Find Us On Social Media :

Keren, Ternyata Begini Cara Kerja Sistem Injeksi di Motor

By Fadhliansyah, Senin, 3 September 2018 | 14:46 WIB
Throttle body bisa jadi penyebab utama motor injeksi susah langsam (Dok M+)


MOTOR Plus-online.com - Saat ini, motor-motor keluaran terbaru sudah menggunakan teknologi injeksi.

Tapi ternyata enggak benar kalau menganggap injeksi itu sebuah komponen seperti karburator.

Pada sistem pengabutan injeksi, terdiri dari berbagai macam komponen seperti throttle body, ECU (Engine Control Unit), injektor, fuel pump, sampai ke sensor-sensor.

Lalu bagaimana sih sistem kerja injeksi?

(BACA JUGA:Grasstrack Tasikmalaya: Satu Tim Boyong 2 Juara Umum, Bertarung Diantara Debu)

Pada dasarnya, prinsip kerja sistem injeksi adalah mengontrol aliran bahan bakar secara elektronik, mulai dari tangki hingga masuk ke ruang bakar.

Aliran bahan bakar ini diproses dalam bentuk kabut dengan volume, sesuai permintaan mesin sehingga teknologi ini lebih irit dari teknologi pengabut bahan bakar karburator.

Otak pengontrolnya adalah ECU (Engine Control Unit) atau di motor-motor Honda biasa disebut ECM (Engine Control Modul).

"Ketika kunci kontak di posisi On, pompa bahan bakar atau fuel pump akan bekerja selama 2 detik dan memberi tekanan pada selang bahan bakar," kata Dwi Wahyono , Technical Training Instructor Astra Motor Yogyakarta.

(BACA JUGA:Awas! Ini Ciri-ciri Minyak Rem Sudah Kadaluarsa Dan Cara Deteksinya)

Setelah mesin di-start, sensor-sensor seperti throttle position sensor (TPS), intake air temperature (IAT), manifold air pressure (MAP), engine oil temperature (EOT), dan O2 sensor memberikan input ke ECM.

"Setelah motor di-starter, pompa bahan bakar akan bekerja kembali dan injektor akan menyemprotkan bahan bakar. Semua kerja sistem injeksi akan di kontrol oleh Engine Control Modul berdasar input-an sensor-sensor," tambah Dwi.

Lalu, seperti apa input yang diberikan sensor-sensor tersebut?

"Input yang diberikan sensor adalah tegangan. Sebelumnya, sensor disuntik tegangan telebih dulu oleh ECM sebesar 5 Volt, kecuali O2 sensor. Karena sensor ini menghasilkan tegangan sendiri tanpa disuntik oleh ECM," papar Sriyono, Technical Service Division PT Astra Honda Motor (AHM).

(BACA JUGA:Mau Tau Nilai Pertanggungan Asuransi Event Balap Resmi? Nih Bocorannya)

Sensor-sensor ini adalah variable resistor yang sifatnya memberikan tahanan.

Ketika arus diberikan hambatan secara variabel, maka tegangan yang dikeluarkan akan berubah-ubah sesuai besarnya hambatan yang diberikan.

"Perubahan kondisi mesin yang dibaca itu membuat besaran tahanan pada sensor ikut berubah. Sehingga tegangan yang dikirim sensor ke ECM ikut berubah sesuai kondisi mesin yang dibaca," pungkas Sriyono.

Kalau mau lebih gampang bayanginnya, langsung saja tonton video ini Sob!