Find Us On Social Media :

Parah Uang Negara Dipakai untuk Menembaki dan Membunuh Mati Pemotor 1 Kepala Dihargai Rp 200 Juta

By Aong, Minggu, 22 Mei 2022 | 17:12 WIB
Foto ilustrasi pemotor ditembaki dan dibunuh (Istimewa/ebay.co)

MOTOR Plus-online.com - Benar-benar miris uang negara disalah gunakan dan dipakai untuk membunuh pemotor.

Parah uang negara dipakai untuk menembaki dan membununuh mati pemotor 1 kepala dihargai Rp 200 juta memang kelewatan. 

Harusnya uang negara dipakai untuk keperluan masyarakat seperti pemotor juga kebagian.

Ini uang negara diselewengkan untuk keperluan pribadi dipakai untuk bayar pembunuh bayaran.

Korbannya pemotor bernama Najamuddin Sewang yang ditembaki hingga mati ketika sedang mengendara motor. 

Najamuddin Sewang tewas ditembak saat bermotor dan melintas di Jalan Danau Tanjung Bunga, Makassar, Minggu (3/4/2022) lalu.

Sedangkan orang yang menggunakan uang negara untuk menembaki dan membutuh pemotor tersebut Kasatpol PP Kota Makassar Muhammad Iqbal Asnan.

Iqbal Asana menggunakan uang negara untuk bayar pembunuh bayaran yang seorang anggota polisi.

Baca Juga: Oknum Polisi Mengendara Honda BeAT Tembak Mati Pemotor Yamaha Mio Bayarannya Rp 85 Juta

Baca Juga: Dua Maling Motor di Lampung Kena Tembak Setelah Nekat Mencuri Motor Milik Polisi di Masjid

Dari hasil rekonstruksi yang digelar dua hari, Kamis (19/5/2022) dan Jumat (22/5/2022), Iqbal Asnan merencanakan pembunuhan tersebut sejak 2020.

Dia menyuruh empat orang rekannya yakni dua honorer Pemkot Makassar dan dua orang polisi.

Fakta tersebut terkuak dari Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang diurai Polda Sulsel.

Dalam BAP tersebut diketahui bahwa Iqbal Asnan menyerahkan uang Rp 20 juta di ruang kerjanya kepada Asri (tersangka) yang merupakan ajudan pribadinya.

Kepada Asri, Iqbal Asnan mengatakan bahwa uang tersebut adalah uang operasional Satpol PP.

Uang tersebut diminta Iqbal agar Asri menyerahkannya kepada Sulaiman, seorang anggota kepolisian.

Dalam kesaksiannya, sang ajudan mengurai beberapa fakta kejadian.

Termasuk soal momen saat Iqbal memberikan alamat lengkap Najamuddin Sewang kepada Asri dan disampaikan ke Sulaiman.

Diperintahkan demikian oleh sang bos, Asri pun menemui tersangka lainnya, CA di sebuah masjid.

Baca Juga: Polisi Versus Maling Motor Di Tangerang Kejar-Kejaran Hingga Baku Tembak, Satu Pelaku Tewas

Usai bertemu, Sulaiman dan Asri pun berboncengan menuju ke arah rumah korban.

Mereka lantas minum kopi bersama di sebuah warung sebelum akhirnya Asri menyerahkan uang Rp 20 juta dari Iqbal kepada para eksekutor.

Penyerahan uang tersebut dilakukan di pinggir jalan yang sempat dilihat oleh beberapa warga yang lewat.

Buang Barang Bukti

Proses rekonstruksi kasus penembakan Najamuddin Sewang juga dilakukan di jembatan Jl Tanggul Patompo, Kelurahan Balang Baru, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Jumat (20/5/2022) sekira pukul 10.50 wita.

Di jembatan tersebut, tersangka Chaerul membuang dua barang bukti ke sungai.

Ada dua agenda rekonstruksi yang dilakukan. Rekonstruksi pertama, Chaerul menggunakan sepeda motor. Kemudian singgah tepat di atas jembatan.

Di jembatan tersebut, Chaerul memperagakan adegan membuang jaket ojek online yang telah dilepas sebelumnya setelah menembak Najamuddin di pertigaan Jl Danau Tanjung Bunga.

Setelah membuang jaket, Chaerul kemudian memperagakan agenda kedua.

Ia mengambil senjata api yang ia gunakan. Kemudian mengeluarkan peluru dan membuangnya ke sungai.

Setelah melakukan dua agenda rekonstruksi tersebut, Chaerul kemudian dibawa ke Polsek Tamalate.

Sebelumnya, Chaerul juga telah memperkirakan empat adegan rekonstruksi di pertigaan Jl Danau Tanjung Bunga.

Di pertigaan tersebut Chaerul memperagakan saat menembak Najamuddin hingga tewas.

Setelah menembak dan memastikan Najamuddin terjatuh dan tewas, Chaerul lalu melepas jaket dan menyimpannya di bagian depan sepeda motornya.

Jaket itulah yang dibuang saat tiba di tanggul.

Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Reonald Truly Sohomuntal Simanjuntak mengatakan ada 28 adegan yang dilaksanakan selama rekonstruksi.

28 adegan tersebut dilakukan disejumlah lokasi termasuk di jembatan Jl Tanggul Patompo.

"Ada delapan titik lokasi," katanya saat diwawancarai di Mapolsek Tamalate usai melakukan rekonstruksi.

Reonald menambahkan bahwa Chaerul telah memantau Najamuddin saat bertugas di CPI 3 April lalu.

Saat Najamuddin pulang, Chaerul pun mengikutinya. Kemudian menembaknya di pertigaan Jl Danau Tanjung Bunga.

"Dia menembak dengan jarak sekitar 3 meter," katanya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: Mantan Kasatpol PP Makassar Gunakan Uang Negara untuk Sewa Oknum Polisi Habisi Najamuddin Sewang.