Find Us On Social Media :

Julukan Raja Jalanan, Ini Dia Sejarah Yamaha RX-King di Indonesia

By Indra Fikri, Selasa, 20 Agustus 2019 | 20:20 WIB
Dealer motor RX King all varian milik Arif King Priok. (IG @arifkingpriok)

MOTOR Plus-online.com - Di era 90-an, motor Yamaha RX-King menjadi raja jalanan di Indonesia.

Sebelum ada Yamaha RX-King, padahal jauh sebelum model ini muncul, ada Yamaha sebelumnya yang juga tren pada masanya.

Pada saat itu, motor ini juga sering dicap negatif, karena sering digunakan untuk melakukan tindakan yang melanggar hukum seperti menjambret.

Berikut ini sejarah Yamaha RX-King di Indonesia.

Baca Juga: Dijual Berbagai Merek dan Tipe Mesin Motor Copotan Utuh Tinggal Pasang, Ini Daftar Harganya

Baca Juga: Saling Beradu Muka, Gantengan Mana Yamaha XSR155 Atau Honda CB150R ExMotion?

1. Yamaha RX100 (1977)

Yamaha RX100 (Yamaha)

Nah ini dia sesepuhnya dari keluarga jambret, Yamaha RX100 meluncur pada tahun 1977.

Mesinnya dua tak dengan kubikasi hanya 100cc dengan power 11,5 dk dengan top speed 110 km/jam, terbilang kencang tuh pada masanya!

Yang bikin legendaris, meski punya mesin dua tak konsumsi bensinnya irit banget Sob! Satu liter bisa buat 40 km!

Sebetulnya sebelum RX100, ada RX125 Twin yang dijual di Indonesia pada tahun 1976.

Hanya saja, RX125 Twin bukan keluarga RX karena aslinya bernama RD125 dan hanya ganti nama saja saat masuk Indonesia.

Baca Juga: Jadwal Berubah! Kelas MotoGP Tukeran Sama Moto2 Di MotoGP Inggris 2019

2. Yamaha RX125 (1979)

Yamaha RX125 (Yamaha)

Nah generasi selanjutnya, GridOto.com bahas RX125 satu silinder yah, bukan yang twin.

Mesin dua tak-nya punya kubikasi asli 123cc yang bisa menyemburkan power sampai 13 dk.

Oh ya, sama seperti RX100, Yamaha RX125 masih dibekali 4 percepatan.

Baca Juga: Sama-sama Ganteng, Berapa Sih Selisih Harga Yamaha XSR155 dengan Honda CB150R ExMotion?

3. Yamaha RX-K (1980)

Yamaha RX-K (Bikepics)

Power maksimal 17,5 dk dan bisa digeber sampai 150 km/jam, kebut banget pada masanya!

Yamaha RX-K ini merupakan CBU dari Jepang, makanya punya kedok lampu alias bikini fairing.

Sayangnya motor ini kurang laku di pasar Indonesia dan hanya bertahan hingga tahun 1983 saja.

Baca Juga: Jangan Takut Oli Encer Merusak Mesin, Ini Penjelasan Pihak Repsol

4. Yamaha RX-S (1981)

Yamaha RX-S (Yamaha)

Kalau bapakmu anak motor yang udah mainan motor dari tahun 1980-an, pasti deh bingung dengan banyaknya seri Yamaha RX yang bertebaran saat itu.

Setelah RX-K, Yamaha kembali meluncurkan RX-S yang punya kubikasi 115 cc.

Sama seperti RX-K, Yamaha RX-S juga didatangkan langsung dari Jepang dari tahun 1981 hingga 1983.

Baca Juga: Gara-gara Tiket Seharga Rp 930 Ribu, Gosip Valentino Rossi Pensiun Tahun 2020 Hancur

5. Yamaha RX-Special (1983)

Yamaha RX-Special (bikepics.com)

Makin bingung lagi nih pecinta motor dua tak di Indonesia ketika Yamaha meluncurkan RX-Special.

Kisahnya mirip dengan RX-K yang menjadi RX-King, ternyata RX-Special memang pengembangan dari RX-S.

Mesinnya sendiri sama dengan yang digunakan pada RX-S.

