Find Us On Social Media :

Apa Bagusnya Sih Pakai BBM Rekomendasi Pabrikan? Nih Penjelasan Ahli

By Erwan Hartawan, Sabtu, 27 Juni 2020 | 18:45 WIB
Ngovi Sabtu ini diskusi soal bensin sesuai standar pabrikan motor (Istimewa)

MOTOR Plus-Online.com - Media Otomotif Group menggelar NgoVi alias Ngobrol Virtual soal bensin rekomendasi pabrikan untuk mesin motor atau mobil.

Diskusi kali yang berjudul 'Pakai BBM Rekomendasi Pabrikan, Untung atau Buntung?' berlangsung Sabtu (27/6/2020).

Yang menampilkan panelis Ahli Konversi Energi, Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Tri Yuswidjajanto.

Selain itu ada juga pihak dari APM motor ada Endro Sutarno (Technical Service Division PT Astra Honda Motor) dan Nurkholis (National Technical Leader PT Toyota-Astra Motor).

Acara ini mendapat antusias besar dari para pecinta otomotif.

Baca Juga: Mau Tahu Untung atau Buntung Pakai Bensin Rekomendasi Pabrikan Motor?

Baca Juga: Jangan Sembarang Isi Bensin, Simak Daftar Motor yang Gak Bisa Nenggak Premium, Termasuk Punya Bikers?

Tercatat lebih dari 200 audience mengikuti acara ini.

Bahkan lebih dari 100 pertanyaan memadati kolom pertanyaan.

Acara ini diangkat dari keresahan para pemilik motor yang masih bingung saat motornya harus diisi bensin apa.

Yap, pasti ke pemilik motor banyak memiilih dari segi harga.

Baca Juga: Gak Ragu Lagi, Ini Bensin Premium Pertalite atau Pertamax yang Cocok untuk Berbagai Merek dan Tipe Motor (Part 2)

Pastinya bensin paling murah yang diminati para pemilik motor.

Tapi perlu brother catat nih, enggak semua spek mesin motor cocok dengan semua RON besin loh.

Menurut Ahli Migas, Prof. Tri Yuswidjajanto menjelaskan spesifikasi bahan bakar sudah diatur oleh badan bernama World Energy. 

Untuk motor di Indonesia mengikuti standar dunia yaitu Uero 3.

Baca Juga: Jangan Bingung Premium Pertalite atau Pertamax, Ini Daftar Bensin yang Cocok Sesuai Merek dan Tipe Motormu

"Kita harus tau bensin yang masuk kategori (Uero) 3 dan 4 minimal oktan yang digunakan adalah tidak ada yang dibawah RON 91," kata Prof Yus sapaan akrab rof. Tri Yuswidjajanto dalam acara Ngovi Otomotif Grup.

"Alternatifnya bisa 91,92, bisa 98 dan seterusnya," lanjutnya.

Namun Prof Yus memberikan catatan penting, saat ini motor sudah mempunyai teknologi yang cukup canggih.

"Teknologi ini membuat sering perbandingan kompresi ini tidak bisa dikaitkan langsung dengan RON yang harus dipilih," terang Prof Yus.

Baca Juga: Siap-siap Premium dan Pertalite Langka, Ini Alasan Dua Jenis Bensin Itu Akan Dihapus

Salah pemilihan dalam RON bensin bisa menyebabkan pembakaran yang buruk.

Nantinya pembakaran yang buruk artinya ada pembakaran yang tidak sempurna akan berdampak pada emisi.

"Emisi nantinya berdampak juga pada masyarakat, selain itu emisi akan berujung pada polusi udara," jelas Prof Yus.

"Polusi dari gas buang sebetulnya imbas kesehatannya sangat besar, sebagai contoh Karsinogen yang bisa merusak organ," ia menambahkan.

Baca Juga: Sering Disepelein, Tapi Sudah Tau Cara Benar Isi BBM Self Service?

"Jadi selain kerusakan pada mesin, kerugian terbesar dalam kesalahan bensin yaitu kesehatan dan lingkungan akibat polusi," lanjutnya.

Prof Yus menegaskan gas buang yang tinggi kemungkinan besar diakibatkan penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai dengan teknologi mesin kendaran.

Oleh karenya ia mengimbau dalam pemilihan bahan bakar bisa mengikuti rekomendasi dari pabrikan.

Dalam Kesempatan yang sama Endro Sutarno selaku Technical Service Division PT Astra Honda Motor menegaskan untuk para pemilik motor bisa mengikuti rekomendasi dari pabrikan.

Baca Juga: Terkuak Sudah! Ternyata Ini yang Bikin Harga Bensin di Indonesia Paling Mahal, Begini Hitungannya

Rekomendasi ini bisa dilihat dari buku manual yang didapat pemilik motor saat pembelian motor.

"Sebelum kita menggunakan atau memilih bahan bakar sebaiknya baca dulu ini bertujuan agar perfoma mesin tetap baik," kata Endro.

"Selanjutnya ini bisa membuat komponen mesin tetap awet, irit bahan bakar dan emisi gas buangnya sesuai regulasi dari pemerintah," lanjut Endro.

"Begitu juga jika konsumen lebih aktif lagi, lakukan lah servise periodiknya di bengkel-bengkel resmi," tambahnya.