Find Us On Social Media :

Karena Hal Ini, Pembalap MotoGP Lebih Dominan Pakai Rem Depan Dibanding Rem Belakang

By Fadhliansyah, Kamis, 11 Oktober 2018 | 09:00 WIB
Marc Marquez di MotoGP Thailand 2018 (Twitter.com/box_repsol)

Jadi ketika akan berakselerasi lagi, kemungkinan highside crash lebih besar karena roda belakang tidak sejajar dengan roda depan.

Teknik pengereman pembalap sangat penting di era ini, karena prinsipnya masih lebih manual.

Jadi berhasil tidaknya, cepat tidaknya, semua bergantung pada sang rider.

Beberapa tahun kemudian sistem pengereman muai berkembang dengan pesat.

(BACA JUGA:Ini Daftar Lengkap Peraih Penghargaan di GridOto Award 2018)

Lalu tiba saatnya penyeragaman software Magneti Marelli yang cukup mengubah sistem di motor, terutama masalah pengereman.

Penyeragaman Magneti Marelli ini membuat peran engine brake control jadi penting.

Pasti tahu dong apa itu engine brake, sering kalian pakai kok.

Engine brake control ini membuat torsi negatif yang dihasilkan menjadi lebih berguna untuk pengereman, sesuai dengan keperluan sang rider.

(BACA JUGA:Di Kelas Matik Entry Level 110 - 125 cc, Honda BeAT ESP Jadi Pemenang di GridOto Award 2018)

Biarpun engine brake sudah punya peran penting, kolaborasinya dengan rem belakang nampaknya juga tak begitu baik.

Selain risiko highside, ban belakang juga mudah tergerus.

Contohnya Marc Marquez saat di Mugello tahun 2015 yang harus keluar balapan karena kebanyakan late braking menggunakan rem belakang.

Saat ini, kolaborasi rem belakang dengan engine brake sudah ditinggalkan.

Canggihnya software Magneti Marelli membuat penggunaan rem depan sangat dominan.

Jika dilihat, saat ini roda belakang motor agak terangkat saat melakukan hard braking ketika mau masuk tikungan.

Rem belakang hanya punya sedikit peran, yakni membantu penyesuaian dan menstabilkan motor.

Untuk mempermudah pemahamanmu tentang rem zaman now MotoGP, tonton video pendek berikut ini