Find Us On Social Media :

Ini Jenis Vaksin Covid-19 Disuntikan Buat Kepala Mekanik Juara MotoGP 2020

By Erwan Hartawan, Selasa, 20 April 2021 | 10:30 WIB
Sosok crew chief Joan Mir, Frankie Carchedi (kiri) bersama Joan Mir (Suzuki Racing)

MOTOR Plus-Online.com - Ini jenis vaksin yang disuntikkan buat kepala mekanik juara MotoGP 2020, Frankie Carchedi.

Nama Joan Mir menjadi sorotan setelah memenangi juara dunia MotoGP 2020.

Apalagi sebenarnya Joar Mir jadi juara dunia MotoGP dengan mengoleksi 1 kali kemenangan saja.

Ia berhasil meraih podium puncak saat berada di MotoGP Eropa 2020 di sirkuit MotoGP Ricardo Tormo Valencia, (15/11/2020).

Baca Juga: Catat Bro, Kadishub Tetap Larang Mudik Bagi Yang Sudah Vaksin

Baca Juga: Mantap! Vaksinasi Covid-19 Wartawan di Balai Kota DKI Jakarta Lancar

Meski begitu juara dunia MotoGP tentu membuat hidup Joan Mir cukup berubah.

"Orang-orang mengenali saya di jalan, mereka meminta foto saya," ujar Joan Mir dikutip dari Sport.es.

"Perubahan itu sudah banyak."

Namun ia tak mau lama terbuai dengan hasil kemenangan tahun lalu.

Baca Juga: Jelang MotoGP Qatar 2021 Johann Zarco Tolak Vaksin Covid-19, Kenapa?

Joan Mir menginginkan Suzuki GSX-RR miliknya menjadi sedikit lebih maju di semua bidang pada tahun 2021.

Suzuki telah melakukan pekerjaan yang baik pada GSX-RR yang menunjukkan bahwa mesin empat silinder segaris masih dapat mengimbangi mesin V4 yang bertenaga.

Nah salah satu aktor keberhasilan Joan Mir yakni sang kepala mekanik.

Siapa lagi kalo bukan Frankie Carchedi.

Baca Juga: Pembalap Dan Kru MotoGP Mulai Divaksin, Begini Kata Bos Dorna Sports

Meski dari balik layar, nama Frankie Carchedi jadi peracik jitu kemenangan juara dunia MotoGP 2020.

Baru-baru ini Frankie Carchedi mengumumkan telah mendapat vaksin.

Pengumuman itu disiarkan melalui akun twitternya @frankiecarchedi.

Ia menjelaskan vaksin yang diterimanya yakni AstraZeneca.

Baca Juga: Dorna Sports Siapkan Vaksin Covid-19 Untuk Pembalap Dan Tim MotoGP

"Terima kasih untuk semua doa yang baik. Sangat disayangkan tetapi menunjukkan protokol berfungsi dengan baik!"

"Saya telah mendapatkan dosis pertama Astra Zeneca dan saya yakin itulah alasan saya merasa sehat. Semoga berhasil," tulisnya.

Vaksin AstraZeneca memang sedang dalam perbincangan hangat.

Vaksin ini sempat diberhentikan beberapa negara akibat kasus kematian akibat pengumpalan darah dari efek samping vaksin.

Tapi tau gak nih bro dari mana vaksin ini berasal.

Baca Juga: Driver Ojek Online Akan Divaksin Covid-19 Besok, ini Lokasinya

Meski memakai nama AstraZeneca, vaksin ini bukan milik Astra Internasional lo, he..he..he...

AstraZeneca adalah holding company atau perusahaan induk yang bergerak di bidang riset, pengembangan, dan manufaktur produk farmasi.

Perusahaan ini didirikan pada 17 Juni 1992, dan bermarkas di Cambridge, Inggris.

Produk-produk dari AstraZeneca telah banyak digunakan di bidang kesehatan, meliputi onkologi, kardiovaskular, ginjal, metabolisme dan pernapasan.

Baca Juga: Bamsoet Minta Pemerintah Prioritaskan Pembalap Untuk Vaksin Covid-19

AstraZeneca dan Universitas Oxford telah mencapai kesepakatan tentang pengembangan dan distribusi vaksin Covid-19.

Dalam kesepakatan itu, AstraZeneca akan bertanggung jawab di bidang pengembangan dan manufaktur global, serta pendistribusian vaksin AZD1222 ke seluruh dunia.

Vaksin Oxford/AstraZeneca adalah vaksin vektor adenovirus simpanse.

Maksudnya, tim pengembang vaksin mengambil virus yang biasanya menginfeksi simpanse.

Kemudian dimodifikasi secara genetik untuk menghindari kemungkinan konsekuensi penyakit pada manusia.

Vaksin vektor adenovirus telah dikembangkan sejak lama, khususnya untuk melawan malaria, HIV, dan Ebola.

Baca Juga: Wow, Dealer Motor Honda Disulap Jadi Tempat Penyaluran Vaksin Covid-19

Urusan takaran, Vaksin AstraZeneca diberikan dalam dua dosis dengan jumlah masing-masing 0,5 mililiter.

Mengutip siaran pers AstraZeneca Indonesia, satu dosis vaksin AstraZeneca disebut memiliki efikasi 76 persen terhadap Covid-19.

Dengan gejala dalam 90 hari pertama setelah vaksinasi, tanpa penurunan perlindungan yang signifikan selama periode ini.

Efikasi vaksin setelah pemberian dosis kedua lebih tinggi apabila diberikan dengan interval yang lebih lama.

Bisa mencapai 81,3 persen jika interval pemberian dosis pertama dan kedua mencapai 12 minggu atau lebih.