi senjang.

Baca Juga: Video FIA Melakukan Inspeksi Trek Sirkuit Mandalika Buat Balapan Mobil Asia

Baca Juga: Rara Pawang Hujan MotoGP Indonesia 2022 Dibayar Ratusan Juta, Langsung Dipalak Bayar Pajak dan Wajib Lapor SPT

Gradasi senjang pada umumnya digunakan untuk lapisan Split Mastic Asphalt atau Stone Mastic Asphalt (SMA), seperti di Sirkuit Mandalika.

Selain menggunakan aspal keras sekitar 6,5-7 persen, lapisan ini juga menggunakan serat selulosa sekitar 0,3-0,5 persen sebagai penstabil campuran, agregat kasar, agregat halus serta pengikat aspal.

Agregat halus yang digunakan harus bersudut atau berbentuk kubus dengan tekstur yang kasar.

Sifat ini akan memastikan partikel agregat yang membentuk campuran SMA tidak melunak pada saat kondisi panas.

Kondisi aspal sirkuit Mandalika usai terkena gesekan roda berkecepatan tinggi (Dok. Purnomo)

Sedangkan ketebalan SMA di Sirkuit Mandalika adalah sekitar 4 sentimeter dengan ukuran nominal agregat kasar 10 milimeter.

Adapun pemilihan ukuran agregat tersebut sudah sesuai dengan spesifikasi ukuran normal yang berkisar antara 10 milimeter, 12 milimeter dan 14 milimeter.

Hasil akhir dari aspal dengan komposisi tersebut akan menyerupai kulit jeruk sunkist yang membuat kekesatannya tinggi, tahan fatique, tahan rutting dan sangat cocok untuk pengaspalan lintasan sirkuit.

“Tetapi menurut kami hasilnya kurang kasar,” tambah Purnomo.

Baca Juga: Simak Daftar Moge yang Dipakai Polisi di Indonesia, Franco Morbidelli Sempat Ngegas Salah Satunya

Sayangnya, produksi agregat bentuk kubik ini sulit karena harus berasal dari produk stone crusher yang merupakan kombinasi JAW crusher dan secondary cone crusher.

Oleh karena itu, terkadang masih terselip beberapa batu berbentuk pipih yang kurang sesuai jika digunakan sebagai campuran SMA.

Lebih lanjut, aspal yang digunakan untuk mengikat campuran agregat dan bahan lainnya adalah aspal performance grade 82 (PG 82).

Aspal ini mempunyai softening point atau titik lembek 72.

Artinya, aspal tidak akan memuai meskipun terkena panas hingga 72 derajat celcius sehingga agregat tetap terikat.

Baca Juga: Video Murid Valentino Rossi Bonceng Polisi Pakai Motor, Begini Perasaan Petugas Saat Dibonceng

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Penyebab Serpihan Aspal Sirkuit Mandalika Menempel di Badan Alex Rins"