Find Us On Social Media :

Motor Belum Bayar Pajak Terancam Tak Bisa Isi Pertalite Karena MyPertamina Terhubung Data di Samsat

By Aong, Senin, 5 September 2022 | 20:07 WIB
Motor atau mobil belum bayar pajak terancam tak bisa isi Pertalite (Gridoto/motorplus)

MOTOR Plus-online.com - Harga Pertalite sudah mengalami kenaikan namun dalam pembeliannya tetap harus pakai MyPertamina

Motor belum bayar pajak terancam tak bisa isi Pertalite karena MyPertamina terhubung data di Samsat jadi ketahuan.

Pembelian Pertalite menggunakan MyPertamina tujuannya agar dalam tersalurkan tepat sasaran yang dituju.

Untuk menentukan kendaraan atau motor bisa isi Pertalite data STNK akan terhubung dengan MyPertamina.

Jadi, mungkin saja suatu saat nanti karena data STNK terhubung dengan MyPertamina akan dikembangkan lagi fungsinya.

Misalnya motor atau mobil yang belum bayar pajak kendaraan akan tidak bisa isi Pertalite atau Solar.

Tapi tenang, sementara ini data STNK hanya dipakai untuk menentukan kendaraan yang layak isi Pertalite atau Solar.

Ditegaskan manajemen PT Pertamina (Persero), walau harga BBM subsidi naik, pembelian BBM dengan aplikasi My Pertamina tetap harus dijalankan.

Baca Juga: Ramai Isi Bensin di SPBU Pertamina Harus Nominal Ganjil Agar Tidak Dicurangi, Benarkah Demikian?

Baca Juga: Harga BBM Naik, Cobain Tips Cara Berkendara Supaya Irit Bensin dari Bos Yamaha

Kabarnya mobil 1.500 cc ke bawah saja yang boleh pakai BBM bersubsidi alias Pertalite.

Sedangkan untuk motor hanya kapasitas di bawah 250 cc yang boleh isi Pertalite.

Untuk itu, Pertamina berkolaborasi dengan Korlantas Polri dalam pendataan kendaraan yang boleh dan tidak konsumsi Pertalite.

Dikutip dari Gridoto.com, Dirgakkum Korlantas Polri, Brigjen Pol Yusri Yunus mengakui pihaknya memang bekerja sama dengan Pertamina soal data kendaraan.

"Betul, saat ini kami di Bali melakukan rakor soal data kendaraan untuk MyPertamina," ungkap Brigjen Yusri Yunus.

Katanya Polri punya data yang lengkap profil kendaraan.

"Kepemilikan berdasarkan STNK, nomor kendaraan, termasuk kapasitas kendaraan. jadi data ini akan kami sinkronkan di aplikasi itu," jelas Brigjen Yusri Yunus.

Adanya data kepemilikan ini, Brigjen Yusri Yunus berharap penerapan pembatasan kendaraan yang menggunakan BBM bersubsidi berlaku, My Pertamina bisa langsung digunakan.

Baca Juga: Harga Pertalite Sudah Naik Tapi Pembeliannya Masih Dibatasi Lewat MyPertamina, Ini Alasannya

"Tentu saja misalnya, jika aturan dari pemerintah membatasi kendaraan di atas 1.500 cc tidak boleh pakai Pertalite, secara otomatis data di My Pertamina akan menolak untuk digunakan membeli BBM bersubsidi itu," tutupnya.

Dipertegas Erick Thohir 

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan penyaluran subsidi bahan bakar minyak (BBM) tepat sasaran pakai aplikasi MyPertamina.

Salah satunya dengan cara menghubungkan aplikasi MyPertamina dengan data kepolisian dan PT Telkom.

"Segera saya rapatkan bagaimana sinkronisasi data Telkom dengan Pertamina ini bisa menjadi sesuatu yang baik, apalagi kalau bisa nanti saya akan mengajak Pak Kapolri untuk mendapat dukungan data nomor mobil dan jenisnya," kata Erick di tengah kunjungan kerjanya ke Belanda, Sabtu (3/9/2022).

Menurut Erick, penyaluran subsidi BBM harus tepat sasaran seiring dengan upaya pemerintah menekan beban subsidi yang mencapai Rp 502 triliun.

Sebab selama ini, subsidi justru dinikmati oleh masyarakat yang mampu. "Seperti yang disampaikan Bapak Presiden, 70 persen yang menikmati subsidi yang mampu.

Artinya apa? Ya tidak mungkin yang mampu disubsidi. Kalau yang kurang mampu, wajib (disubsidi)," ujar Erick.

Belum diketahui kapan sinkronisasi data dengan kepolisian dan Telkom ini terealisasi.

Erick mengatakan perlu waktu, apalagi aplikasi MyPertamina sendiri masih ada kekurangan sejak diluncurkan Juli 2022 lalu.

Namun ia meyakini ini bisa terwujud dengan baik. "Kita sudah pernah melakukan dengan cara misalnya PeduliLindungi, kan bisa," kata Erick.

"Kita sudah pernah melakukan dengan cara misalnya PeduliLindungi, kan bisa," kata Erick.

Presiden Joko Widodo akhirnya mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mulai dari Pertalite, Solar, dan Pertamax. Harga terbaru BBM bersubsidi dan non-subsidi itu mulai berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30.

Penyesuaian harga BBM terbaru mulai sore nanti yakni sebagai berikut:

Harga Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter

Harga Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter

Harga Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter

Wacana kenaikan harga BBM bersubsidi mencuat dalam beberapa waktu terakhir seiring membengkaknya nilai subsidi energi yang mencapai Rp 502 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, anggaran subsidi dan kompensasi energi akan kembali membengkak sebesar Rp 198 triliun, jika tidak ada kenaikan harga BBM Pertalite dan Solar.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Pastikan Subsidi BBM Tepat Sasaran, Erick Thohir: MyPertamina Akan Terhubung dengan Data Kepolisian dan Telkom.