MOTOR Plus-online.com - Jadi pembalap MotoGP merupakan mimpi bagi semua pembalap profesional.
Sampai-sampai status pembalap MotoGP lebih tinggi statusnya dari seorang presiden.
Bagaimana tidak membanggakan status presiden terhitung banyak dengan jumlah negara dikepalai presiden lebih dari 150-an negara di seluruh dunia.
Sementara pembalap MotoGP hanya ada 22 orang saja di seluruh dunia.
Gak salah kalau pembalap MotoGP statusnya lebih tinggi dari jabatan presiden.
Baca Juga: MotoGP 2020 Gak Jelas Kapan Mulainya, Awas Lupa Nomor Start Pembalap MotoGP Idola
Baca Juga: Duh, Bener Nih Pembalap MotoGP Andrea Dovizioso Pensiun Tahun 2021?
Dari total 22 orang yang berstatus jadi pembalap MotoGP memang merupakan mimpi jadi kenyataan.
Apalagi, rata-rata pembalap profesional memang ingin menjadi pembalap MotoGP.
Ternyata dari 22 pembalap ada beberapa yang merasa ada yang kurang greget meski sudah berstatus jadi pembalap MotoGP.
Hal yang mengganjal adalah beberapa pembalap MotoGP tidak bisa mempertahankan nomor start yang dipakainya.
Padahal nomor start sudah seperti identitas diri si pembalap.
Baca Juga: Gak Terasa, Valentino Rossi Jalani Debut Balap di Kelas Capung, Seperempat Abad Silam
Sebut saja pembalap tim Monster Energy Yamaha MotoGP, Valentino Rossi, fanatikan MotoGP langsung ngeh manakal lihat nomor 46.
Begitu juga dengan Marc Marquez yang fanatikan MotoGP langsung ngeh dengan nomor 93.
Lantas siapa sih pembalap MotoGP yang merasa kurang sempurna karena ada satu hal yang mengganjal.
Yaitu pembalap MotoGP yang terpaksa tidak bisa menggunakan nomor start yang jadi jati diri atau identitasnya saat berstatus jadi pembalap MotoGP.
Baca Juga: Bete MotoGP 2020 Belum Mulai, Danilo Petrucci Gak Ngegas Motor MotoGP, Ngegas Alat Ini Juga Jadi
Adalah Miguel Oliveira yang bernaung di tim Red Bull KTM Tech3.
Pembalap asal Portugal itu menjalani debut jadi pembalap profesional di musim 2011 silam.
Miguel Oliveira berkiprah di kelas 125 cc musim 2011 dengan nomor start andalannya 44.
Bahkan nomor 44 itu seperti jadi jati diri atau KTP buat Miguel Oliveira yang terus dipakainya di kelas Moto3 musim 2011-2015.
Bahkan saat di Moto2 dari musim 2016-2018, Miguel Oliveira selalu memasang nomor 44 di tebeng motor balapnya.
Eh, saat Miguel Oliveira didaulat jadi pembalap MotoGP musim 2019 silam.
Bahkan tercatat sebagai orang Portugal pertama jadi pembalap MotoGP.
Sayangnya, impian Miguel Oliveira jadi pembalap MotoGP kurang sempurna.
Baca Juga: Kena Kartu Kuning, Gara-gara Fabio Quartararo Main MotoGP Virtual Race, Tim Sampai Wanti-wanti
Gara-gara, Miguel Oliveira gak bisa menggunakan nomor start yang seudah dipakainya sejak pertama kali berkarier di MotoGP, yaitu 44.
Miguel Oliveira harus mengalah dari pembalap MotoGP yang sudah lebih dulu menggunakan nomor start 44, yaitu Pol Espargaro.
Alih-alih mencari nomor yang baru selain nomor 44, Miguel Oliveira pun menentukan nomor start saat dirinya berstatus pembalap MotoGP dengan nomor 88.
Nomor start 88 itu didapat dari nomor start sebelumnya yaitu 44 dikalikan dengan angka 2.
Jadi Miguel Oliveira tetap mempertahankan atau ada bau-baunya angka 44 yang dianggap jadi nomor sakral buat pembalap dari tim Red Bull KTM Tech3 ini.
Kalaupun Miguel Oliveira ingin sekali menggunakan nomor 44 saat dirinya berstatus pembalap MotoGP.
Pilihannya adalah menunggu Pol Espargaro pensiun.
Atau Miguel Oliveira harus menunjukkan performa terbaiknya sehingga jadi incaran banyak tim MotoGP yang membuatnya bertahan lebih lama di kelas MotoGP.
DAFTAR NOMOR START MIGUEL OLIVEIRA Di MOTOGP
MUSIM | KELAS | MOTOR | TIM | NO START |
2011 | 125cc | Aprilia | Andalucia Banca Civica | 44 |
2012 | Moto3 | Suter Honda | Estrella Galicia 0,0 | 44 |
2013 | Moto3 | Mahindra | Mahindra Racing | 44 |
2014 | Moto3 | Mahindra | Mahindra Racing | 44 |
2015 | Moto3 | KTM | Red Bull KTM Ajo | 44 |
2016 | Moto2 | Kalex | Leopard Racing | 44 |
2017 | Moto2 | KTM | Red Bull KTM Ajo | 44 |
2018 | Moto2 | KTM | Red Bull KTM Ajo | 44 |
2019 | MotoGP | KTM | Red Bull KTM Tech3 | 88 |
2020 | MotoGP | KTM | Red Bull KTM Tech3 | 88 |
Penulis | : | Joni Lono Mulia |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR