Find Us On Social Media :

Aneh SPBU Pertamina Dites Polisi Pertamax Berwana Hijau Seperti Pertalite Begitu Dites Ulang Jadi Biru

By Aong, Selasa, 22 November 2022 | 12:19 WIB
Foto ilustrasi Pertamax dites polisi berwarna hijau begitu seperti Pertalite dites ulang jadi biru (TribunJogja.com/istimewa)

MOTOR Plus-online.com - Di sosial media heboh dugaan SPBU Pertamina menjual Pertamax isi Pertalite hingga polisi turun tangan.

Aneh SPBU Pertamina dites polisi Pertamax berwarna hijau seperti Pertalite begitu dites ulang jadi biru kejadian nyata.

Dugaan jual Pertamax isi Pertalite tersebut terjadi SPBU Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Dalam video tampak seorang polisi mengambil sampel Pertamax dari dispenser yang dituang ke dalam botol yang dipegangi pria berbaju hitam. 

Tampak botol air mineral langsung terisi BBM berwarna hijau dari nosel tersebut.

"Ini Pertalite ini, hijau. Pertamax, dia biru," ujar suara dalam video tersebut.

"Jadi isinya apa ini, coba lihat Pertalite atau Pertamax. Pertalite toh? Tapi dia jual Pertamax, pompanya Pertamax, harga Pertamax. Ini meterannya juga Pertamax," lanjutnya.

Video tersebut diposting di TikTok Jumat (11/11/2022), dan dibagikan Instagram Selasa (15/11/2022).

Baca Juga: Harga Pertalite Dan BBM Subsidi Lain Belum Diturunkan Meski Harga Minyak Dunia Turun, Ini Alasannya

Baca Juga: Kelangkaan Pertalite Makin Parah di Nagan Raya, Pengakuan 3 Pengelola SPBU Bikin Kaget

Pjs Area Communications Relations dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Taufiq Kurniawan langsung meluruskan informasi.

Katanya itu terjadi pada Rabu (9/11/2022) sore, ketika kepolisian memasukkan nozel Pertamax ke dalam botol dan warnanya mirip Pertalite.

Malam harinya, menurut Taufiq, polisi pun menyegel SPBU di Kecamatan Kalisusu, Kabupaten Buton Utara, Sultra tersebut.

"Kemudian Kamis (10/11/2022), tim dari Polres Buton Utara yang melakukan penyegelan membawa sampel dari SPBU untuk dilakukan pengujian lab," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (17/11/2022).

Uji lab sendiri dilakukan di Terminal BBM Baubau, Sultra, sekitar enam jam perjalanan dari Buton Utara.

Saat dilakukan pengetesan terhadap sampel, Taufiq mengatakan bahwa BBM tersebut sesuai dengan spesifikasi Pertamax.

Hanya saja, warna BBM dalam botol tampak mendekat hijau atau biru kehijau-hijauan.

"Kemudian, tim kita kan punya sampel ketika mengirimkan BBM ke SPBU tersebut, di sampelnya tidak ada masalah, warnanya biru, spesifikasinya juga sama, jadi tidak ada perubahan," ungkap dia.

Baca Juga: Motor Seharusnya Pertamax Malah Isi Pertalite, Ini Efeknya Ke Mesin

Hari berikutnya, pada Jumat (11/11/2022), tim dari Pertamina pun langsung berangkat untuk mengambil sampel dari tangki timbun SPBU dan dari nozel dispenser.

Setelah dimasukkan ke dalam gelas ukur, BBM yang keluar dari nozel maupun diambil dari tangki timbun berwarna biru.

"Jadi kita justru bingung, kenapa pas di botol sampel dari polisi warnanya hijau, pas kita keluarin dari nosel warnanya biru. Padahal itu belum pernah ada perubahan sama sekali," kata Taufiq.

Setelah itu, melihat hasil pengecekan lab di Terminal BBM Baubau serta langsung di SPBU, pihak kepolisian pun melepaskan segel pada Sabtu (12/11/2022).

"Jadi Sabtu itu segel sudah dilepas, hari Minggu (13/11/2022), SPBU sudah beroperasi," tuturnya.

Warna bukan indikator utama

Taufiq menjelaskan, warna bukanlah indikator satu-satunya spesifikasi BBM.

Untuk menentukan BBM masuk spesifikasi mana, harus dilakukan uji lab secara lengkap, termasuk berat jenis, nilai penguapan atau nilai kalor, dan beberapa parameter lain.

Dia menegaskan, semua produk Pertamina sudah memiliki spesifikasi sesuai Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Ditjen Migas Kementerian ESDM).

"Ditjen Migas mengeluarkan spesifikasi, kalau Pertalite itu berat jenis sekian sampai sekian, nilai kalor-nya sekian sampai sekian, karena itu diperuntukkan untuk mesin yang speknya 90," ungkap dia.

"Kalau Pertamax juga dikasih ambang batasnya," lanjut Taufiq.

Menurut dia, Pertamina tidak pernah keluar dari spesifikasi.

Bahkan, pihaknya selalu melakukan uji sampling di setiap tahapan sebelum sampai ke konsumen.

Pengujian sendiri dilakukan sebelum kapal melakukan pembongkaran di Terminal BBM.

Dan apabila ternyata tidak sesuai spesifikasi, maka kapal akan ditolak.

Selanjutnya, sebelum tangki Pertamina keluar dari pagar Terminal BBM, pihaknya juga melakukan pengetesan sampel BBM.

"Kalau hasilnya ternyata tidak sesuai ya tidak jadi dikirim. Itu di sisi Pertamina," tutur dia.

Sementara di sisi SPBU, juga dilakukan uji kualitas dan kuantitas.

Uji kualitas sama seperti pada tahapan sebelumnya, yakni untuk membuktikan apakah sesuai dengan spesifikasi.

Sedangkan quantity atau kuantitas, untuk mengecek apakah jumlah BBM yang diterima konsumen sama dengan yang dibeli.

"Pengecekan di SPBU setiap ada BBM masuk. Jadi intinya, sebelum dia melangkah ke proses selanjutnya, pasti dilakukan pengetesan," ungkap Taufiq.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: "Viral, Video SPBU di Buton Utara Diduga Jual Pertamax Ternyata Berisi Pertalite, Ini Kata Pertamina"