Find Us On Social Media :

Terkuak, Alasan Kota Yogyakarta Lahirkan Banyak Pembalap Motor Top

By Reyhan Firdaus, Rabu, 13 Mei 2020 | 19:00 WIB
Hendriansyah pembalap motor legendaris dari Jogja (MOTOR Plus)

Sirkuit non permanen ini, adalah kawasan lapangan serta parkiran yang disulap jadi sirkuit.

Dengan deretan ban-ban bekas sebagai barrier, para pembalap berlatih mengendalikan motor di sirkuit non permanen ini.

"Karena layoutnya bisa diatur, modelnya jadi teknikal seperti banyak tikungan patah," jelas Hendri panggilan akrab Hendriansyah.

Karena terbiasa sirkuit teknikal, banyak pembalap Jogja lebih pede saat balapan Road Race yang sirkuitnya mirip-mirip.

Baca Juga: Jadi Legenda 2 -Tak, Gak Sangka Ahmad Jayadi Sebut Honda Tena Awalnya Bukan Motor Kencang

Road Race Kelas Underbone 2-tak Ahmad Jayadi (17) pakai Honda Tena dan Hendriansyah (2) pakai Suzuki RG Sport (MOTOR Plus)

Ketika masuk sirkuit permanen pun, para pembalap Jogja ini bisa adaptasi terutama teknik rolling speed alias gantung gas.

"Makanya biar saya bisa ngejar, saya juga latihan di area parkiran Sirkuit Sentul, terutama latihan manuver tajam di U-Turn," lanjut Ahmad Jayadi.

Belum lagi banyak mekanik-mekanik top berdomisili di Jogja.

Contohnya Ibnu Sambodo dari Manual Tech, Haris Sakti Prabowo alias Mlethiz MBKW2, Widya Krida Laksana alias Gendut GDT Racing, serta Mitayanto SP alias Antok Fast-Tech.

Baca Juga: Keren, Meski Sudah Raih 9 Piala, ART Yogyakarta Tetap Lakukan Riset