Find Us On Social Media :

Setelah Oli Mineral Dan Sintetik Muncul Ester, Mana Yang Bagus? Ini Hasil Tesnya

By Aong, Minggu, 24 Maret 2019 | 13:32 WIB
Tes Oli Mineral vs Sintetik vs Ester Mana Yang Paling Dingin? (Randy / OTOMOTIF)

Termometer laser diarahkan ke blok mesin dengan jarak kurang lebih 30 cm (Randy / OTOMOTIF)

Suhu yang diambil merupakan angka terakhir pada saat waktu 1 menit 30 detik berakhir.

Oli Mineral
Oli mineral merupakan hasil turunan dari proses penyulingan fraksional minyak bumi.

Hasil tes oli mineal (Randy / OTOMOTIF)

Dalam proses pengolahannya, oli mineral ditambah aditif-aditif yang berbeda pada setiap pabrikannya.

Baca Juga : Ditilang Rp 750 Ribu Mengendara Motor Sambil Merokok, Ini Dasar Hukumnya

Setelah oli mineral dari salah satu brand terkenal ini dituang dan dites, tenaga yang didapat sebesar 13,79 dk pada 9.375 rpm dengan torsi 10,9 Nm di 8.333 rpm.

Pada pengukuran suhu pakai oli mineral mencatatkan angka 113° C, itu ternyata paling tinggi di antara ketiganya.

Bahkan sampai membuat indikator temperatur motor menyala, karena mesin merasa terlalu panas.

Dari literatur, oli mineral ukuran molekulnya tak seragam, karena masih ada unsur-unsur yang tidak penting, sehingga pendinginan kurang maksimal.

Baca Juga : Wow Kredit Motor Tanpa Bunga? Yuk Lihat Pilihan Leasing Dan Risikonya

Lain halnya dengan oli semi-sintetik yang sudah dikeluarkan unsur tak pentingnya melalui proses hydrocracking.

Hasil tes oli sintetik (Randy / OTOMOTIF)

Pada oli sintetik yang dites, tenaga yang dihasilkan sebesar 13,70 dk di 10.000 rpm dengan torsi 10,9 Nm pada 8.125 rpm.

Suhu yang dicapai hanya 106° C, atau yang paling rendah pada pengetesan kali ini.

Karakteristik oli sintetik yang stabil saat terkena panas, membuat pendinginan dapat bekerja secara optimal.

Hasil tes oli ester (Randy / OTOMOTIF)

"Umumnya tak boleh lebih dari 20 persen ester. Kalo lebih tinggi banyak terjadi sludge,” terang Hendra Tjoa, Direktur PT Trioline Agung Perkasa pemegang oli Igol di Indonesia.

Meski begitu, umumnya campuran ester sekitar 5 persen. Oli dengan campuran Ester mempunyai antifriksi bagus makanya jamak dipakai di balap.

Dalam pengetesan, oli dengan campuran Ester mencatatkan tenaga 13,74 dk pada 9.792 rpm dan torsi 11,0 Nm di 8.125 rpm. Suhu yang tercatat sebesar 107,1 derajat celcius. Beda sekitar 1,1° C dari oli sintetik.

Kesimpulan
Dari tes ketiga jenis oli antara yang mineral, sintetik dan ester ternyata tak mempengaruhi performa secara signifikan, ketiganya relatif sama karena bedanya hanya 0,03-0,12 dk, hal yang wajar ketika pengetesan di atas dyno, dan juga ketiganya sudah JASO MA sehingga tak menimbulkan selip di kopling.

Yang beda signifikan adalah suhu kerja, pakai oli mineral suhunya relatif lebih tinggi dibanding yang ester apalagi sintetik, ada beda sekitar 7° C.
Farm Tuning: (021) 2270 6787