Find Us On Social Media :

Yamaha Jadi Pabrikan Motor Pertama Dunia Bantu Ukraina yang Diinvasi Rusia

By Yuka Samudera, Rabu, 16 Maret 2022 | 11:28 WIB
Yamaha kasih donasi ke Ukraina yang diinvasi Rusia. (Global.yamaha-motor.com)

MOTOR Plus-Online.com - Salut, Yamaha jadi pabrikan motor pertama dunia bantu Ukraina yang diinvasi Rusia.

Invasi Rusia ke Ukraina membuat semua aspek turut ikut terlibat, termasuk otomotif.

Hal ini membuat beberapa pabrikan otomotif menyetop sementara operasinya dan turut memberikan bantuan atau donasi.

Salah satunya adalah pabrikan asal Jepang, yaitu Yamaha.

Belum lama ini, Yamaha Jepang mengumumkan akan memberikan donasi untuk membantu Ukraina.

Hal ini dikutip dari pengumuman resmi yang dirilis oleh Yamaha Jepang.

"Yamaha Motor Sumbangkan Bantuan Kemanusiaan untuk Ukraina dan Wilayah Sekitarnya

IWATA, 16 Maret 2022 - Yamaha Motor Co., Ltd. (Tokyo: 7272) hari ini mengumumkan keputusannya untuk menyumbangkan 700.000 dolar AS untuk bantuan kemanusiaan bagi Ukraina dan wilayah sekitarnya.

Donasi ini akan dilakukan melalui Japan Platform, sebuah organisasi nirlaba, dan dana tersebut akan digunakan secara eksplisit untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang membutuhkan.

Yamaha Motor menyampaikan simpati yang terdalam kepada semua korban yang terkena dampak krisis ini dan berharap untuk kembali ke perdamaian secepat mungkin." tulis siaran resmi itu.

Baca Juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Diam-diam Simpan Motor Langka Mirip Lambretta

Terlihat dari siaran resmi tersebut, donasi yang diberikan oleh Yamaha sebesar 700.000 dolar AS.

Jika dikonversikan ke Rupiah, nominal tersebut berada di angka sekitar Rp 10 Miliar.

Mengutip dari The Japan News, sebelumnya Yamaha dikabarkan stop pengiriman produk ke Rusia.

Pabrikan tersebut menangguhkan pengiriman ke Rusia dan menghentikan produksi di sana akibat invasi Rusia ke Ukraina tersebut.

Yamaha Motor Co., yang menjual sepeda motor dan mesin motor untuk kapal di Rusia, juga menangguhkan ekspor dari Jepang dan negara lain ke Rusia.

Perusahaan menyebut jaringan logistik yang kacau sebagai alasan untuk menangguhkan bisnis.

Dengan Rusia menghadapi kritik global, branding perusahaan juga menjadi perhatian.

“Sangat sulit untuk memutuskan apakah akan melanjutkan operasi kami di Rusia,” kata seorang pejabat dari pabrikan besar Jepang dikutip dari The Japan News.