Find Us On Social Media :

Mirip Robot! Ini 6 Sensor Penting dari 55 Sensor di Motor MotoGP, Yuk Kenalan

By Ahmad Ridho, Selasa, 9 Januari 2018 | 14:49 WIB
High side salah satunya akibat pengaturan di sensor kontrol traksi (IST)

MOTOR Plus-online.com - Valentino Rossi bilang sejak motor MotoGP menggunakan banyak sensor elektronik, motor MotoGP jadi seperti robot.

Balap motor sekelas MotoGP memang membutuhkan perangkat pendukung canggih.

Selain untuk proses pengambilan gambar, sensor-sensor itu berfungsi untuk menghindari kecelakaan.

(BACA JUGA: Mengejutkan! Tahun Depan Andrea Dovizioso Siap Tinggalkan Ducati, Ini Buktinya)

Di motor MotoGP, total ada 55 sensor yang menempel.

55 sensor itu masuk dan dihubungkan ke ECU atau Eletronic Control Unit.

Data-data 55 dari sensor bisa dibaca di di layar monitor.

Semua data itu disebut telemetri.

(BACA JUGA: Ternyata Ini Keunggulan Selang Rem Aftermarket)

Ini dia, 6 sensor dari 55 sensor yang ada di motor MotoGP.

1. Launch Control System (LCS)

Launch Control System merupakan sensor untuk mengatur putaran mesin motor untuk selalu di rpm bawah.

Beberapa kegunaan LCS  saat motor MotoGP keluar pit setelah motor disetting ulang atau saat motor mau masuk pit.

Salah satu fungsi lain LCS ketika motor mau start.

LCS bekerja untuk meredam kelebihan rpm saat mau akselerasi sebelum lampu merah start padam.

Salah satu cara LCS dengan menekan salah satu tombol di sebelah kiri setang.

2. Traction Control (TC)

Sensor traction control atau yang disebut kontrol traksi mengatur supaya ban belakang mencengkram aspal 100%.

Kalau perpindahan tenaga dari putaran mesin waktu akselerasi ataupun deselerasi tidak diatur dengan tepat, muncul deh ban belakang sliding atau bahasa gaulnya ngepot.

Fungsi traction control paling penting supaya mengurangi resiko high side effect.

High side effect kejadian tenaga mesin yang besar keluar mendadak waktu pembalap buka gas cepat.

Pembalap enggak bisa mengontrol efek power yang berlebihan mengakibatkan rider terpental dari motor.   

Rangkaian sensor kontrol traksi berupa kabel yang diikat ke lengan ayun sampai ke gir belakang motor MotoGP.

3. Sensor Wheelie

Guna sensor wheelie supaya motor enggak standing alias ban depan enggak ngangkat.

Kondisi ban depan standing karena over power saat akselerasi yang biasanya terjadi waktu motor keluar tikungan.

Fungsi sensor wheelie mengatur tenaga yang berlebihan dan mendeteksi gerakan ban depan.

4. Sensor Lean Angle   

Lean angle atau sudut kemiringan motor akan mendata berapa derajat kemiringan motor waktu masuk tikungan.

Nanti ketahuan berapa derajat sudut kemiringan motor dan berapa rpm yang diatur pembalap ketika di kelokan.

Mekanik akan tahu nih pembalap berlebihan enggak miringnya atau belum maksimal memiringkan motor.

Saat ini sudut kemiringan paling tinggi bisa mencapai 68 derajat dilakukan Marc Marquez.

Data putaran mesin berbanding lurus dengan sudut kemiringan motor

5.  Sensor sok depan dan belakang

Output data sok depan dan belakang sangat berguna bagaimana kondisi sok bekerja waktu cornering, ngerem, dan keluar tikungan.

Dari data yang terlihat di layar monitor akan bisa dianalisis.

Analisisnya sudah tepat enggak titik pengereman si pembalap atau sudah pas enggak settingan sok ketika pembalap berada di tikungan.

6. Sensor tekanan angin ban

Ini sensor terbaru yang dipasang sejak ban Michelin menjadi penyuplai ban satu-satunya untuk MotoGP tahun lalu.

Tekanan angin akan bisa berubah-ubah bergantung temperatur aspal sirkuit.

Dengan sensor ini, mekanik tahu apakah  tekanan angin ban melebihi batas toleransi atau enggak.

Sensor tekanan angin ban ini dipasang supaya tidak terjadi seperti yang dialami Loris Baz saat tes resmi Michelin di sirkuit Sepang awal tahun lalu.

Ban belakang Ducati GP16 yang dipakai Baz pecah mendadak saat motor melintas dengan kecepatan di atas 280 km/jam.