Find Us On Social Media :

Harga Pertalite Naik, Lebih Hemat Motor Bensin atau Motor Listrik? Menteri ESDM Kasih Hitungan

By Yuka S., Rabu, 21 September 2022 | 19:25 WIB
Foto ilustrasi. Kenaikan harga Pertalite bikin bertanya, lebih hemat motor bensin atau motor listrik? Ini hitungan Menteri ESDM. (MOTOR Plus-online.com/Erwan Hartawan)

MOTOR Plus-Online.com - Kenaikan harga Pertalite bikin bertanya, lebih hemat motor bensin atau motor listrik? Ini hitungan Menteri ESDM.

Naiknya harga Pertalite dan BBM lain menjadi banyak bikers bertanya, kira-kira lebih hemat motor bensin atau motor listrik?

Menteri ESDM pun memberi hitungan antara motor bensin dengan motor listrik.

Mengutip Kompas.com, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memberikan penjelasan.

Ia mengatakan konversi motor berbahan bakar minyak (BBM) ke listrik akan memberi penghematan yang lumayan besar bagi masyarakat.

“Jika per liter BBM (harga lama) Rp 7.650 per liter itu akan terkumpul biaya untuk pembelian BBM sebesar Rp 2,3 juta rupiah untuk membeli BBM," kata Arifin dalam siaran pers, Selasa (20/9/2022).

"Tetapi jika menggunakan motor listrik dia cuma mengeluarkan uang sebesar Rp 585.000 dengan harga BBM yang sekarang Rp 10.000 per liter maka perbedaanya akan semakin besar," sambungnya.

Menurutnya, konversi motor BBM ke listrik ini musti dilakukan karena adanya peningkatan jumlah kendaraan yang cukup drastis.

Dengan rata-rata pertumbuhan 4,1 persen per tahun, yang didominasi kendaraan roda dua alias motor sebanyak 121 juta unit pada 2021.

Baca Juga: Konversi Motor Listrik Tidak Bisa Sembarangan, Bikers Harus Paham Tahapannya

“Program konversi (motor BBM ke listrik) diharapkan mampu memberikan dampak sangat signifikan baik efisiensi maupun pengelolaan lingkungan," ujarnya.

"Saat ini di Indonesia ada sekitar 120 juta sepeda motor, jika per satu motor menggunakan BBM 0,34 liter per hari dikalikan dengan 120 juta itu sama dengan 700.000 barrel crude yang digunakan,” lanjutnya.

Ia menambahkan, akan ada efek jika semakin banyak masyarakat yang beralih menggunakan motor listrik.

Maka diperkirakan akan menjadi cikal bakal Indonesia membangun industri otomotifnya sendiri.

Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan/atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah telah ditetapkan untuk percepatan pelaksanaan program penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.

Salah satu percepatan dalam Inpres tersebut dengan program konversi kendaraan bermotor bakar menjadi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.

Suzuki Satria R 120 hasil konversi motor listrik (Aditya Prathama/ MOTOR Plus-online)

"Saat ini program motor listrik masih dalam skala pilot project tetapi dalam program pilot project ini kita juga sudah mempunyai 4 bengkel tersertifikasi dan saat ini adalagi 40 bengkel lagi yang mengajukan untuk pelatihan bagaimana bisa melakukan konversi, ini akan terus ditumbuh kembangkan," kata Arifin.

Arifin mengatakan, program ini diharapkan dapat menumbuhkan kegiatan ekonomi baru.

Perakitan yang dilakukan oleh bengkel-bengkel service tentunya akan memerlukan tenaga kerja baru dan perputaran roda ekonomi.

Baca Juga: Suzuki Thunder Kalah, Mobil Ini Punya Tangki Jumbo Muat 120 Liter Bensin Pertalite

"Bayangkan saja ada 120 juta motor kali Rp 10 juta hitung-hitung kurang lebih ada sekitar Rp 10 triliun aktifitas untuk mengkonversi termasuk juga pemasangang-pemasangannya," katanya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lebih Hemat Motor BBM atau Listrik? Ini Hitungan Menteri ESDM"