Find Us On Social Media :

Rear Wheel Steering, Skill Wajib di Moto2 Kalau Ingin Tampil Kompetitif

By Motorplus, Minggu, 29 Desember 2013 | 08:48 WIB
()

()

Ketika bertandang di penyelenggaraan MotoGP Malaysia 2013 lalu, MOTOR Plus sempat mengamati cara pembalap Moto2 membawa motornya. Hasilnya kebanyakan pembalap yang tampil kompetitif, rata-rata menggunakan teknik Rear Wheel Steering (RWS). Jadi kesimpulan sementara, bahwa menikung dengan cara tersebut adalah wajib untuk bisa tampil di urutan terdepan.

Berbeda dengan RWS di kelas MotoGP. Kelas Moto2 lebih banyak menggunakan teknik tersebut bukan ketika menarik tuas gas sehingga ban kehilangan traksi. Tapi menggunakan teknik tersebut saat melakukan pengeremana atau deselerasi.

Masih belum percaya dengan teknik tersebut ampuh membawa kecepatan lebih baik sebelum menikung, MOTOR Plus sempat nangkring di zona pengereman tikungan 4 Sirkuit Sepang. Bukan di tikungan lho ya, tapi pada jarak sekitar 100 meter – 150 meter sebelum tikungan 4 atau R4. Hasilnya fantastis. Dimana hampir semua pembalap di urutan terdepan melakukan deselerasi dengan cara RWS.

Takaaki Nakagami salah satu pembalap Asia (Jepang) yang mampu tampil kompetitif dengan teknik RWS

“Balapan di Moto2 segalanya hanya berkaitan dengan cara membuka dan menutup selongsong handel gas. Ditambah keberanian pembalap melakukan deselerasi dengan cara ekstrim. Artinya pembalap harus menurunkan gigi secepat mungkin di tipe tikungan lambat,” analisis John, Fotografer kawakan asal London yang sudah lama jadi fotografer di MotoGP dan sempat ngobrol dengan MOTOR Plus.

“Tujuannya agar pembalap tinggal buka gas di tikungan. Lantaran buritan motor sudah nyaris sejajar dengan lintasan setelah tikungan,” lanjutnya.

Tapi teknik ini tidak mudah dilakukan. Doni Tata Pradita sudah berulang-kali melakukan itu dan hasilnya nihil. Bahkan hingga semusim di Moto2, ia tak bisa juga melakukannya. “Motor Moto2 memang harus diperlakukan dengan cara seperti itu. Ngoper gigi kebawah harus cepat di tipe tikungan lambat, biar ban belakang sliding. Tapi itu susah, karena body motor sangat ringan sementara tenaganya sangat besar,” keluh Doni.

Wah, kalau sudah tahu teknik seperti ini, harusnya pembalap Indonesia bisa mulai mempelajarinya sebelum benar-benar masuk ke Moto2. Bisa enggak ya! (motorplus-online.com)