Test Knalpot Racing Tanpa dan Dengan Ganti Spuyer, Beda 0,24 DK

Motorplus - Selasa, 5 Juni 2012 | 12:28 WIB


 Main-jet Kawasaki Ninja 250R dan Pilot-Jet Yamaha Force 1
Seberapa pengaruhnya sih permainan spuyer terhadap performa mesin. Apalagi jika pacuan sudah mengalami penggantian knalpot racing. Karena banyak yang melakukan penggantian knalpot standar pakai racing, tapi melupakan seting ulang karburator.

Namun bukan berarti pakai knalpot racing harus diikuti kenaikan spuyer. Lihat dulu hasil pembakaran di kepala busi. Berdasarkan pengalaman, mesin 4-tak standar kalau hanya ganti knalpot belum tentu harus naik spuyer.

Indikator ganti spuyer dari hasil pembakaran di kepala busi. Jika berwarna hitam menandakan kebanyakan bensin. Namun jika putih menandakan kering bensin atau spuyer harus naik.

Lebih bagus pakai alat ukur AFR meter. AFR (Air Fuel Ratio) meter mengukur perbandingan bahan bakar udara. Sensornya dipasang di dalam silencer knalpot. Pembakaran sempurna, AFR harus 1 : 14,7. Artinya 1 molekul bensin terbakar tuntas dengan 14,7 molekul udara.

Kalau AFR kebesaran atau kekecilan membuat tenaga motor ngedrop. Jadi, jangan pikir dengan spuyer besar membuat power mesin gede. Yang pas AFR harus 1 : 14,7. Tidak ada kelebihan atau kekurangan bensin.

Untuk menguji akibat spuyer tidak pas, Em Plus lakukan pengetesan. Menggunakan Dynojet 250i milik Aerospeed di Jl. H Nawi Raya, No. 74, Jakarta Selatan. Sudah dilengkapi AFR meter.

Sebagai bahan tes, Yamaha Byson 2012 milik Arif Nugroho. Doi, anggota Byson Yamaha Owner Indonesia Club (BYONIC). Berbekal main-jet standar 112,5 dan pilot-jet 15,5. Juga, masih aplikasi knalpot standar.

Seperti ditulis sebelumnya, kondisi standar didapat power sebesar 11,69 dk dan torsi 9.20 ft.lbs. Kemudian ganti knalpot racing AHRS. Pastinya power naik. Power yang muncul 12,41 dk. Terjadi peningkatan 1,52 dk. Torsi naik 0,46 ft.lbs.

Tapi, suara knalpot yang dihasilkan bila masih aplikasi spuyer standar ini terasa sember dan tenaga seperti tertahan. Selain itu, gejala nembak juga keluar dari knalpot akibat kekurangan bahan bakar. Dari grafik AFR juga terlihat kekurangan bensin.

Dicari seting spuyer terbaik. Dari main-jet standar dinaikkan jadi 118. Lalu pilot-jet 17,5. Tapi, setelah didyno, seting ini terlalu basah. Ini bukti, spuyer besar bukan berarti power besar. Kalo kebesaran spuyer, malah power ngedrop.

Akhirnya ditempuh jalan mengurangi suplai bensin. Lewat menaikkan klip yang ada di jarum skep. Klip yang sebelumnya di tengah, dinaikkan ke posisi paling atas. Bikin konsumsi bensin dan udara sedikit berkurang. Byson kembali naik ke atas dino. Sekarang, power yang dimuntahkan sebesar 12,65 HP dan torsi 9,79 ft.lbs. Itu artinya, lewat seting yang tepat, terjadi peningkatan lagi sebesar 0,24 dk buat power. Sedang torsi, 0,13 ft.lbs.


 Kena limiter di gasingan 9.000 rpm
Substitusi Spuyer Byson
Yamaha Byson memang motor sport yang tergolong masih baru. Sehingga mencari keberadaan spuyer penggantinya pun masih sulit dicari. Ini dialami MOTOR Plus ketika mencari pilihan ukuran spuyer yang pas buat Byson. Bisa pakai pilot-jet Scorpio. Tapi, harus inden dan lama. Masa harus nunggu spuyer datang baru seting mesin.

Tapi, banyak jalan menuju Roma. Karena ternyata, spuyer kepunyaan Byson bisa substitusi pakai spuyer motor lain. Malah, part ini mudah didapat di bengkel atau speedshop terdekat.

ÔÇ£Main-jet bisa pake kepunyaan Honda GL atau Tiger dan Kawasaki Ninja 250R. Sedang pilot-jet, pakai dari Yamaha Force-1 serta Yamaha Scorpio,ÔÇØ jelas Trisno, Ketua Korwil Jakarta Timur di klub Byson Yamaha Owner Indonesia Club (BYONIC). (motorplus-online.com)  

Penulis : Motorplus
Editor : Motorplus




KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular