Find Us On Social Media :

Gila! Dibikin Melejit, Kompresi Yamaha Mio Garapan Ahon Dibikin 16,2 : 1

By Arseen, Minggu, 30 September 2018 | 18:06 WIB
Mio kelas 58-an garapan GRT SMS Ahon (Dok.M+)

MOTOR Plus-online.comWoow, gak salah tuh kompresinya? Ya, motor-motor gopek meter memang didesain gesit dan cepat.

Biasanya, motor-motor bertransmisi CVT ini agak lemot pas start.

Nah, untuk mengakali hal itu, kompresi dibikin tinggi.

Penasaran? Mari simak Yamaha Mio kelas 58-an garapan GRT SMS Ahon ini. 

KOMPRESI.  

(BACA JUGA: Pakai Decal Hulkbuster, Honda CBR250RR Ini Tampil Sangar Sekaligus Mewah!)

Pengapian standar (Dok.M+)
Turun di kelas 58-an, tentunya diameter piston harus sesuai kelasnya.

Rasio kompresinya dipatok hingga 16,2 : 1.

“Pakai piston Honda Sonic 125 yang berdiameter 58,5 mm dengan dome yang dibikin setinggi 2,5 mm. Lalu, sisi samping piston tersebut dibikin mendem 0,3 mm dari bibir blok (tanpa paking). Setelah itu, head dan blok dipapas sama, sebanyak 1,2 mm,” bilang Ferry Kurniawan dari GRT SMS Ahon.

HEAD SILINDER.   

Meski diameter klep wajib standar, klep tersebut dimodifikasi ulang.

(BACA JUGA: Jadi Proyek Iseng Pembalap Senior, Kawasaki Ninja 150R Jadi Perlente Gini)

“Bagian bibir klep dan bagian ujung batang dekat payung klepnya dibubut.

Karburator standar (Dok.M+)
Selain bisa bikin bobotnya lebih enteng, ini juga meminimalisir tabrakan udara ke ruang bakar.

Supaya aliran udara tambah cepat, intake dan exhaust-nya di-porting.

Kurang lebih, bibir intake dibikin 23 mm, lalu keluar klep in dibikin 24,5 mm.

Bagian exhaust-nya, 21 mm dari pipa knalpot dan bagian klep ex-nya menjadi 22 mm,” tambahnya.

(BACA JUGA: Enggak Ada Obatnya! Pakai Spek 58-an, Yamaha Mio Liaran Menang 18 Kali)

KEM.   

Buka-tutup klep diatur ulang.

“Hitungannya, kem in membuka 27° BTDC (sebelum TMA) dan menutup 60° ABDC (setelah TMB).

Kem ex-nya membuka 58° BBDC (sebelum TMB) dan menutup 28° ATDC (setelah TMA). Durasi in 267° dan ex 266°. Sedangkan untuk lift-nya, in 9,6 mm dan ex 9,5 mm,” beber Ferry.

CVT garapan Ahon (Dok.M+)
CVT.   

Bagian penerus daya ke roda belakang tidak banyak diubah.

“Bagian CVT hanya mengerok rumah roller-nya saja, supaya posisi roller lebih tinggi dan posisi belt bisa lebih naik.

Untuk roller-nya sendiri, kombinasi berat 7 dan 8 gram. Selain itu, rasio transmisinya dibubut supaya tipis.

Agar lebih ringan dibanding standarnya,” ucap pria yang ngebengkel di Jl. Bintaro Permai, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

DATA MODIFIKASI:

Kaliper rem    : KTC

Sok depan        : R/T Stage 6

Ban belakang    : Eat My Dust 60/80-17

Pengapian        : Standar

Karburator    : Standar (PJ=50/MJ=130)