Find Us On Social Media :

Kenapa BRIN Ragukan Nikuba Alat Modifikasi Motor Ubah Air Jadi Bahan Bakar

By Reyhan Firdaus, Rabu, 5 Juli 2023 | 17:45 WIB
Ramai disebut-sebut, Nikuba, alat pengubah air jadi BBM. (Hai.grid.id)

MOTOR Plus-online.com - Nikuba lagi ramai dibicarakan karena disebut merubah air jadi bahan bakar.

Berita viral soal Nikuba sudah ada sejak lama, namun kembali naik daun karena alat yang diciptakan Aryanto Misel ini bikin geger.

Soalnya Aryanto Misel disebut terbang ke Italia, dan menerima kontrak dengan pabrikan besar seperti Ducati sampai Ferrari.

Banyak yang skeptis soal modifikasi motor pakai Nikuba merubah air menjadi bahan bakar, salah satunya adalah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Peneliti di BRIN meragukan Nikuba bisa menjadi bahan bakar, karena banyak faktor yang harus diperhatikan.

Pertama, kita kenali dulu cara kerja Nikuba, dalam merubah air menjadi bahan bakar seperti mesin motor. 

Nikuba ini memiliki fungsi memisahkan antara hidrogen (H2) dan oksigen (O2) yang terkandung di dalam air (H2O),” sebut Aryanto Misel dari rilis resmi-nya.

Aryanto Misel melanjutkan, hidrogen yang telah terpisah, dialirkan menuju ruang bakar mesin.

Untuk itulah, digunakan tabung berisi air yang diberi elektrolis, agar dipisahkan menjadi gas hidrogen dan oksigen.

Gas hidrogen ini yang disalurkan menuju karburator, lalu oksigen yang terpisah juga diolah jadi gas hidrogen, menggunakan anoda dan katoda dari aki motor.

Banyak yang salut soal Nikuba, meski peneliti memberikan analisa soal kreasi Aryanto Misel ini.

Apalagi Aryanto Misel mengklaim Nikuba bisa membuat motor berjalan 500 km, cukup pakai air murni satu liter.

Seperti Arifin Nur, Peneliti Laboratorium Motor Bakar BRIN yang meragukan klaim Nikuba.

Dikutip dari Kompas.tv di program AIMAN, Arifin meragukan klaim Nikuba yang bisa menggerakan motor sejauh 500 km, cukup pakai air.

"Secara teori, air bisa jadi bahan bakar namun tidak efisien," jelas Arifin yang juga peneliti di Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu.

Arifin melanjutkan, kalau teknologi mirip Nikuba sudah ada, bahkan sudah diteliti oleh BRIN di tahun 2012.

Nikuba diklaim dapat menjadikan air sebagai bahan bakar (Tribun Jabar)

Namun teknologi memisahkan hidrogen dari air, disebut Arifin masih belum efisien.

"Efisien yang dimaksud, jadi dibutuhkan daya listrik yang besar untuk elektrolis, dibandingkan energi yang dihasilkan," kata Arifin.

Karena itulah, Nikuba yang cukup butuh aki motor, belum siap menghasilkan daya yang besar untuk jadi penggerak mesin.

Selain itu, Arifin juga menyebut riset soal hidrogen bisa menggerakan motor itu butuh banyak ubahan lain.

"Dulu pernah dites di Honda BeAT tahun 2017, harus dirubah seperti timing pengapian, karena kecepatan bahan bakar Hidrogen 10 kali lebih cepat dari bensin," jelas Arifin.

Arifin melanjutkan, ada beberapa analisa kenapa motor yang menggunakan Nikuba bisa berjalan.

"Saya mencurigai masih ada kebocoran dari bensin, yang digunakan di motor tersebut sehingga motor tetap bisa jalan," kata Arifin

Meski demikian, BRIN tetap terbuka soal inovasi bahan bakar alternatif, termasuk para peneliti BRIN sendiri.

Seperti Eniya Listiani Dewi, Periset Ahli Utama BRIN yang meriset zinc-air fuel cell (ZAFC).

Kelebihan fuel cell dibanding baterai atau aki, adalah fuel cell bisa diisi bahan bakar lagi seperti hidrogen, metanol dan hidrokarbon lain. 

Teknologi ZAFC ini, sudah dipublikasikan di jurnal dalam maupun luar negeri, mencapai 160 judul.

Makanya hidrogen disebut Eniya saat diwawancarai Kompas.tv, jadi fokus pengembangan energi alternatif.

Apalagi Indonesia sebagai negara kepulauan, punya sumber daya air yang banyak untuk produksi hidrogen.

Kita tunggu ya pengembangan hidrogen lebih lanjut, baik dari pihak peneliti BRIN maupun orang-orang seperti Aryanto Misel.

Buat yang penasaran penjelasan peneliti BRIN soal teknologi Nikuba, bisa disimak videonya DI SINI.