Find Us On Social Media :

Perbedaan Kompresi Statis dan DInamis, Enggak Banyak Bikers Yang Tahu

By Indra Fikri, Senin, 6 Juni 2022 | 16:40 WIB
Inilah perbedaan rasio kompresi statis dan dinamis di motor, ternyata enggak banyak bikers yang tahu. (Indra/MOTOR Plus)

MOTOR Plus-online.com - Inilah perbedaan rasio kompresi statis dan dinamis di motor, ternyata enggak banyak bikers yang tahu.

Angka rasio kompresi sering dikaitkan dengan nilai oktan dan pilihan BBM yang harus dipakai pada sepeda motor.

Nah, sebenarnya pada mesin-mesin 4-tak terdapat dua jenis rasio kompresi, yaitu rasio kompresi statis dan rasio kompresi dinamis.

Apa perbedaan antara rasio kompresi statis dan dinamis?

Rasio Kompresi Statis

Rasio kompresi statis merupakan angka yang banyak dicantumkan pada brosur-brosur spesifikasi motor, misalnya pada Yamaha NMAX 2022 mempunyai rasio kompresi 11,6:1 atau Honda PCX 160 12:1.

Statis sendiri aritnya tetap atau tidak berubah.

"Rasio kompresi statis berubah jika ada perubahan pada volume silinder atau volume ruang bakar," buka Danu Andri Wibisono, punggawa bengkel Duta Motorsport di Bekasi, Jawa Barat.

Baca Juga: Jangan Salah Pilih Bensin Motor Buat Perjalanan Jauh Lebaran, Ini Daftarnya Yuk Dicek

Contohnya, volume silinder naik karena melakukan bore up atau stroke up, maka angka rasio kompresi statis pasti berubah.

"Selain itu, volume ruang bakar yang menjadi makin sempit atau makin luas juga akan mengubah rasio kompresi statis," sambungnya.

Misalnya, karena pemapasan head atau blok, ketebalan paking head dan blok, kedalaman coakan piston, tinggi rendahnya mendemnya piston, bentuk kepala piston yang jenong, dan sebagainya juga akan mempengaruhi angka kompresi statis.

Untuk mencari angka rasio kompresi bisa menggunakan rumus = (Volume langkah (kapasitas mesin) + Volume ruang bakar (lewat proses buret)) : Volume ruang bakar.

Rasio Kompresi Dinamis

Selain kompresi statis, dikenal juga istilah kompresi dinamis.

Rasio Kompresi statis yang tertulis itu dihitung dengan asumsi ruang bakar tertutup penuh.

"Padahal, ruang bakar enggak selalu tertutup penuh karena ada mekanisme buka tutup klep yang membuat ruang bakar tidak kedap," ungkap pria yang akrab disapa Wibi.

Baca Juga: Pertalite atau Pertamax yang Cocok untuk Motormu? Pertamina Beri Panduan Buat Semua Merek Motor

Dari situlah muncul istilah kompresi dinamis yang mempertimbangkan posisi klep in saat proses langkah kompresi.

Klep in yang belum menutup sempurna pada langkah kompresi membuat sebagian tekanan kompresi ruang bakar ‘bocor’ melalui port IN.

Inilah yang disebut kompresi dinamis.

"Nilai kompresi dinamis akan dipengaruhi oleh waktu atau timing buka tutup klep yang diatur noken as," ucapnya.

"Semakin cepat klep in menutup, semakin tinggi kompresi dinamisnya. Semakin lambat klep In menutup, semakin rendah pula kompresi dinamisnya," jelas Wibi.

"Agak rumit untuk mengetahui berapa sebenarnya angka pasti rasio kompresi dinamis, tapi yang pasti rasio kompresi dinamis selalu lebih rendah dari kompresi statis," singkatnya.

"Bisa dibilang, rasio kompresi dinamis adalah nilai kompresi sebenarnya. Karena berdasarkan kondisi sesungguhnya saat terjadi langkah kompresi diruang bakar," tutup Wibi.