Find Us On Social Media :

Harga Bensin Pertamina dan SPBU Swasta Mirip, Bolehkan Gonta-ganti Merek? Ahli BBM Kasih Tahu Efeknya

By Aong, Rabu, 6 April 2022 | 09:00 WIB
Foto ilustrasi SPBUPertamina, Shell, Bp, Vivo. (Kolase MOTOR Plus/GridOto/Kompas)

MOTOR Plus-online.com - Bensin non subsidi yang dijual Pertamina dan SPBU swasta harganya beda tipis.

Harga bensin Pertamina dan SPBU swasta mirip, bolehkan gonta-ganti merek? Ahli BBM kasih tahu efeknya jika dioplos. 

Kini di Indonesia sudah ada sejumlah pilihan bensin selain Pertamina, ada Shell, BP-AKR, Mobil1, hingga Vivo.

Lantaran harga bensin dengan RON yang sama mirip, para pemilik motor atau mobil tidak sedikit yang gonta-ganti merek BBM.

Alasan mereka macam-macam, ada yang bilang SPBU terdekat atau sekadar tes mutu bahan bakar.

Boleh saja melakukan hal tersebut, namun perlu dicatat gonta-ganti merek BBM ternyata punya efek yang buruk.

Diungkap Ahli Konversi Energi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Tri Yuswidjajanto.

Prof Tri katakan, memang isi bensin berbeda mereka punya sensasi sendiri.

Perlu diingat, walau punya oktan atau RON yang sama tapi tidak sama persis apalagi kandungannya. \

Baca Juga: Harga Pertamax Naik, Driver Ojol Curhat Terpaksa Pindah ke Bensin Pertalite

Baca Juga: Pertamax Jadi Termurah Setelah SPBU Swasta Naikkan Harga Bensin RON 92, Simak Perbandingannya

"Penggolongan Research Octane Number (RON) itu umumnya sama dari setiap produsen."

"Misalnya BBM RON 92 di Pertamina ada Pertamax dan Shell ada Super, tapi detail RON-nya bisa berbeda, ada yang pas 92 dan bisa ada yang 92,5," kata Prof Tri dikutip dari Gridoto.

"Ini yang menyebabkan efek pemakaian di kendaraan juga berbeda," sambungnya.

Katanya terdapat zat tertentu yang memengaruhi efek penggunaan bensin beragam.

"Zat aditif pada BBM ada yang untuk mengatur RON seperti octane booster, serta ada yang berfungsi menjaga performa mesin seperti deterjen," terangnya.

"Lalu ada juga yang berfungsi untuk memelihara katup hisap seperti karburator dan injector agar tidak menghasilkan deposit yang banyak," kata Prof Tri.

"Nah, zat aditif yang digunakan berbagai produsen ini berbeda-beda."

"Makanya kalau kendaraan biasa isi BBM Pertamina lalu mencoba Shell atau produsen lain, rasanya juga akan berbeda," lanjutnya.

Prof Tri juga menilai, efek pencampuran BBM beda merek ini tergantung pada kemampuan kendaraan.

"Orang itu jarang mengisi BBM sampai tangkinya habis dan kosong. Sehingga kalau BBM dari beda merek ini tercampur, jika mesinnya mampu menerima tidak masalah."

"Tapi jika tidak mampu, justru malah menghasilkan kotoran yang banyak," jelasnya.

Tri mengungkapkan, efek pencampuran BBM beda merek ini justru tidak terlalu baik bagi performa kendaraan.

"Jika masing-masing BBM beda produsen ini tak bisa bersinergi di ruang bakar, akan membuat performa mesin kendaraan menurun," sebutnya.

Karena itu Tri menyarankan, jangan terlalu sering mengisi BBM dengan merek yang berbeda.

"Saran saya sebaiknya jangan sering mencampur atau mengkonsumsi BBM dari merek yang berbeda," saran Prof Tri.

"Misalnya kalau sering pakai Pertamina atau produsen lain, ya konsisten pakai itu saja terus," tutupnya.