Find Us On Social Media :

Kaget Tahun 2024 Pertalite Bakal Dihapus Diganti Pertamax Green 92, Berapa Harga Per Liter?

By Ahmad Ridho, Kamis, 31 Agustus 2023 | 18:20 WIB
Tahun 2024 mendatang Pertalite akan dihapus digantikan Pertamax Green 92, harganya berapa nih? (MOTOR Plus-online.com/Indra GT)

MOTOR Plus-online.com - Siap-siap Pertamax Green 92 akan menggantikan Pertalite, harganya berapa?

Sebelumnya informasi beredar Pertamax akan jadi bensin subsidi menggantikan Pertalite.

Namun kabar ini langsung dibantah Menteri ESDM Arifin Tasrif.

Belakangan muncul wacana Pertalite akan dihapus tahun 2024 dan digantikan Pertamax Green 92.

Lalu bagaimana spesifikasi Pertamax Green 92?

Pertamax Green 92 ini adalah Bahan Bakar Minyak (BBM) yang akan menggantikan Pertalite setelah dihapus oleh Pertamina.

Pertamina mengusulkan untuk menghapus Pertalite dari pasaran mulai tahun depan.

Dilansir dari TribunStyle, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan rencana ini sudah diusulkan ke Pemerintah.

Hingga saat ini, Kamis (31/8/2023), di laman resmi Pertamina belum ada penjelasan detail mengenai Pertamax Green 92.

Namun, mengacu penjelasan Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (30/8/2023), Pertamax Green 92 adalah BBM hasil percampuran antara Pertalite (RON 90) dengan etanol.

Baca Juga: Update Harga Bensin Pertamina Usai Rencana Pertalite Dihapus Mulai Tahun Depan Muncul

Pertamax Green 92 ini akan memiliki oktan lebih tinggi yakni 92.

Dikatakan Nicke, dengan dihapuskannya Pertalite, nantinya Pertamina hanya mengeluarkan tiga produk yakni:

1. Pertamax Green 92: campuran RON 90 dengan 7 persen etanol atau E7.

2. Pertamax Green 95: campuran Pertamax Ron 92 dengan 8 persen etanol.

3. Pertamax Turbo.

Berapa harga Pertamax Green 92? Apakah sama dengan harga Pertalite yang dibanderol Rp 10.000 per liter

Hingga berita ini ditulis, belum ada penjelasan berapa harga Pertamax Green 92 nantinya.

Namun, menurut Nicke, harga Pertamax Green 92 diusulkan masuk dalam kategori jenis subsidi sehingga harganya tidak akan diserahkan ke pasar.

"Ketika ini menjadi program pemerintah, Pertamax Green 92, harganya pun tentu ini adalah regulated, tidak mungkin yang namanya JBKP harganya diserahkan ke pasar, karena ada mekanisme subsidi atau kompensasi di dalamnya," terang Nicke.

Sementara itu, saat ini Pertamina sudah menjual Pertamax Green 95.

Baca Juga: 3 Bensin Pertamina Yang Bakal Dijual Tahun Depan Setelah Pertalite Dihapus

Pertamax Green 95 merupakan bahan bakar hasil dari pengembangan energi terbarukan berupa Bioetanol yang sudah teruji oleh WWFC (Worldwide Fuel Charter) yang menjadikan Pertamax Green 95.

Saar ini Pertamax Green 95 dijual seharga Rp 13.500 per liter atau lebih mahal dari Pertamax yang dibanderol Rp 12.400 per liter.

Namun, belum semua SPBU menyediakan BBM Pertamax Green 95.

Pertamina akan menghapus BBM RON 90 atau Pertalite pada tahun 2024.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan Pertamina akan memindahkan subsidi ke BBM RON 92 atau Pertamax.

Rencana menghapus Pertalite ini telah disepakati dengan pemerintah sebagai salah satu road map meningkatkan kualitas BBM yang dijual ke masyarakat.

Kebijakan ini juga sebagai langkah menaati aturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di mana BBM yang boleh dijual di Indonesia wajib minimal beroktan 91.