Baca Juga: Virus Baru Lagi, Honda Vario 150 Bergaya Yamaha Lexi, Motor Jadi Terlihat Jangkung

6. Yamaha RX-King Cobra (1983)

RX-King Cobra (Awank/google.plus)

Akhirnya yang sudah ditunggu-tunggu, bisa dibilang inilah motor dua tak Yamaha yang paling legendaris di Indonesia.

Dibuatnya enggak asal-asalan, sebab Yamaha melakukan survey ke berbagai daerah.

Generasi pertama dari Yamaha RX-King diberi julukan Cobra karena bentuk setang dan tangkinya.

Mesin dua taknya masih rakitan Jepang, sedangkan rangkanya rakitan Indonesia.

Ini yang bikin mesin Yamaha RX-King Cobra dengan kode Y1-Y2 jadi incaran pebengkel dan kolektor.

Soal spesifikasi mesinnya, 135cc dengan power maksimal 18,2 dk dan torsinya 15,1 Nm di 8.000 RPM.

Baca Juga: Honda Scoopy Lincah Jadi 125 cc Dipakai Guru Ngaji Naik Turun Kawasan Puncak Dikorek BRT

7. Yamaha RX-Z (1985)

Yamaha RX-Z (Yamaha)

Ibarat saudara kandung tapi beda jalan hidup, begitulah pengibaratan Yamaha RX-Z dengan RX-King.

Perbedaannya dengan RX King di panjang langkah silinder RX-Z yang 56 x 54 mm, sedangkan RX-King 58 x 50 mm.

Makanya RX-Z punya tagline sang penjelajah, karena memang tarikan napasnya lebih panjang kalau digeber.

Desainnya pakai kedok lampu, undercowl, sampai model knalpotnya bikin RX-Z terlihat lebih modern dan racy dibandingkan RX-King.

Oh ya, ada versi full fairing dari RX-Z yang diberi nama Yamaha RZ-R.

Baca Juga: Valentino Rossi Bisa Banget Raih Titel Juara Dunia Ke-10, Asalkan...

8. Yamaha RX-R (1988)

Yamaha RX-R (Yamaha)

Baru tau ada Yamaha RX-R? Wajar, populasinya memang sedikit di Indonesia.

Selain itu kurang laku dibanding RX-King karena desainnya sama, tapi kubikasinya lebih sedikit jadi kesannya nanggung banget.

Yamaha RX-R menggunakan mesin 115 cc yang mirip dengan Yamaha RX-Special.

Jaman sekarang, Yamaha RX-R dengan kondisi baik jadi collector's item buat para pecinta Yamaha RX-series karena emang langka banget yang beredar.

Baca Juga: Debt Collector Panas Dingin, Membentang Spanduk Himbauan Lapor ke Polisi Jika Terjadi Perampasan Motor

9. Yamaha RX-King Master (1996)

Yamaha RX-King Master (Yamaha)

Generasi kedua dari Yamaha RX-King ini muncul di tahun 1996 hingga 2001.

Perbedaannya dengan RX-King Cobra, mulai RX-King Master mesinnya sudah dibuat di Indonesia.

10. Yamaha New RX-King (2002)

Baca Juga: Tren Baru Pasang Sepatbor Yamaha Lexi di Honda Vario 150, Ternyata Harganya Murah Banget

Yamaha New RX-King (Yamaha)

Nah kalau yang satu ini adalah generasi terakhir dari keluarga RX-King sebab dihentikan produksinya karena regulasi emisi.

Padahal RX-King New ini sudah ada penambahan catalytic converter pada knalpotnya sehingga emisinya bisa ditekan.

Selain itu, karena ada catalytic converter itulah asapnya tidak ngebul seperti generasi lamanya, sehingga sering dikatakan RX-King empat tak karena tak ada asapnya.

Uniknya, lampu depannya balik jadi bulat seperti RX100 dan RX125.

Baca Juga: Harga Baru Kawasaki Ninja 250 Agustus 2019, Ada Yang Tidak Sampai Rp 40 Jutaan

RX-King dengan segala perjalanan panjangnya harus dihentikan di tahun 2008.

Tapi karena namanya sudah terlalu legendaris, justru di zaman now harganya malah menjadi tinggi.

Kalau ada yang kondisinya masih baik, dijamin harganya bisa gila-gilaan.