Find Us On Social Media :

Wow, Ini Pembalap Wanita Pertama yang Catat Sejarah di Balapan MotoGP

By Fadhliansyah,Ditta Aditya Pratama, Sabtu, 19 Desember 2020 | 09:10 WIB
Taru Rinne. Wow, Ini Pembalap Wanita Pertama yang Catat Sejarah di Balapan MotoGP (Wikipedia)


MOTOR Plus-online.com - Wow, ini dia pembalap wanita pertama yang catat sejarah di ajang balapan MotoGP.

Brother pasti sudah tahu dong balapan MotoGP, yang biasanya diisi oleh para pembalap pria.

Meski begitu, sebenarnya tidak ada larangan bagi pembalap wanita untuk berpartisipasi di ajang MotoGP.

Nah kali ini kita akan bahas soal pembalap wanita bernama Taru Rinne.

Baca Juga: Ngeri, Insiden Kecelakaan MotoGP 2020 Terjadi 722 Kali, Pembalap Indonesia Tembus Segini

Baca Juga: Abis Sikat Juara Dunia MotoGP 2020, Joan Mir Liburan Malah Main Lumpur

Taru Rine adalah wanita pertama yang enggak sekadar berkompetisi saja, tapi juga berhasil mendapatkan poin di balapan kelas GP125.

Taru Rinne, pembalap wanita pertama yang menorehkan sejarah di ajang MotoGP (Kolase GTPlanet dan Wikipedia)

Taru Rinne yang asli Finlandia pada tahun 2019 sudah berusia 51 tahun alias lahir pada tahun 1968.

Ia enggak memulai karirnya dari balap motor tapi memulainya dari ajang balap gokart.

Di Finlandia, saat itu balapan gokart dipenuhi nama-nama yang kelak jadi legenda F1 seperti Mika Hakkinen, Mika Salo, hingga Jyrki Jarvilehto.

Baca Juga: Jelang MotoGP 2021, Fabio Quartararo Punya Harapan Khusus Buat Yamaha

Malah pada tahun 1979, Taru Rinne jadi juara Finnish Karting Championship kelas 85 cc, sedangkan Mika Hakkinen cuma jadi juara kedua.

Lalu pada tahun 1980 di kelas yang sama, Taru Rinne jadi juara kedua di belakang Mika Salo, sedangkan Hakkinen malah cuma urutan keempat.

Taru Rinne sebelum turun balapan motor malah sudah melawan Mika Hakkinen dan Mika Salo (Ilta Sanomat)

Pada tahun 1983, Rinne jadi juara lagi di kejuaraan gokart tersebut, namun kemenangannya dianulir sebab pada balapan terakhir timnya menggunakan bahan bakar yang tidak sesuai spesifikasi.

Kiprah Rinne memang berakhir di ajang gokart, tapi justru hal tersebut malah membuatnya lanjut ke balap motor pada tahun 1987.

Baca Juga: Dedengkot Tech3 Umumkan Perpanjangan Dengan KTM Sampai MotoGP 2026

Tahun 1988, Rinne dikontrak Honda untuk balapan di kelas GP125 dengan motor RS125.

Namun pada tahun 1989 Rinne jadi dikenal dunia dengan julukan "The First Lady of Fast" sebab ia menyelesaikan musim tersebut dengan 23 poin.

Yah meski dengan 23 poin itu Rinne hanya berada di urutan ke 17, tapi jumlah total peserta di GP125 pada tahun 1989 ada 44 orang. Berarti sudah lebih baik dari setengah peserta lainnya.

Namun karir Taru Rinne di balap motor memang enggak panjang sebab ia mengalami kecelakaan pada tahun 1991 di seri kesepuluh yang digelar di sirkuit Paul Ricard, Prancis.

Taru Rinne setelah kecelakaan di Sirkuit Paul Ricard, Prancis, tahun 1991 (Jarl Asklund)

Baca Juga: Bos Repsol Honda Sulit Menilai Timnya di MotoGP Tanpa Marc Marquez

Namun bukan cedera parah di pergelangan kaki membuat Rinne enggak bisa balapan lagi, melainkan sepucuk surat dari Bernie Ecclestone yang saat itu memiliki kuasa untuk menentukan apakah seorang pembalap bisa lanjut balapan atau tidak.

Dikutip dari motoress.com, Taru Rinne menyebut kalau surat yang diterimanya itu adalah kekecewaan terbesar dalam hidupnya.

Namun bukan berarti kisah balapan Taru Rinne berakhir, ia sempat merasakan balapan lagi pada di balapan lokal Finlandia, hingga di GP Jerman pada tahun 1993.

Meski enggak sampai ke kelas para raja alias GP500, kisah Taru Rinne di balapan GP125 sudah sangat membanggakan dan membuka mata dunia kalau cewek juga bisa ngegas dengan kencang (dan benar).

Baca Juga: Terungkap, Juara Dunia MotoGP 2020 Disponsori Minuman, Nih Buktinya

Dari Taru Rinne ini muncul lagi pembalap-pembalap wanita yang akhirnya sukses juga menorehkan poin di balapan GP seperti Katja Poensgen, Ana Carrasco, hingga Maria Herrera.

Rinne sempat mengomentari kemenangan Ana Carrasco di balapan FIM SuperSport 300 pada tahun 2018 lalu.

Taru Rinne dan Giacomo Agostini, Rinne duduk di motor milik Eddie Lawson (Stefan Pejer via Motoress.com)

"Saya senang sekali melihat Ana merebut gelar itu. Memang saya selalu senang ketika melihat ada wanita yang sukses di balapan. Yang Ana lakukan adalah sesuatu yang sangat saya hormati," ungkapnya sebagaimana dikutip GridOto dari FIM-live.

Semoga saja bisa ada penerus Taru Rinne dari Indonesia ya, sebab di sini memang banyak wanita yang bisa kencang kalau naik motor.

Baca Juga: Monster Energy Sponsori Suzuki Tahun Depan, Gara-gara Dominan Di 2020

Walau masih banyak juga tuh yang asal kencang tapi asal-asalan, tapi kalau dilatih dan diniatkan siapa tahu juara MotoGP pertama dari Indonesia adalah seorang wanita. Hehe...