Find Us On Social Media :

Di Thailand Ganja Dilegalkan Boleh Dikonsumsi dan Ditanam Pemotor

By Aong, Senin, 20 Juni 2022 | 22:12 WIB
Ilustrasi ganja dilegalkan tapi dilarang untuk merokok (Kompas.com)

MOTOR Plus-online.com - Sampai sekarang siapa pun dilarang mengkonsumsi apalagi menanam ganja.

Asyik ganja dilegalkan boleh dikonsumsi dan ditanam pemotor ketawa senang hahaha sarbu pesta digelar.

Pemakaian ganja meski dilarang namun banyak yang penasaran pengen mencoba dan ketagihan.

Bukan saja ganja dipakai diisap bersama rokok bikin pikiran melayang dan katanya bikin jiwanya tenang.

Bahkan katanya ganja bisa bikin enak rasa masakan sehingga bikin penasaran untuk mencobanya.

Namun kini penyuka ganja seperti pemotor atau biker dibuat senang karena ganja boleh dikonsumsi dan ditanam.

Tapi perlu diingat pemakaian atau konsumsi ganja berlaku pada daerah tertentu.

Bahkan masyarakat banyak yang pergi ke tempat tersebut hanya untuk konsumsi ganja.

Baca Juga: Polisi Tertawa Lepas Haha Tukang Ojek Lapor Beli Ganja Dikasih Rumput, Kasat Narkoba Cek Kebenarannya

Baca Juga: Kocak, VIdeo Tukang Ojek Tertipu Beli Daun Ganja Dikasih Daun Seledri, Malah Lapor Polisi

Adapun tempat atau negara yang kini melegalkan konsumsi ganja untuk masyarakat umum yaitu Thailand.  

Mulai Kamis (9/6/2022), Thailand melegalkan penanaman ganja dan konsumsi ganja di dalam makanan dan minuman.

Keputusan tersebut menjadikan Thailand sebagai negara Asia pertama yang melegalkan penanaman ganja dan dikonsumsi di makanan dan minuman.

Kendati demikian, pelegalan tersebut tidak termasuk merokok ganja.

Merokok ganja tetap termasuk tindakan ilegal dan melanggar hukum di sana.

Pada Kamis, antrean pembeli mengular di gerai yang menjual minuman, permen, dan makanan lain yang mengandung ganja.

Reuters melaporkan, legalisasi penanaman ganja dan konsumsinya untuk makanan disambut baik oleh kelompok pro-ganja.

“Setelah Covid-19, ekonomi menurun, kami benar-benar membutuhkan ini,” kata Chokwan Kitty Chopaka, pemilik toko yang menjual permen karet ganja.

Kendati demikain, pihak berwenang tetap akan mencegah ledakan penggunaan ganja dengan menerapkan sejumlah pembatasan.

Salah satunya adalah batasan ekstraksi kadar senyawa psikoaktif ganja, tetrahydrocannabinol (THC), yang tidak lebih dari 0,2 persen.

Selain itu, penanam ganja harus mendaftarkan dirinya di aplikasi pemerintah yang dinamakan PlookGanja.

Hampir 100.000 orang telah mendaftar ke aplikasi tersebut, kata pejabat Kementerian Kesehatan Thailand Paisan Dankhum.

Mereka yang melanggar aturan terbaru tersebut masih bisa menghadapi hukuman penjara dan denda.

Thailand, yang memiliki tradisi menggunakan ganja untuk menghilangkan rasa sakit dan kelelahan, melegalkan ganja untuk obat pada 2018.

Pemerintah Thailand akan membagikan satu juta tanaman ganja gratis ke rumah tangga di seluruh negara pada Juni 2022, untuk menandai aturan baru yang mengizinkan warga menanam ganja di rumah, kata Menteri Kesehatan Anutin Charnvirakul.

Anutin mengumumkan kebijakan tersebut di Facebook pada 8 Mei.

Ia menyatakan niatnya untuk menanam tanaman ganja seperti tanaman rumah tangga.

Aturan baru yang mulai berlaku pada 9 Juni ini akan mengizinkan warga menanam tanaman ganja di rumah setelah memberitahu pemerintah daerah.

Akan tetapi, tanaman ganja itu harus memiliki tingkat medis dan digunakan secara eksklusif untuk tujuan pengobatan.

Selain itu, ganja tidak boleh digunakan untuk tujuan komersial tanpa izin lebih lanjut.

Kebijakan ini merupakan langkah terbaru dalam rencana Thailand untuk menerapkan ganja sebagai tanaman komersial.

Sekitar sepertiga dari tenaga kerja "Negeri Gajah Putih" bekerja di bidang pertanian, menurut Bank Dunia.

Di wilayah yang terkenal dengan hukuman keras terhadap obat-obatan terlarang, Thailand pada 2018 menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang melegalkan ganja untuk penelitian dan penggunaan medis.

Negara kerajaan itu juga melonggarkan undang-undang lokal seputar ganja.

Produsen minuman Thailand dan perusahaan kosmetik tahun lalu bergegas meluncurkan produk dengan rami dan CBD, senyawa di ganja yang tidak memabukkan, setelah penggunaannya disetujui untuk barang-barang konsumen.

Dalam unggahan di Facebook lebih lanjut pada 10 Mei, Anutin menyebutkan bahwa perusahaan Thailand yang terdaftar untuk melakukannya dapat menjual produk ganja yang mengandung kurang dari 0,2 tetrahydrocannabinol atau THC, bagian dari ganja yang membuat orang mabuk.

"Ini akan memungkinkan warga dan pemerintah menghasilkan lebih dari 10 miliar baht (Rp 4,2 triliun) per tahun pendapatan dari ganja dan rami," tulis Anutin.

Kitty Chopaka pengusaha ganja yang berbasis di Bangkok mengatakan kepada CNN, undang-undang itu dimaksudkan untuk membolehkan orang-orang menggunakan tanaman ganja dalam teh atau sup obat.

Dia menambahkan, meskipun penggunaan narkoba untuk rekreasi tetap ilegal, "merokok ganja akan terjadi, dan tidak mungkin (pemerintah) dapat menghentikannya."

Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul: Thailand Resmi Legalkan Penanaman dan Konsumsi Ganja, Pembeli Makanan dan Minuman Ganja Membeludak.