Find Us On Social Media :

Angka Kecelakaan Masih Tinggi, Kemenhub Masukkan Pelajaran Tertib Lalu Lintas ke Kurikulum Sekolah

By M. Adam Samudra,Ardhana Adwitiya, Jumat, 6 Maret 2020 | 19:15 WIB
Ilustrasi pelajar SMP naik motor ditilang polisi. (Jateng.tribunnews.com)

MOTOR Plus-Online.com - Kementerian Perhubungan Darat memprogramkan kampanye Sosialisasi Sadar Lalu Lintas Usia Dini (SALUD).

Hal itu didasarkan pada budaya tertib lalu lintas masyarakat yang masih rendah.

Kemenhub mengatakan, angka kecelakaan diatas 50-70 persen atau rata-rata 3 orang meninggal setiap jam.

Direktur Lalu Lintas Jalan Kementerian Perhubungan, Sigit Irfansyah menjelaskan program tersebut.

Baca Juga: Kasus Klitih Teror Yogyakarta, Pelakunya Remaja Bermotor Usia Sekolah, Disdikpora DIY Kesal

Baca Juga: Jadi Tambah Ilmu, Diton Gelar Workshop Pengecatan Motor di Sekolah, Langsung Praktek

"Kita akan mulai dari anak-anak Pra TK kita edukasi mengenai aturan lalu lintas," kata Sigit, Rabu (4/3/2020).

"Kita sudah mulai, jadi yang kita edukasi adalah para guru," sambungnya.

"Cara edukasinya bagaimana? Caranya dengan mengubah nyanyian berbau lalu lintas," lanjutnya.

Kemenhub juga mengajak Kwartir Nasional (kwarnas), satuan organisasi pengelola Gerakan Pramuka Nasional untuk mendidik anak-anak.

Baca Juga: Geger DPR Minta Penerbitan SIM STNK dan BPKB Oleh Kemenhub Kini Ditanggapi Menteri

Enggak tanggung-tanggung, Kemenhub membuat MoU dengan Kwarnas untuk memasukkan pendidikan disiplin dasar berlalu lintas dalam kurikulum pendidikan.

"Kita akan edukasi ke anak-anak pramuka mengenai keselamatan," tambah lagi Sigit.

"Karena mereka adalah bagian dari pengguna sepeda motor," sambungnya.

"Jadi nantinya lomba-lomba yang dilakukan akan diganti dengan keselamatan," sambung Sigit.

Baca Juga: Makin Panjang, Kapolri Pastikan Pegang Penuh Penerbitan SIM, STNK, BPKB, Menteri Perhubungan Langsung Bereaksi

"Kegiatan pramukanya tetap, tapi substansi acaranya tentang aksi keselamatan," lanjutnya.

"Intinya dari pihak Kwarnas juga sudah setuju kita tinggal menunggu MoU," jelasnya.

Kesepakatan di atas tak lepas dari banyaknya remaja dan pelajar bisa berkendara namun secara mental, pola pikir dan kedewasaan dalam berinteraksi di jalan raya masih perlu bimbingan.

Oleh karenanya, diharapkan guru dapat mengajarkan pendidikan keselamatan berlalu lintas kepada anak didik. Supaya suatu saat nanti mereka menjadi pelopor tertib berlalu lintas.

Baca Juga: Perdebatan Motor Masuk Jalan Tol Makin Ramai Dibahas, Kementerian Perhubungan Buka Suara

Sigit mengatakan, masih banyak masyarakat yang tidak mengutamakan keselamatan saat berada di jalan.

Setidaknya ada empat penyebab utama kecelakaan, yakni berbonceng sepeda motor lebih dari dua orang, tidak menggunakan helm, menggunakan hand phone saat mengemudi, dan tidak menggunakan sabuk keselamatan.

Sebagian besar kematian akibat kecelakaan sepeda motor lantaran cedera di kepala.

Untuk itu, pihaknya berharap masyarakat menggunakan helm SNI saat berkendara karena dapat mengurangi risiko kematian akibat kecelakaan.

Baca Juga: Tekan Angka Polusi Udara, Kemenhub Harapkan Para Pengendara Motor Beralih ke Sini

"Jangan pernah anggap remeh perjalanan dekat tidak menggunakan helm, kita mana tahu jika ada kecelakaan? Gunakanlah helm mau itu jauh ataupun dekat," pesannya.