Find Us On Social Media :

Pendapatan Ojol Per Hari Mengkhawatirkan, 50℅ Lebih Tak Punya Pekerjaan Sampingan

By Albi Arangga, Senin, 10 Oktober 2022 | 12:00 WIB
Hasil survei menjelaskan pendapatan driver ojol perhari cukup mengkhawatirkan. (MOTOR Plus-online/ A. Ridho)

MOTOR Plus-Online.com - Lima puluh persen lebih driver ojol tidak memiliki pekerjaan sampingan, padahal pendapatan mereka per hari cukup mengkhawatirkan. 

Badan Penelitian dan Pengembanagn (Balitbang) Kementerian Perhubungan melakukan survei kepada para driver ojek online alias ojol

Survey ini dilakukan pada periode 13-20 September 2022 berbasis data dari berbagai media survei online di wilayah Jabodetabek

Survei pertama berkaitan dengan pendapatan yang didapat driver ojol per hari. 

Hasilnya, pendapat driver ojol per hari hampir sama dengan pengeluaran operasionalnya. 

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat, Djoko Setijowarno. 

Pendapatan per hari pengemudi hampir sama dengan biaya operasionalnya. Terbanyak rata-rata pendapatan per hari Rp 50.000– Rp 100.000 (50,10 persen) dan biaya operasional per hari terbanyak kisaran Rp 50.000– Rp 100.000 (44,10 persen)," ujarnya dikutip dari Kompas.com, Senin (10/10/2022). 

Hasil survei juga menunjukkan, driver ojol didominasi oleh pria (81 persen) dengan usia terbanyak 20-30 tahun (40,63 persen) serta lama bergabung menjadi pengemudi ojek online terbanyak kurang dari 1 tahun (39,38 persen).

Baca Juga: Potensi BSU Ojol Tidak Tepat Sasaran Asosiasi Ojol Pertanyakan Pemerintah

"Status sebagai pekerjaan utama 54 persen dan sebagai pekerjaan sampingan 46 persen," lanjutnya. 

Kemudian, pendapatan driver ojol berkurang setelah diberlakukan tarif baru akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Sebelum pemberlakuan tarif baru banyaknya pesanan ojol sekitar 5-10 kali (46,88 persen) dan sesudah pemberlakuan tarif baru berkurang dari 5 kali (55,65 persen).

Hasil survei juga menunjukkan, 52,08 persen driver ojol mengaku jarang mendapatkan bonus dari aplikator dan 37,40 persen menyatakan tak pernah mendapat bonus.

Sementara, 75,79 persen mengaku jarang mendapatkan tip dari penumpang.

"Dengan adanya pemberlakuan tarif baru, sebagian pengguna jasa ojek online mengurangi penggunaan dan tak sedikit yang berpindah ke angkutan lain," kata Djoko.

Umumnya, hasil survei tersebut menunjukkan bahwa masyarakat belum memahami tarif ojol yang dikenakan.

Ia mengatakan, kenaikan tarif ojol yang hampir bersamaan dengan kenaikan harga BBM cukup dirasakan oleh masyarakat.

Baca Juga: Driver Ojol Dapat Jaminan Kesejahteraan jika Gabung di Grab

"Namun, sebagian masyarakat memahami bahwa kenaikan tarif bertujuan untuk kesejahteraan pengemudi," pungkasnya.

Artikel ini sebagian tayang di kompas.com yang berjudul Hasil Survei Kemenhub: Pendapatan Pengemudi Ojol Hampir Sama dengan Biaya Operasional