MOTOR Plus-Online.com - Motor murah Honda di Cina saudara Honda Scoopy ini bisa tempuh 247 Km sekali full tank, dijual setara Rp 17 jutaan.
Di Cina terdapat sebuah motor murah Honda bergaya retro modern mirip Honda Scoopy dan diklaim irit bahan bakar.
Wuyang Honda merilis motor matic Honda Tapas ini di Cina menyasar kalangan anak muda atau remaja yang menyukai skutik retro modern.
Mengutip Wuyang-honda.com, Honda Tapas hadir dengan gaya retro modern yang mirip Honda Scoopy.
Bedanya, headlamp Honda Tapas terlihat lebih lonjong seperti kapsul dengan lampu LED.
Sedangkan di belakang bentuk stoplampnya terlihat seperti persegi panjang.
Bicara soal mesin, Honda Tapas mengusung mesin 102 cc satu silinder 4-tak injeksi berpendingin udara.
Mesin dengan kompresi 9,5:1 tersebut memuntahkan tenaga sebesar 7,1 dk pada 7.500 rpm dan torsi maksimum 7,4 Nm pada 6.000 rpm.
Makanya Honda Tapas ini cocok untuk dipakai untuk daily commuter di perkotaan.
Bobot motor ini pun tergolong ringan yaitu hanya 95 kg, sedangkan kecepatan tertingginya diklaim bisa menyentuh 80 km/jam.
Kapasitas tangki bahan bakarnya cukup besar hingga mencapai 5,7 liter.
Jika dikombinasikan dengan konsumsi bahan bakarnya yang mencapai 43,5 km/liter, Honda Tapas bisa menempuh jarak hingga sekitar 247,5 km ketika diisi full tank.
Pada bagian roda, memakai pakai pelek model palang tiga yang jadi ciri khas skutik Cina.
Untuk pengereman masih terbilang standar karena pakai rem cakram di depan dan rem tromol di belakang.
Baca Juga: Sejarah Motor Murah Honda BeAT Di Indonesia Ternyata Modelnya Banyak Kalian Pakai yang Mana?
Baca Juga: Cicilan Paling Murah Rp 800 Ribuan, Motor Baru Honda BeAT Bisa Dibawa Pulang Syaratnya Gampang
Fitur-fitur motor ini dilengkapi panel instrumen analog, USB charger, bagasi luas di balik jok, serta rak belakang.
Honda Tapas di Cina dijual mulai 8.280 Yuan atau setara Rp 17,3 jutaan.
Lebih murah dibanding harga Honda Scoopy yang dibanderol mulai Rp. 21,875,000 OTR Jakarta untuk tipe terendah.
Gimana menurut brother tampilan Honda Tapas ini, cocok enggak jika dijual di Indonesia?
Penulis | : | Yuka Samudera |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR