Find Us On Social Media :

Terancam Penyakit Kanker! Bensin Premium Gak Cuman Bikin Mesin Cepat Rusak Tapi Bisa Ganggu Kesehatan, Ini Penjelasannya

By M Aziz Atthoriq, Kamis, 5 November 2020 | 18:15 WIB
Wih Pertalite turun harga nih dijual setara harga Premium, tapi cuma berlaku di 38 pom bensin Pertamina saja. (Pertamina)

MOTOR Plus-Online.com - Terancam penyakit kanker! Bensin premium gak cuman bikin mesin cepat rusak tapi bisa ganggu kesehatan.

Mungkin bagi bikers gak asing lagi ya dengan bensin yang bernama Premium.

Yups bensin Premium memang punya harga paling murah dibandingkan dengan harga bensin milik Pertamina yang lain.

Nah beredar kabar juga akibat kadar oktan Premium yang rendah yaitu 88 dapat bikin mesin cepat rusak.

Baca Juga: Masuk Musim Hujan, Intip Harga Jas Hujan Model Stelan dan Ponco, Harga Mulai Rp 10 Ribu Sampai Rp 200 Ribuan 

Apalagi buat kendaraan jaman sekarang yang berkompresi tinggi dan sudah butuh bensin beroktan tinggi.

Ternyata ada kabar lain nih, beredar kabar jika bensin premium dapat mengganggu kesehatan manusia yaitu dapat menyebabkan kanker.

Konsumsi Premium, selain bisa merusak mesin kendaraan, menurut Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), Premium bisa memicu penyakit mematikan seperti kanker.

Direktur Eksekutif KPBB Ahmad Safrudi mengingatkan, konsumsi BBM oktan rendah bisa memicu berbagai penyakit, termasuk kanker.

 Baca Juga: 2 Hari Lagi Bantuan Langsung Tunai (BLT) Subsidi Gaji Masuk Rekening, Siap-siap Rajin Cek Saldo Bro

“Konsumsi Premium sangat berbahaya untuk kesehatan," kata Ahmad dalam keterangannya, Rabu (4/11).

Dijelaskan Safrudi, BBM oktan rendah akan membuat pembakaran di dalam mesin menjadi tidak sempurna.

Ini terjadi, karena terbakarnya BBM di dalam ruang bakar hanya hanya karena tekanan mesin bukan karena percikan api dari busi.

Akibatnya, selain menjadikan mesin mengelitik (knocking), juga membuat banyak BBM terbuang dan menjadi emisi hidrokarbon, karbon monoksida (CO), dan nitrogen dioksida melalui knalpot. Nah, emisi hidrokarbon inilah yang memicu kanker.

Baca Juga: Modal KTP Dan Data Lain BLT UMKM atau Bantuan Pemerintah Rp 2,4 Juta Siap Ditransfer, Cek Hal Penting Ini

Berdasar riset KPPB bersama Universitas Indonesia (UI), rata-rata air seni masyarakat Jakarta mengandung polysiclic aromatic hydrocarbons (PAH) 2.200 mg kreatinin.

Angka tersebut, lanjut Safrudin sangat tinggi karena standar World Health Organizazation (WHO) hanya memperbolehkan 500 mg kreatinin.

Selain itu, di dalam urine juga ditemukan benzene yang juga sangat tinggi, yaitu 8,9 mg.

Angka tersebut jauh di atas standar WHO, yaitu maksimal hanya boleh 0,3 mg kreatinin.

Baca Juga: Dikritik Test Rider Ducati, Andrea Dovizioso Kerahkan Semua di 3 Putaran Terakhir MotoGP

 Dari temuan KPPB, PAH dan benzene pada urine masyarakat Jakarta tersebut berasal dari pencemaran hidrokarbon kendaraan bermotor.

Jadi sangat wajar jika angka penderita kanker di Jakarta tinggi dan terus meningkat.

Tak hanya kanker, berbagai penyakit lain yang tak kalah berbahaya, juga mengintai.

Selain itu, karbon monoksida yang dihasilkan juga bersifat racun dan nitrogen dioksida memicu penyakit paru-paru.

Temuan lain, bahaya BBM beroktan rendah seperti Premium akan mencemari lingkungan, yang pada ujungnya akan berdampak pula pada kesehatan manusia.

 Baca Juga: Dibekali Mesin 1.200 cc Harganya Cuma Beda Rp 1 Jutaan dari Yamaha NMAX ABS, Dijamin Gak Kehujanan Asyik Buat Kondangan

Seperti mengganggu saluran pernafasan. Apalagi di jalanan yang padat kendaraan. Akan berisiko menyebabkan gangguan pernafasan.

Yang punya risiko asma bisa lebih memicu asma, sampai jangka panjang adalah kanker paru-paru.

Karena itu, langkah pemerintah bersama Pertamina mendorong penggunaan bahan bakar ron tinggi, seperti Pertamax, sangat bagus untuk mengurus dampak buruk polusi.

Program Langit Biru perlu terus diperluas.

Menurut KPPB, semakin tinggi pengunaan BBM ron tinggi, maka risiko pencemaran lingkungan yang hilirnya berdampak pula pada kesehatan manusia akan semakin rendah.

 Baca Juga: Pakai Nomor KTP Cek Penerima BLT UMKM BPUM Rp 2,4 Juta Lewat BRI, Begini Caranya

Jadi, sangat tepat kebijakan untuk terus edukasi publik untuk tidak lagi menggunakan premium.

Pengamat Otomotif Jusri Pulubuhu menambahkan, dengan edukasi bagus yang dijalankan pemerintah, secara perlahan publik akan menyadari dampak positif menggunakan BBM Ron tinggi.

Bahkan, pemerintah disarankan tak ragu untuk mulai sepenuhnya menyalurkan BBM Ron tinggi.

"Pemerintah sebenarnya hanya perlu melakukan stop produk BBM oktan dan cetane rendah.

Sudah saatnya masyarakat menggunakan BBM Ron tinggi karena memiliki banyak kelebihan, mesin awet, tenaga kendaraan terjaga, dampak buruk terhadap lingkungan juga lebih kecil, dibanding bahan bakar oktan rendah," ujar Jusri.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul KPBB: Konsumsi Premium Bikin Mesin Cepat Rusak, Kesehatan Terganggu, https://www.tribunnews.com/bisnis/2020/11/05/kpbb-konsumsi-premium-bikin-mesin-cepat-rusak-kesehatan-terganggu?page=2.