Find Us On Social Media :

Debat Panas Cak Imin Vs Gibran Soal Baterai Kendaraan Listrik LFP Simak Kelebihan dan Kekurangannya

By Aong, Selasa, 23 Januari 2024 | 08:59 WIB
Baterai motor listrik jenis LFP punya kelebihan dan kekurangan simak penjelasannya (Danang)

MOTOR Plus-online.com - Acara bebat calon wakil presiden sempat menyinggung tentang bahan baterai motor dan mobil listrik.

Debat panas Cak Imin Vs Gibran soal baterai kendaraan listrik LFP simak kelebihan dan kekurangannya versi bengkel.

Pasti penasaran mengenai baterai LFP sehingga bikin panas acara debat tersebut, apa sih pengertiannya.  

Baterai LFP atau Lithium Ferrophosphate disebut juga LiFePO4 yang dipakai kendaraan listrik.

Ketika membeli motor listrik ada beberapa jenis baterai yang digunakan, seperti SLA, lithium-ion (Li-ion), dan lainnya.

Termasuk juga LFP, apa saja kelibihan baterai jenis Lithium Ferrophosphate atau LFP di motor listrik ini?

Oke mari dibahas kekurangannya dulu, diterangkan Abdullah pemilik bengkel Dolland Motor Electric.  

Pertama, baterai LFP punya dimensi besar tapi tegangan atau voltase kecil.

"LiFePO4 punya bentuk besar tapi tegangan kecil," jelas Abdulah yang bengkelnya spesialis motor listrik itu.

Baca Juga: Gibran Rakabuming Bawa Motor Vespa Murah Keliling Solo, Spesifikasinya Bikin Penasaran

Baca Juga: Seluruh Indonesia Bensin Gratis untuk Pemotor Terwujud Ketahui Biaya Pemerintah Sehari Cuma Segini

"Tegangan per sel LFP di angka 3,2 volt, penuh di 3,65 volt," sambungnya.

"Sedangkan Li-ion tegangan 3,7 volt, penuh di 4,2 volt," tambahnya.

"Jadi, buat menyusun baterai pack 72 volt dibutuhkan 24 sel LiFePO4, sedangkan Li-ion hanya butuh 20 sel," lanjutnya.

Kekurangan lain baterai LiFePO4, biasanya pada saat tegangan rendah akan mengalami sudden death atau tiba-tiba mati.

Kejadian ini dipengaruhi oleh kondisi Depth of Discharge (DOD) atau tingkat terendah voltase baterai.

"Biasanya baterai enggak boleh sampai DOD," tambah pria yang buka di Jalan Curug Raya, Jaticempaka, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi ini.

"Pabrikan pasti akan kasih spare, misal sel baterai LiFePO4 DOD di 2,5 Volt, maka pabrikan memasang voltase terendah di 3,15 volt atau 3 Volt.

"Adapun floating tegangan atasnya juga cukup lumayan besar, setelah charge penuh baterai LiFePO4 dengan tegangan 60 volt itu penuh di angka 73 volt," jelasnya.

"Namun setelah charger dicabut, tegangan akan stand by menjadi 68-69 volt," lanjut Abdul

"Berbeda dengan Li-ion yang lebih padat, jika turun tidak lebih dari 1 Volt," pungkasnya.

Selain punya kekurangan, bateri LFP juga banyak kelebihan atau keuntungannya. 

"LiFePO4 itu lebih bagus karena siklus atau life time lebih panjang," jelas Abdullahkepada MOTOR Plus-online.

"Kalau Li-ion 1000 siklus, kalau LiFePO4 bisa 2000 siklus," sambung Abdul, sapaan akrabnya.

LiFePO4 memiliki kapasitas perpindahan elektron yang lebih rendah sehingga membuatnya tak bisa terbakar sehingga baterai LFP dapat bekerja di suhu tinggi.

"Jika sel baterai Li-ion ditusuk bisa keluar api, dimatikan pakai alat pemadam ringan pun tidak bisa," tambah lagi abdul.

"Kalau LFP ditusuk paling cuma keluar asap, jadi tidak terbakar," jelasnya.

"Juga memiliki kemampuan menerima ampere yang besar saat di-charge dibandingkan Li-ion," lanjutnya.

Kesimpulannya, baterai LFP secara dimensi dan bobot besar sehingga butuh ruang lebih namun punya siklus lebih panjang dan tidak mudah terbakar.