Find Us On Social Media :

Update Harga Bensin Pertamina, Artis yang Menjabat Anggota DPR Ini Usulkan Pertamax Seharga Premium

By Erwan Hartawan, Senin, 7 September 2020 | 08:10 WIB
Ilustrasi Anggota DPR mengusulkan Pertamina untuk harga Pertamax sama dengan harga Premium (Dok. Marketing Operation Region III Pertamina)

MOTOR Plus-Online.com - Artis yang juga anggota DPR meminta pertamina untuk mengupdate harga bensin.

Yap Anggota Komisi VII DPR RI, Mulan Jameela, mengusulkan untuk menurunkan harga Pertamax bisa sama dengan harga Premium.

Ini diharapakan agar masyarakat beralih ke BBM yang lebih ramah lingkungan tersebut.

Menurutnya usulan tersebut sebagai solusi atas rencana Pertamina yang akan menghapus BBM jenis Pertalite dan Premium.

Baca Juga: Buruan Daftar PT Pertamina Grup Buka Lowongan Kerja untuk SMA/SMK D3 dan S1 Ayo Jangan Sampai Telat

Baca Juga: Jangan Buang Sampah Karena Bisa Ditukar Oli yang Jadi Program Khusus Pertamina

Dalam rapat dengar pendapat Komisi VII dengan direksi Pertamina pada Senin (31/8/2020) lalu, Mulan bertanya kepada Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, terkait apakah Pertamina telah memikirkan dampak dari penghapusan Premium dan Pertamax nantinya kepada masyarakat luas.

"Sekedar masukan saja kalau benar Premium dan Pertalite dihapus, apakah memungkinkan apabila harga Pertamax ini bisa diturunkan sama dengan harga Premium, mungkin ini bisa jadi solusi," kata Mulan Jameela dikutip dari Kompas.com, Sabtu (5/9/2020).

Dia meminta manajemen Pertamina untuk mempertimbangkan secara matang rencana menghapus Premium dan Pertalite dari SPBU, terutama terkait dengan dampaknya pada masyarakat luas.

"Sejauh mana Pertamina sudah lakukan pengkajian yang mendalam dan lebih luas lagi kepada masyarakat terkait rencana penghapusan Pertalite dan Premium (Premium dan Pertalite dihapus)," ucap Mulan Jameela.

Baca Juga: Cepet Manfaatkan Pertamina Kasih Kredit Tanpa Bunga juga Beri Bimbingan dan Pembinaan Usaha Rakyat

"Mengingat saat ini kita sedang ada ujian pandemi Covid-19," sambungnya.

"Kalau Premium dan Pertalite ini dihapus tentu akan berdampak yang tidak baik untuk masyarakat," kata dia lagi.

Anggota Komisi VII DPR RI lainnya, Dony Oekon, mempertanyakan kemampuan Pertamina dalam memproduksi BBM dengan RON 91 atau lebih.

Menurut dia, saat ini Pertamina masih belum mampu memproduksi BBM nilai oktan 91 ke atas dengan jumlah besar guna memenuhi kebutuhan pasar.

Baca Juga: Tukar Sampah Jadi Oli Motor, Pertamina Punya Progam Baru Nih, Intip Yuk Caranya

"Jangan sampai kita harus impor lagi, mengikuti keputusan LHK tapi kita blm siap, Pertamina belum siap dan harus impor," ujar dia.

Lebih lanjut, Dony menyoroti proyek-proyek pembangunan dan pengembangan kilang Pertamina yang tidak kunjung rampung.

Oleh karenanya, ia meminta pemerintah untuk menunda rencana penghapusan dua jenis bensin subsidi itu.

"Yang dulunya targetnya semua (kilang) kita sudah running di 2024, tapi sampai hari ini belum berjalan," kata dia.

Baca Juga: Enggak Tahunya Cuma Ada 5 Negara yang Masih Pakai BBM Premium Loh

Sementara itu, Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan kebijakan subsidi Pertamax perlu dilakukan guna menjaga daya beli masyarakat, khususnya yang sebelumnya menggunakan Premium dan Pertalite.

"Jika memang perlu, ke depan BBM RON tinggi ini harus di berikan subsidi setidaknya bisa mengurangi beban masyarakat," ujar dia.

"Selain itu, Mamit menilai Pertamina bisa melakukan penghapusan BBM RON di bawah 91 secara bertahap," lanjutnya.

"Jika Pertalite belum bisa (dihapuskan), maka sementara Premium dulu yang dihilangkan," kata dia lagi.

Baca Juga: Tukar Sampah Jadi Oli Motor, Pertamina Punya Progam Baru Nih, Intip Yuk Caranya

Namun demikian, melihat kondisi perekonomian nasional yang tengah mengalami pukulan telak dari pandemi Covid-19, Mamit menilai, pemerintah dan juga Pertamina perlu mengkaji ulang rencana tersebut.

Dengan melihat kondisi masyarakat saat ini, pemerintah disebut perlu menunda pelaksanaan penghapusan Premium dan Pertalite.

"Mengingat kondisi ekonomi masyarakat yang terdampak karena Covid-19 ini. Masyarakat kita saya kira belum sepenuhnya siap untuk itu," ucap Mamit.