Find Us On Social Media :

Rencana Bensin Premium Dihapus Tahun Depan, Para Pakar Sudah Mendukung

By Ardhana Adwitiya, Minggu, 15 November 2020 | 19:10 WIB
Ada rencana bensin Premium dihapus tahun depan, ternyata para pakar sudah mendukung (KONTAN/Baihaki)

MOTOR Plus-online.com - Ada rencana bensin Premium dihapus tahun depan, ternyata para pakar sudah mendukung.

Wacana bensin Premium dihapus kembali terdengar akhir-akhir ini dan segera menjadi kenyataan.

Buktinya sejak awal tahun 2020, BBM Premium dihapus di sejumlah daerah.

Pemotor harus siap-siap nih untuk beralih ke bensin lain seperti Pertalite, kalau enggak ada bensin Premium lagi.

Baca Juga: Siap-siap Bro! Bensin Premium Bakal Dihapus Tahun Depan, Begini Kata Pertamina

Baca Juga: Pemerintah Berencana Hapus Premium Mulai 1 Januari 2021, Pertamina Langsung Angkat Bicara

Pemerintah menyebut BBM Premium akan dihapus sejalan dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 20 Tahun 2017 mengenai batasan Research Octane Number (RON).

Dikutip dari Kompas.com, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan MR Karliansyah mengatakan BBM Premium akan dihapus oleh PT Pertamina pada 1 Januari 2021.

Rencananya, BBM Premium akan dihapus dari wilayah Pulau Jawa, Madura, dan Bali (Jamali).

"Syukur alhamdulillah pada Senin lalu saya bertemu dengan Direktur Operasional Pertamina, beliau menyampaikan per 1 Januari 2021, BBM Premium akan dihapus di Jamali," katanya dalam sebuah diskusi virtual, Jumat (13/11/2020).

Baca Juga: Kendaraan Multifungsi! Mesin 1.000 cc Cocok Buat Usaha Irit Bensin Bisa Angkut Banyak, Lebih Murah dari Yamaha NMAX Baru

Karliansyah menambahkan, selanjutnya BBM Premium akan dihapus ke berbagai wilayah lainnya.

Bensin Premium akan dihapus merupakan langkah pemerintah untuk menekan angka konsumsi BBM dengan nomor oktan 88 itu.

Soalnya, berdasarkan data KLHK, Premium masih mendominasi konsumsi bensin di masyarakat.

"Premium masih mendominasi 55 persen penjualan bensin," kata Karliansyah.

Baca Juga: Heboh Pertalite Dijual Seharga Premium, Berlaku di SPBU Seluruh Indonesia? Begini Penjelasan Pertamina

Untuk mendukung rencana tersebut, Karliansyah mendorong produsen BBM untuk menyiapkan kilang produksi bensin dengan nomor oktan di atas 91.

"Sebaliknya, konsumen juga didorong untuk memilih bahan bakar yang lebih ramah lingkungan meskipun dengan harga yang lebih mahal dibandingkan bahan bakar yang lebih kotor," ucapnya.

Sebelumnya, para pakar sudah mendukung rencana BBM Premium sejak dulu.

Dikutip dari KONTAN, Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan menilai, langkah pemerintah dengan mendorong program langit biru, yakni mendorong BBM ramah lingkungan, harus didukung.

Baca Juga: Terancam Penyakit Kanker! Bensin Premium Gak Cuman Bikin Mesin Cepat Rusak Tapi Bisa Ganggu Kesehatan, Ini Penjelasannya

Caranya, dengan mengurangi distribusi dan penjualan jenis BBM yang tidak ramah lingkungan, terutama BBM Premium harus dihapus.

Bahkan program Langit Biru akan semakin baik jika bisa diseleraskan dengan Program Bali Era Baru - Work From Bali, di mana bekerja sambil liburan di wilayah yang ramah lingkungan tanpa plastic bag dan udara bersih rendah emisi.

Karena itu, sudah mendesak, bensin Premium dihapus di Kota Jakarta dan Bodetabek, serta membatasi dengan ketat untuk daerah lainnya di Jawa, dan luar Pulau Jawa.

Penghapusan bensin Premium yang tidak ramah lingkungan, bukan saja urgent untuk mengurangi tingginya polusi di Jakarta, tetapi juga menjaga kesehatan masyarakat.

Baca Juga: Update Harga Bensin Pertamina Terbaru November 2020, Harga Bensin Pertalite Setara Premium di Daerah Ini

Tulus Abadi, Ketua Pengurus Harian YLKI menyampaikan, Bensin Premium patut dihapus karena berkontribusi sangat signifikan terhadap polusi di Jakarta.

Lebih dari 30 persen bensin Premium digunakan oleh kendaraan bermotor.

Jika Premium tak dihapus, kota Jakarta akan makin tenggelam dan kelam oleh polusi.

"Polusi udara masih tinggi, sebab banyak kendaraan masih mengonsumsi BBM yang memiliki oktan rendah," katanya.

Baca Juga: Enggak Tahunya Cuma Ada 5 Negara yang Masih Pakai BBM Premium Loh

Karena itu, semua pihak baik pemerintah pusat dan daerah perlu satu suara dalam kebijakan menghapus Premium.

Penghapusan BBM yang tidak ramah lingkungan seperti Premium, juga sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi karbon sebagaimana Perjanjian Paris (Paris Protokol), yang telah diratifikasi.

Pengurangan emisi karbon antara 29-40% akan sulit tercapai jika masyarakat masih dominan menggunakan BBM yang tidak ramah lingkungan.

Direktur Eksekutif Komite Pengurangan Bensin Bertimbal (KPBB) atau sebelumnya bernama Komite Penghapusan Bensin Bertimbal, Ahmad Safrudin menganggap BBM jenis Pertalite dan Dexlite sebagai dua dari bahan bakar umum disebut sebagai bahan bakar yang tidak lagi layak berdasarkan standar emisi kendaraan yang berlaku di Indonesia.

Baca Juga: Wuih! Harga Bensin Pertamina di Sini Sudah Satu Harga, Dulunya Premium Dijual Segini

Terlebih, sejak 2005, Indonesia mewajibkan standar kendaraan bermotor mengacu pada Euro2/II standar. Penerapan standar ini, lanjut dia, mengharuskan prasyarat tersedianya BBM yang antara lain bensin dengan RON 92 (min), sulfur 500 ppm (max), dan lead 0,013 gr/L (max), dan solar dengan cetane number/CN 51 (min), sulfur 500 ppm (max).

Kemudian, lanjutnya, pada Oktober 2018, pemerintah memperketat standar emisi kendaraan dengan mewajibkan Euro 4/IV standard yang mengharuskan ketersediaan bensin dengan RON 92 (min), sulfur 50 ppm (max), dan lead 0,005 gr/L (max), dan solar dengan CN 51 (min), sulfur 50 ppm (max).

BBM yang memenuhi syarat menurutnya adalah bensin yang setara dengan Pertamax dan Pertamax Turbo. Sementara untuk solar adalah Solar Perta-Dex dan Perta-Dex HQ (High Quality).

Artikel ini sudah tayang di KONTAN.co.id dengan judul BBM Premium akan dihapus, para pakar sudah mendukung