Find Us On Social Media :

Empat Hal Ini Perlu di Ketahui Pas Bore Up, Bikin Kantong Gak Jebol Bro

By Arseen, Rabu, 17 Oktober 2018 | 19:23 WIB
Empat Hal Ini Wajib di Perhatikan Ketika Akan Ngebore Up (Dok.M+)

MOTOR Plus-online.com - Cara paling mudah untuk mendongkrak tenaga motor dengan cara bore up.

Namun setelah bore up, banyak yang kecewa karena hasil yang didapatkan kurang memuaskan.

Ada yang motornya tidak mau lari kencang dan top speed turun. Lha kenapa?

Bahkan setelah bore up ada juga yang mengalami overheat dan pelumas cepat berkurang.

Apa saja yang harus diperhatikan? Yuk kita sambil tanya kepada yang sering melakukan bore up.

(BACA JUGA: Ini Dia Beberapa Kelebihan Dari Slang Radiator Aftermarket Selain Dongkrak Penampilan)

JAGA RASIO KOMPRESI

Banyak yang main bore up, tapi tidak memperhatikan rasio kompresi. Apalagi, kebanyakan dilakukan oleh pemula.

Beli paket bore up langsung dipasang tanpa menghitung ulang rasio kompresi. Lalu apa sih rasio kompresi itu.

Rasio kompresi adalah perbandingan volume total dibagi volume ruang bakar. Volume total itu volume ruang bakar + volume silinder.

Misalnya rasio kompresi motor 10 : 1. Artinya, volume ruang bakar sepersepuluh dari volume total.

Yuk dikasih contoh. Misalkan volume silinder setelah dibore up jadi 150 cc.

(BACA JUGA: Ajaib, Pakai Coolant Ini Bikin Kipas Radiator Jarang Berputar, Diklaim Lebih Bagus Dari Merek Yang Lain)

Dilakukan pengukuran volume ruang bakar dengan cara memakai buret dan oli, didapat 10 cc. Maka rasio kompresi yaitu:

r = (VR + VS)/VR

r = rasio kompresi?

VR = Volume ruang bakar 10 cc

VS = Volume silinder 150 cc

Maka rasio kompresi

R = (10 + 150)/10

 = 16

Artinya rasio kompresi jadi 16 : 1. Sangat tinggi sekali. Perlu bahan bakar yang punya oktan tinggi banget. Lebih dari bensol atau avgas.

Untuk motor harian yang rata-rata Pertamax rasio kompresi maksimal 12,5 : 1. Pertamax Turbo bisa 13 : 1.

Untuk itu harus menurunkan rasio kompresi. Caranya dengan memperbesar ruang bakar.

Misalnya squish ruang bakar dilebarin supaya volume ruang bakar bertambah. Sehingga rasio kompresi jadi turun.

Atau ada juga yang menambah paking blok dan kepala silinder. Harapannya rasio kompresi turun.

(BACA JUGA: Begini Cara Mudah Bikin Mika Headlamp Kusam Jadi Beninng Lagi, Bisa Jadi Wetlook Loh..)

Namun jika seher terlalu mendem, tarikan motor juga jadi berkurang. Maksimal bibir seher mendem 0,8 mm sudah berikut paking blok silinder.  

Efek rasio kompresi terlalu besar banyak ruginya. Paling parah top speed turun dari kondisi standar.

Asalnya 100 km/jam, setelah bore up bisa hanya 80 km/jam. Suara mesin juga jadi ngelitik dan berisik. Juga membuat mesin cepat panas dan oli mesin cepat berkurang.

FILTER UDARA.

Setelah bore up, kapasitas silinder jadi bengkak. Butuh pasokan udara dan bahan bakar yang lebih banyak.

Biasanya jika masih mengandalkan rumah filter standar dan masih pasang saringan, jadi kurang maksimal.

(BACA JUGA: Helm Untuk Balap Selalu Pakai Flat Visor, Kenapa Ya?)

Rumah filter standar tidak cukup menampung udara yang dibutuhkan setelah bore up.

Apalagi, masih pasang busa atau kertas filter. Udara yang masuk kian terhambat. Makanya setelah bore up banyak yang buang filter udara.

Gantinya pakai saringan udara aftermarket.

Kekurangan suplai udara juga bisa membuat top speed berkurang. Seperti dicekik.

SUPLAI BAHAN BAKAR.

Jelas setelah bore up butuh bahan bakar lebih banyak. Banyak yang langsung ganti spuyer atau injektor karena dianggap terlalu kering dan mesin cepat panas.

(BACA JUGA: Bikin Penasaran, Ternyata Ini Alasan Kenapa Pembalap Enggak Pakai Helm dengan Double Visor)

Namun lebih baik jangan ganti injektor dulu. Tetap gunakan injektor standar, tetapi debit bensin dibesarkan lewat ECU racing atau piggyback.

Namun kalau menggunakan ECU Racing atau piggyback dirasa mahal.

“Banyak yang mengakali dari setingan CO. Seperti di motor-motor Yamaha yang bisa diakali setingan CO-nya. Dilakukan dengan diagnostic tool di bengkel resmi,” jelas Pangeran Ilham yang banyak melakukan bore up di motor-motor hariannya.

Menurut Ilham, seperti di Yamaha NMAX atau Aerox 155 yang bore up menggunakan paket bore up Athena jadi 183 cc, silakan setingan CO dibesarkan.

Dibuat plus 20 sampai 26 masih bisa.

Jika bore up terlalu besar, tidak cukup mengandalkan injektor standar.

Misalnya dari 150 cc jadi 250 cc, jelas injektor dan ECU harus ganti.

PERHATIKAN PELUMAS.

Banyak yang menganggap setelah bore up membuat motor jadi haus oli. Padahal tergantung paket bore up dan cara pengerjaan.

Ada paket bore up yang bagus sehingga tidak haus oli.

Tapi, meski menggunakan paket bore up bagus, perhatikan pelumas tetap wajib. Sebab bisa saja pelumasnya mudah berkurang.

Jika punya duit lebih, gunakan pelumas yang mahal dan bagus akan lebih baik.