Kawasaki On The Hills, Sikat Abis Jalur Keras Pakai KLX 150 BF

ADV - Senin, 28 Januari 2019 | 09:03 WIB
ADV
Kawasaki On The Hills, jelalah kaki Gunung Gede-Pangrango

Untuk KLX 150 BF harus rajin selip kopling agar memancing putaran mesin tinggi, salah satu sebabnya karena rasio giginya cenderung untuk penggunaan di aspal.

Meningkatkan ukuran gir belakang sampai dua angka lebih tinggi, akan banyak membantu performa di trek off-road.

Paling menguntungkan buat New KLX karena bobotnya hanya 99 kg. Lebih ringan 19 kg dibandingkan 150 BF.

Tak heran kalau tenaga mesinnya lebih ke luar.

“Asik banget ini New KLX, motornya ringan, dan tenaganya ada. Bikin naksir nih motor,” celetuk Icha yang sekarang juga sibuk ikut road race.

Karena harus bermain di putaran mesin tinggi, momentum saat naik tanjakan pun cukup kencang.

Namun pengendalian KLX tetap gampang antara lain karena setangmya lebar, pas untuk menahan gerakan motor saat off-road.

Tak terasa rombongan Kawasaki On The Hills sudah seharian main motor, sehingga kami memutuskan beristirahat dulu sebelum lanjut ke Curug Cibogo.

Sore harinya kami sampai di air terjun, setelah menaklukkan medan sulit yang memaksa performa KLX dan keterampilan peserta sampai maksimal.

Bahkan kami harus saling membantu menarik motor satu persatu di tanjakan terjal dan amat licin, sebelum sampai tepat di bawah Curug Cibogo.

Sayang, kami tak bisa berlama-lama menikmati udara sejuk di sekitar air terjun, karena cuaca di sore hari itu kembali mulai tak bersahabat.

Sebelum gelap, kami segera memacu sepeda motor kembali ke Gayatri Mountain Adventure untuk camping malam itu.

Hujan pun kembali menemani selama perjalanan pulang base camp.

Meski terasa lelah sesudah menaklukkan medan berat uang cukup menguras tenaga dan ketangguhan KLX, kami merasa puas.

Karburator Lebih Praktis
Sekarang, hampir semua sepeda motor sudah memakai mesin ‘pintar’ dengan injeksi bahan bakar dan ECU.

Meski begitu Kawasaki tetap mempertahankan  fungsi karburator sebagai pemasok bahan bakar pada mesin KLX.

Bisa begitu karena Kawasaki ingin motor trailnya mudah ditangani dan lebih tahan pada kondisi buruk di medan off-road.

Apalagi ketika beraksi di lokasi pedalaman yang agak sulit dijangkau.

“Dengan karburator lebih praktis. Apalagi kalau sering main trabasan. Kondisi paling riskan kalau main air, dan motor sampai tumbang. Pasti air dengan mudah masuk ke dalam box filter udara lalu ada kemungkinan masuk ke intake.Kebayangkankalauelektronik,” ucap Evan yang sudah lama pakai KLX.

“Kalau karburator masuk air lebih gampang buang air yang tertelan. Tinggal buka bak bensin di karburator untuk buang air yang tertampung.Bisa langsung jalan lagi deh,” jelas Ebeng berbagi pengalamannya.

Selain itu, masukan dari beberapa teman yang hobi main trail.

Mesin yang pakai karburator lebih enak buat dikulik, pertama biayanya tidak terlalu mahal.

Dan lebih mudah mendapatkan setting motor yang diinginkan oleh penunggangnya.

Kesan Pemakai Kawasaki KLX 150
Bro ini pengakuan rider yang pakai Kawasaki KLX 150 trabasan bareng redaksi JIP.

Evan:
Kalau doyan off-road dan ngoprek, pakai Kawasaki KLX sudah paling enak deh.

Spare part mudah di cari dan pilihan aftermarketnya juga banyak.

Icha:
Sebelumnya saya pakai Kawasaki KLX 150.

Semenjak jajal New KLX, rasanya kepingin tuker deh… Motor ini cocok sekali buat ‘main’, gak perlu di modifikasi lagi.

Ebeng:
Saya pakai KLX ini setiap hari, kalau weekdays untuk wara-wiri ke kantor.

Giliran akhir pecan buat trabasan deh, pokoknya motor ini multi fungsi buat saya.

Source : ADV
Penulis : ADV
Editor : Niko Fiandri




KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular