Find Us On Social Media :

Marc Marquez Ogah Terima Gaji Tahun 2020, Pengamat Bilang Pencitraan

By Indra Fikri, Selasa, 16 Februari 2021 | 08:55 WIB
Pembalap tim Repsol Honda, Marc Marquez ogah terima gaji tahun 2020 dari Honda, pengamat MotoGP bilang itu pencitraan. (Twitter/MarcMarquez93)

MOTOR Plus-online.com - Pembalap tim Repsol Honda, Marc Marquez ogah terima gaji tahun 2020 dari Honda, pengamat MotoGP bilang itu pencitraan.

Niatnya baik, sopan, dan penuh dengan tanggung jawab moral yang patut dicontoh.

Menurut laporan dari 'AS' Spanyol, Marc Marquez sempat meminta manajernya untuk tidak menerima gaji tahun 2020, karena cedera pada balapan pertama di Jerez.

Namun, permintaan tersebut ditolak oleh pihak Honda, yang bagaimanapun menghargai niat baiknya.

Baca Juga: KTM Protes, Stefan Bradl Gak Boleh Gantiin Marc Marquez di MotoGP 2021

Baca Juga: Jelang MotoGP 2021, Marc Marquez Malah Pamer Otot Sambil Minta Sesuatu

Jumlah gaji yang seharusnya diterima Marquez cukup fantastis, yakni mencapai 15 juta Euro atau sekitar Rp 254 miliar.

Di GPOne, Pengamat MotoGP, Carlo Pernat memberikan pendapatnya tentang hal ini.

“Ini adalah salah satu manuver politik paling klasik. Saya akan melakukannya sendiri,” kata pria yang pernah menduduki jabatan puncak olahraga di Aprilia.

Kita membayangkan bahwa dia tahu apa yang dia bicarakan.

Baca Juga: Update Kondisi Pembalap MotoGP Marc Marquez, Dokter Beri Kabar Gembira

"Saya yakin, sebelum Marquez mengungkapkannya, Honda sudah terlebih dulu membayar sebagian gajinya pada musim lalu," lanjutnya.

"Tindakannya hanyalah pencitraan agar opini publik tentangnya tetap positif. Ujung-ujungnya, Honda juga yang diuntungkan," ucap Penat.

"Mereka akan dianggap sebagai perusahaan yang hebat karena tetap membayar gajinya walau tidak membalap," sebutnya.

Lebih lanjut, Carlo Pernat mengatakan bahwa ada sesuatu yang ingin dicapai oleh juara dunia delapan kali tersebut.

Baca Juga: Juara Dunia MotoGP 2020 Terang-terangan Ingin Duel Dengan Marc Marquez

"Jelas, Marquez sedang menyembunyikan sesuatu. Dia sadar betul harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi," tutup Carlo Pernat.