Find Us On Social Media :

Waduh, Penyebab Kemacetan di Jakarta Akibat Ini, Begini Idealnya

By Reyhan Firdaus, Senin, 7 Oktober 2019 | 09:30 WIB
Ilustrasi kemacetan di Jakarta. (Kompas.com)

MOTOR Plus-online.com - Kemacetan kota Jakarta, masih menjadi masalah yang belum terpecahkan secara maksimal.

Biasanya masalah yang dituding sebagai penyebab kemacetan, adalah pertumbuhan kendaraan.

Pertumbuhan kendaraan di Jakarta dianggap tidak sebanding, dengan pembangunan infrastruktur jalan.

Tidak seimbangnya pertumbuhan kendaraan itu, berhubungan dengan panjang jalan di DKI Jakarta yang kurang memadai.

Baca Juga: Bandung Disebut Kota Termacet di Indonesia, Pemkot Buka Suara

Baca Juga: Geger, Didi Kempot Tampil Di Kustomfest 2019 Jogja Macet Parah

Pemerhati Masalah Transportasi, Budiyanto mengatakan, data menunjukan pertambahan kendaraan bermotor lima tahun terakhir di Jadetabek ada peningkatan 9,3 persen.

Lalu pertumbuhan pembangunan infrastruktur, hanya 0,1 persen.

"Panjang jalan di wilayah DKI Jakarta, kurang lebih menyentuh 7,159 persen dari luas kota," ujar Budiyanto di Jakarta, Minggu (6/10/2019).

"Sedang idealnya mengacu pada kota-kota besar di Negara maju, panjang Jalan 12 sampai 15 persen dari luas Kota," tambah Mantan Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya ini.

Data tersebut mengindikasikan, bahwa infrastruktur jalan di Kota Jakarta masih jauh dari kondisi ideal.

Ini berdampak paralel pada salah satu permasalahan lalu lintas, yakni masalah kemacetan.

"Walaupun kita sama- sama tahu bahwa kemacetan terjadi bukan saja disebabkan kekurangan infrastruktur jalan, namun juga ada permasalahan lain," tukas Budiyanto.

"Misal disiplin pengguna jalan yang relatif masih rendah, infrastruktur yang digunakan tidak pada peruntukannya dan penegakan hukum yang belum maksimal dan lain - lain," tutur dia.

Baca Juga: Biang Kemacetan, Pemotor Keluhkan Galian Gorong-Gorong Jalanan Di Cimahi

Jalan S. Parman, Tomang, Jakarta Barat yang biasanya menjadi titik kemacetan tampak lengang pada Sel (Kompas.com)

Melihat kondisi seperti ini, Budiyanto menilai seharusnya Pemprov DKI Jakarta memiliki program.

Seperti program selektif prioritas, berkaitan dengan pembangunan penambahan panjang jalan.

Sehingga secara otomatis dapat mengurai, atau mengurangi kemacetan.

"Jangan malah sebaliknya memperlebar trotoar yang secara otomatis mengurangi kapasitas jalan," tutup Budiyanto.