"Kita dulu dua tahun memulai program Langit Biru. Program pertama adalah kita menaikkan BBM subsidi dari RON 88 menjadi RON 90. Ini kita lanjutkan sesuai dengan rencana program Langit Biru tahap kedua, di mana BBM subsidi kita naikkan dari RON 90 ke RON 92," kata Nicke saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (30/8).

"Karena aturan KHLK menyatakan oktan number yang boleh dijual di Indonesia 91," ujarnya.

Selain itu, Nicke mengatakan BBM RON 92 atau Pertamax akan dicampur dengan etanol gasoline Pertamina.

Baca Juga: Serius Nih Pertamax Jadi Bensin Subsidi Gantikan Pertalite, Menteri ESDM Langsung Bereaksi

"Tahun 2024 kami mengeluarkan lagi yang kita sebut Pertamax Green 92. Sebetulnya itu Pertalite kita campur dengan etanol, naik oktannya dari 90 ke 92," katanya.

Dengan demikian, kata Nicke, tahun depan hanya akan ada tiga produk yang dikeluarkan Pertamina.

Pertama, Pertamax Green 92 dengan campur RON 90 dengan 7 persen etanol atau E7.

Kedua, Pertamax Green 95 mencampur Pertamax Ron 92 dengan 8 persen etanol. Dan ketiga adalah Pertamax Turbo.

"Jadi ada dua green gasoline, green energy, low carbon yang akan menjadi produk dari Pertamina," katanya.

Nicke menjelaskan strategi pencampuran BBM dengan etanol akan berdampak baik bagi lingkungan dan ekonomi karena sejalan dengan komitmen Pertamina membantu pemerintah menurunkan emisi karbon dan subsidi energi.

"Jadi ini sudah sangat pas, satu, aspek lingkungan bisa turunkan karbon emisi. Kedua, mandatory bioetanol bisa kita penuhi. Ketiga, kita menurunkan impor gasoline," ujar Nicke.

Secara bertahap, ia mengatakan hal ini akan terus dilakukan sehingga pada tahun 2025 diharapkan permintaan etanol meningkat seiring konsumsi BBM.

Hal ini, sambungnya, akan meningkatkan investasi di sektor bioenergi.

"Ini apalagi pemerintah telah mengeluarkan Perpres dimana kemudian mengalokasikan 700 ribu hektar untuk swasembada gula dan etanol dan kami harap dari situ ada tambahan supali 1,2 juta kiloliter untuk campuran dari gasoline ini," jelasnya.

Baca Juga: Harga Pertamax Setelah Menggantikan Pertalite Demi Tekan Polusi Simak Penjelasan Kementrian ESDM

Untuk ketersediaan etanol, Nicke menjelaskan Pertamina akan mengimpornya. Maka itu Nicke juga meminta dukungan pemerintah, salah satunya membebaskan bea cukai bioetanol.

"Tentu kami perlu support tentu satu pembebasan bea cukai, kedua sampai investasi bioetanol ini terjadi di dalam negeri, maka kita harus impor dulu tapi itu tidak masalah karena kita pun impor gasoline," ucapnya.

"Kita hanya mengganti impor gasoline dengan impor etanol secara emisi lebih baik dan untuk itu sementara belum kita memenuhi dalam negerinya, kita juga minta ada juga pembebasan dari pajak impornya," imbuhnya.

Pemerintah telah mengeluarkan peraturan presiden (perpres) baru yang mengalokasikan 710 hektare untuk swasembada gula maupun etanol.

Dari perpres tersebut, Nicke berharap ada tambahan suplai 1,2 juta KL sebagai bahan pencampuran bensin tersebut.

"Jadi itu yang kami harapkan support dari komisi VII, mengingat Indonesia ini sangat strategis karena bisa serap tenaga kerja banyak. Kita juga bisa gunakan energi sesuai dengan domestic resources yang kita miliki which is BBM dan bisa kurang emisi dengan cepat, apalagi sekarang masalah polusi lagi hits," sambung Nicke.

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Pertalite Bakal Dihapus Tahun 2024, Diganti dengan BBM Pertamax Green 92, Harganya Berapa?