MOTOR Plus-Online.com - Pemerintah bersama PT Pertama bakal melakukan pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Setelah aturan itu jadi, BBM bersubsidi tak lagi bisa dinikmati semua orang.
Adapun BBM bersubsidi yang dimaksudkan adalah jenis solar dan pertalie.
Anggota Komite Badan Pengatur Hilir dan Gas Bumi (BPH Migas) Saleh Abdurrahman mengatakan jika penyaluran solar dan pertalite rencananya akan memanfaatkan aplikasi.
Aplikasi yang digunakan yakni MyPertamina.
Dengan mendata BBM bersubsidi, nantinya pembelian dapat dibatasi.
"Nanti (pembelian) dengan sistem digitalisasi MyPertamina akan efektif, jadi tidak bisa mengisi berulang," kata Saleh dikutip dari Kompas.com.
Pelanggan yang dapat menikmati BBM bersubsidi bakal diminta untuk mengisi data diri di aplikasi MyPertamina.
Baca Juga: Ini Kata Pertamina Soal Pembelian Bensin Pertalite Bakal Dilarang Buat Mobil Mewah
Data tersebut kemudian akan diverifikasi oleh pihak BPH Migas untuk memastikan jika pembeli BBM bersubsidi solar dan pertalite merupakan pelanggan yang berhak.
"Jadi kan mesti register dulu di Mypertamina, lalu diverifikasi oleh BPH Migas, yang tentu bekerja sama dengan instansi terkait," ucap Saleh.
Saleh mengungkapkan penerapan penggunaan aplikasi MyPertamina terkendala oleh kondisi masyarakat yang masih banyak belum menggunakan ponsel pintar.
Sehingga terkait teknis di lapangan masih dikaji dan akan lebih dahulu disosialisasikan sebelum diterapkan.
"Maka perlu sosialisasi dulu, baru diterapkan," jelas Saleh.
Sementara itu, Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T Pertamina Irto Ginting mengungkapkan akan dilakukan sosialisasi untuk memastikan masyarakat memiliki akses terhadap layanan MyPertamina.
Baca Juga: Isi Pertalite ke Motor Yang Harusnya Diisi Pertamax Efeknya Apa? Simak Kata Ahli
Rancangan MyPertamina untuk pembelian Solar dan Pertalite hingga kini masih terus dipersiapkan, salah satunya penentuan kriteria penerima BBM bersubsidi.
"Jadi masih dalam proses, karena yang utama saat ini adalah penentuan kriteria penerima subsidi," ungkap Irto.