Find Us On Social Media :

Demi Dapat Pertalite, Curhatan Seorang Pemotor Harus Keliling Hingga Dua SPBU

By Yuka Samudera, Jumat, 10 Juni 2022 | 18:05 WIB
Ilustrasi. Curhatan seorang pemotor demi dapat Pertalite harus keliling hingga dua SPBU. (Kompas.com)

MOTOR Plus-Online.com - Curhatan seorang pemotor demi dapat Pertalite harus keliling hingga dua SPBU.

Pertalite dikabarkan mulai langka di beberapa daerah di Indonesia.

Seperti cerita seorang pemotor asal Kudus yang musti keliling dua SPBU demi mendapat bensin Pertalite.

Mengutip TribunJateng.com, sejumlah warga masyarakat Kabupaten Kudus kesulitan mencari Pertalite.

Hal ini sehingga membuat antrean panjang di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Salah satu di antaranya Riko Rahman, pemotor di Kudus yang keliling sampai dua lokasi SPBU untuk mendapatkan Pertalite.

"Baru ini susah cari Pertalite, keliling sampai dua kali baru ini dapat. Antrenya juga panjang," ujarnya, saat ditemui di SPBU Prambatan 44.593.01, Kamis (9/6/2022).

Padahal dirinya sengaja mengisi bensin pada pagi hari‎ untuk menghindari antrean.

Baca Juga: Aplikasi MyPertamina Sebagai Syarat Beli Pertalite di SPBU Tinggal Tunggu Presiden Jokowi Ketok Palu

"Sebenarnya isi pagi biar nggak antre, ternyata panjang antreannya," ujarnya.

Kondisi antrean panjang juga terlihat di SPBU Matahari 44.593.04.

Beberapa pengendara memilih Pertalite yang harganya lebih murah dibandingkan Pertamax.

"Tadi datang jam 5 pagi. Datangnya 16 KL (kilo liter), biasanya 24 KL. Tibanya juga nggak menentu," ucapnya.

Antrean pertalite di SPBU Prambatan‎ 44.593.01, Kamis (9/6/2022).‎ (Raka F Pujangga/TribunJateng)

Dia menceritakan, agar ‎semua konsumen bisa menikmati pertalite maka penggunaannya dibatasi setiap 5 KL.

"Jadi setiap 5 KL, harus ditutup biar sif siang dan malam juga kebagian. Karena kebutuhannya di sini 20 KL, tapi dikirimnya 16 KL," ujarnya.

Secara terpisah, PT Pertamina Patra Niaga berkomitmen menyalurkan Pertalite di Kudus.

Hal ini dikemukakan Area Manager Communication, Relations, & CSR Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho.

Baca Juga: Beli Bensin Pertalite Bakal Diwajibkan Pakai Aplikasi MyPertamina, Mulai Kapan?

"Penyaluran rata-rata harian Pertalite di Kudus dari rentang 17 Mei-7 Juni 2022 adalah 224 kiloliter. Sementara itu, rata-rata harian Pertalite di Kudus pada 1 Januari-31 Maret 2022 (sebelum penyesuaian harga Pertamax) adalah 211 kiloliter," ujarnya.

Menurut Brasto, ada peningkatan penyaluran rata-rata harian Pertalite di Kudus di rentang 17 Mei-7 Juni 2022 dibandingkan 1 Januari-31 Maret 2022 sebesar 6,2 persen.

Peningkatan tersebut dilakukan setelah melihat permintaan BBM yang meningkat.

"Realisasi penyaluran Pertalite tahun 2022 di Kudus oleh Pertamina Patra Niaga sebenarnya jauh melebihi kuota yang ditetapkan pemerintah," jelasnya.

Disebutkan, kuota Pertalite untuk Kudus yang ditetapkan pemerintah adalah 63.122 kiloliter atau 173 kiloliter per hari.

Ia menambahkan untuk Juni-Desember 2022, kuota rata-rata harian Pertalite di Kudus sebenarnya adalah 139 kiloliter.

"Penyaluran rata-rata harian Pertalite di atas kuota rata-rata harian tersebut menunjukkan bahwa PT Pertamina Patra Niaga tetap menyalurkan Pertalite di Kudus dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan konsumen, bahkan rata-rata harian saat ini melebihi 29 persen dari kuota rata-rata harian sepanjang 2022 atau melebihi 61 persen dari rata-rata kuota harian Juni-Desember 2022," jelasnya.

Brasto menerangkan, Pertalite termasuk BBM penugasan dari pemerintah yang terdapat unsur kompensasi dari pemerintah kepada Pertamina Patra Niaga menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berdasarkan kuota yang ditetapkan pemerintah.

Baca Juga: Pakar Bilang Subsidi Pertalite Lebih Cocok Hanya Untuk Motor, Begini Penjelasannya

"Dengan demikian, kami mengimbau konsumen yang mampu agar menggunakan Pertamax dan Pertamax Turbo sesuai spesifikasi kendaraan karena Pertalite adalah BBM yang realisasi kuotanya akan dibayar menggunakan APBN," ingatnya.

Dia menambahkan, SPBU juga tidak diperkenankan menjual Pertalite dengan jerigen yang untuk diperjualbelikan kembali (pengecer).

"Pertalite bukan jenis BBM untuk dijualbelikan kembali. Pertalite diperuntukkan bagi kendaraan bermotor dan usaha pertanian atau bidang lainnya. Untuk usaha pertanian atau bidang lainnya bisa membeli Pertalite bukan untuk kendaraan bermotor selama mendapatkan rekomendasi dari instansi pemerintah daerah terkait dan tidak untuk diperjualbelikan kembali," ujarnya.

Brasto menyebutkan, pihaknya memonitor stok di SPBU menggunakan aplikasi monitoring stok SPBU.

"Apabila konsumen atau masyarakat memiliki pertanyaan dan keluhan terhadap produk dan layanan Pertamina, bisa menghubungi Pertamina Call Center 135," tutupnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul "Riko Keliling Dua SPBU di Kudus Untuk Dapat Pertalite"