Find Us On Social Media :

Kembali Berulah di Bandung... Ini Sejarah Panjang Perjalanan XTC, Kelompok Paling Ditakuti

By Ahmad Ridho, Rabu, 30 Mei 2018 | 15:11 WIB
Logo XTC Indonesia (Dok XTC)

MOTOR Plus-online.com - Tidak seperti di Jakarta, Bandung punya beberapa geng motor sadis yang ditakuti.

Satu diantaranya adalah XTC alias Exalt To Coitus.

Beberapa waktu lalu heboh oknum anggota XTC yang mengacungkan pedang dan mengancam pemotor di Bandung.

Akibat ulahnya, polisi masih memburu oknum anggota XTC tersebut karena dinilai membahayakan.

(BACA JUGA: Pantas! Ilmunya Tinggi, Korban Begal Yang Jadi Tersangka Ini Bisa Kalahkan Pelaku)

Dilansir dari Wikipedia, XTC merupakan komunitas otomotif yang berdiri pada tahun 1982 oleh 7 orang pemuda Bandung.

Belakangan nama itu diganti menjadi Exalt To Creativity dengan simbol kelompok berupa bendera berwarna paling atas putih-biru, muda-biru tua, tengahnya bergambar lebah yang secara harfiah oleh anggota kelompok XTC dimaknai sebagai solidaritas antar anggota.

Bila salah satu di antara mereka ada yang diserang, maka yang lainnya akan membela seperti halnya lebah.

Untuk menjadi anggota XTC, calon anggota harus mengikuti penggojlogan di Lembang.

(BACA JUGA: Merinding... Satu Bulan Hilang, Seorang Crosser Ditemukan Sudah Jadi Tengkorak di Samping Motornya)

Biasanya calon akan diuji ketahanan fisik seperti ditendang, diinjak, dan dipukul.

Selanjutnya diadakan tes mengendarai motor ke rumah tanpa rem.

Kegiatan lainnya konvoi, adu balap, dan kriminal, seperti penodongan.

Awalnya XTC yang berarti Exalt To Coitus didirikan paramuda Bandung sebagai bentuk identitas kelompok yang menggemari dunia otomotif.

(BACA JUGA: Simak Video Reka Ulang Kronologi Kejadian Viral Korban Begal Jadi Tersangka)

Lambat laun organisasi non-formal ini mendapat apresiasi dari kalangan muda, utamanya remaja Sekolah Menengah Pertama dan Atas.

Kelompok XTC dalam persepsi sebagian masyarakat dianggap gangster karena aktivitas jalanan berupa kebut-kebutan, balapan liar, bahkan tindak pidana ringan hingga berat berupa aksi massa yang mengakibatkan perkelahian massal dengan korban jiwa.

Aktivitas komunal seperti XTC mengenal terminologi Panglima Perang (Koordinator Perang) atau Rampasan Perang sebagai bagian dari hierarki dan psikologi kelompoknya.

XTC Bandung menghadiri sebuah kegiatan. (istimewa)

Panglima Perang adalah orang yang ditunjuk berdasarkan musyawarah internal dan berkewajiban menjadi garda terdepan apabila terjadi bentrokan dengan kelompok otomotif atau gangster sejenis.

(BACA JUGA: Begini Kronologi Korban Begal Yang Jadi Tersangka Setelah Bacok Pelaku Hingga Tewas, Ternyata...)

Sedangkan Rampasan Perang dalam terminologi mereka adalah upaya untuk meningkatkan harga diri sebagai penguasa wilayah tertentu.

Rampasan Perang dipandang mereka bukan aksi kriminal, rampasan perang rata-rata motor tidak untuk diperjualbelikan melainkan hanya dibakar dan sebagai penanda unjuk kekuatan kelompok.

 

Menuju usia dekade ke-4, XTC Indonesia akhirnya mengikrarkan diri sebagai organisasi masyarakat (ormas) di tempat kelahirannya di Bandung, Minggu 7 Juni 2015.

Perubahan tersebut menjadi yang kali kedua setelah pada 23 April 2013 eks geng bermotor terbesar di Bandung ini bertransformasi menjadi organisasi kepemudaan (OKP).

(BACA JUGA:  Jadi Pemuncak Klasemen, Marquez Masih Belum Puas dan Ancam Honda Segera Kembangkan Ini)

"Organisasi kepemudaan tidak bisa bertahan lama karena terpatok oleh umur, sedangkan anggota XTC ada yang sudah berumur di atas 40 tahun.

Ini wajar saja karena umur organisasi ini sudah 33 tahun," ujar Ketua Dewan Pembina XTC Indonesia, Ivan Rivky.

Ivan menjelaskan, XTC Indonesia mengalami perubahan karena tuntutan zaman.

Pada awal berdiri, 31 Desember 1982 silam, XTC berwujud sebagai organisasi otomotif.

(BACA JUGA: Terungkap! Korban Begal yang Bunuh Pembegalnya Ternyata Santri Madura, Diam-diam Punya Ilmu Ini)

Anggota organisasi ini menyebar ke seluruh Indonesia, bahkan hingga ke Jepang dan Los Angeles, Amerika Serikat.

Dari catatan terakhir, hingga kini, anggota XTC Indonesia mencapai 200.000 di 25 provinsi di Indonesia.

Jumlah terbanyak berada di Bandung, yakni sebanyak 15.000 orang.

"Selain Jabar, kantong-kantong anggota XTC terbanyak berada di Lampung dan Bali.

(BACA JUGA: Mau Ketawa Takut Dosa... Video Balapan Kids Zaman Now Ini Menunjukkan Seperti Apa Mereka Sebenarnya)

Bahkan, Riau anggotanya mencapai 4.000 orang.

Namun, saat ini, kami sedang mendata ulang anggota kami.

Targetnya, sebelum munas, data resmi anggota sudah kami pegang," ucapnya.

Namun, dalam perkembangannya, XTC dikenal menjadi geng bermotor yang meresahkan, mulai dari perang antar-geng bermotor serta kerusuhan yang pernah melibatkan XTC.

(BACA JUGA: Makin Panas... Andrea Dovizioso Anggap Jorge Lorenzo Biang Masalah buat Ducati)

Hingga akhirnya XTC bertransformasi menjadi OKP dan menjadikan organisasi ke arah yang lebih baik.

"Kami berubah ke arah lebih baik.

Kami ingin menghilangkan stigma negatif.

Geng motor adalah masa lalu kami yang telah kami bubarkan zamannya Pak Moeldoko dulu," tuturnya.

(BACA JUGA: Ini Yang Harus Dilakukan Bila Motor Akan Ditinggal Saat Mudik Lebaran)

Berbagai cara untuk mengubah stigma negatif pun ditempuh.

XTC memperketat tata tertib keanggotaan dan menjalin komunikasi dengan berbagai instansi, seperti polisi, TNI, termasuk pemerintah.

Ivan mengaku organisasinya siap membantu semua program pemerintah, TNI, ataupun Polri. "Kami organisasi nonpartisan, tetapi membuka diri untuk bekerja sama dengan organisasi politik maupun nonpolitik demi terwujudnya Indonesia yang tenteram, adil, makmur, dan sejahtera dengan memegang moto 'Kekuatan dalam Persaudaraan'," katanya.

Ivan mengaku hingga kini masih ada segelintir orang yang berperilaku sebagai anggota geng bermotor.

Mereka terkadang mengatasnamakan XTC.

Namun, pendiri XTC ini meyakinkan bahwa organisasinya sudah berubah.

Bahkan, polisi sudah mengetahui mana XTC asli dan XTC palsu.